Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PBNU Sebut Kunjungan Paus Fransikus Kontranarasi terhadap Radikalisme

Basuki Eka Purnama
12/9/2024 09:45
PBNU Sebut Kunjungan Paus Fransikus Kontranarasi terhadap Radikalisme
Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus menyampaikan pidatonya saat berkunjung di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024).(MI/Susanto)

PENGURUS Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU Najih Arromadloni menilai kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia menjadi kontranarasi tegas terhadap radikalisme dan ekstremisme.

"Menjadi bantahan nyata terhadap narasi-narasi ekstremisme yang mencoba memecah belah persatuan bangsa," ujar Gus Najih, sapaan
akrabnya, dalam keterangan resmi, Kamis (12/9).

Kehadiran pemimpin tertinggi umat Katolik dunia itu di tanah air dipandang sebagai langkah konkret dalam memperkuat persaudaraan dan kerukunan antara umat beragama, terutama Islam dan Katolik.

Baca juga : PBNU: Kunjungan Paus Fransiskus Jadi Fondasi untuk Indonesia Emas 2045

Gus Najih menekankan kunjungan tersebut bukan hanya sebuah simbol, tetapi harus dimaknai sebagai momentum rekonsiliasi di tengah tantangan ekstremisme yang pernah memicu konflik berbasis agama di Indonesia.

"Kunjungan ini harus kita maknai sebagai upaya untuk memperkuat kerukunan, memperkuat perdamaian, dan juga upaya untuk memperkuat
rekonsiliasi," ucapnya.

Lebih lanjut, Gus Najih juga mengapresiasi langkah simbolik yang dilakukan Imam Besar Masjid Istiqlal dalam menunjukkan persahabatan dengan Paus Fransiskus. 

Baca juga : Tampil di Depan Paus Fransiskus, Jane Callista Merasa Bahagia dan Senang

Menurutnya, tindakan itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi justru mencerminkan esensi Islam sebagai agama perdamaian.

"Apa yang dilakukan oleh Imam besar Istiqlal dan Paus sesungguhnya adalah suatu hal yang sangat bermakna, sangat simbolik dan sama sekali tidak melanggar ajaran Islam," kata dia.

Kunjungan itu, menurut Gus Najih, membawa pesan kuat bahwa agama harus menjadi sumber solusi, bukan pemicu konflik.

Baca juga : Ini Tiga Pesan Paus Fransiskus untuk Indonesia

Ia berharap keteladanan para pemuka agama seperti Paus Fransiskus dan tokoh-tokoh agama di Indonesia bisa menginspirasi masyarakat hingga ke tingkat akar rumput, demi menciptakan kerukunan yang lebih nyata di masyarakat.

Paus Fransiskus juga dipuji karena menghadirkan contoh kepemimpinan yang inklusif dan penuh kasih sayang. Gus Najih berharap upaya-upaya perdamaian ini dapat terus diperkuat di tingkat internasional, sekaligus
menjadi bantahan nyata terhadap narasi-narasi radikal yang mengancam perdamaian dunia.

"Indonesia juga harus tetap ingat akan pentingnya memperjuangkan keadilan global, termasuk dalam isu Palestina, sebagai bagian dari komitmen kemanusiaan yang mendasar," pungkasnya. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya