Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

9 Ciri Terkena Virus Mpox, Gelajanya Mirip Cacar dan Campak

Reynaldi Andrian Pamungkas
28/8/2024 17:00
9 Ciri Terkena Virus Mpox, Gelajanya Mirip Cacar dan Campak
Petugas kesehatan menyosialisasikan penyakit cacar monyet kepada masyarakat di Puskesmas Kedaung, Tangerang Selatan, Banten(ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin)

CACAR monyet atau virus Mpox yang sebelumnya dikenal sebagai virus monkeypox, adalah anggota dari genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae.

Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1958 pada monyet yang digunakan dalam penelitian laboratorium, sehingga dinamai monkeypox. Namun, sumber alami utama virus ini adalah hewan pengerat, bukan monyet.

Ciri-ciri atau gejala seseorang yang terkena virus mpox (monkeypox) umumnya muncul dalam dua tahap utama, yaitu fase prodromal (awal) dan fase erupsi.

Baca juga : Dokter: Tak Semua Pasien Mpox Harus Dirawat di Rumah Sakit

Berikut 9 Ciri Terkena Virus Mpox

1. Demam

  • Tanda Awal: Salah satu tanda pertama terkena mpox adalah demam tinggi, yang bisa mencapai lebih dari 38,5°C.

2. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening (Limfadenopati)

  • Ciri Khas: Pembengkakan kelenjar getah bening sering terjadi di leher, ketiak, atau selangkangan. Ini adalah tanda yang membedakan mpox dari cacar air atau penyakit sejenis lainnya.

3. Sakit Kepala

  • Gejala Umum: Sakit kepala yang parah sering muncul bersamaan dengan demam.

4. Nyeri Otot dan Punggung

  • Ketidaknyamanan Fisik: Nyeri pada otot (mialgia) dan punggung sering dirasakan oleh pasien.

5. Kelelahan dan Lemas

  • Kondisi Tubuh: Pasien biasanya merasa sangat lelah dan lemas, dengan energi yang sangat rendah.

6. Ruam Kulit

Tanda Utama: Ruam muncul sekitar 1 hingga 3 hari setelah demam dimulai. Ruam biasanya dimulai di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain seperti tangan, kaki, dan bahkan telapak tangan dan telapak kaki. Ruam ini berkembang melalui beberapa tahap:

  • Makula: Bercak datar berwarna merah pada kulit.
  • Papula: Benjolan keras yang terangkat.
  • Vesikel: Lepuhan kecil berisi cairan.
  • Pustula: Lepuhan berisi nanah.
  • Krusting: Lepuhan mengering dan membentuk keropeng atau krusta, yang akhirnya akan terlepas.

7. Lesi Kulit

  • Evolusi Ruam: Lesi kulit yang muncul bisa berkembang menjadi luka terbuka. Lesi ini bisa terasa gatal atau nyeri, dan biasanya mengering dalam waktu 2-4 minggu.

8. Gejala Pernafasan atau Mata

  • Kemungkinan Komplikasi: Dalam beberapa kasus, bisa juga terjadi gejala seperti sakit tenggorokan, batuk, atau konjungtivitis (mata merah).

9. Penyembuhan

  • Perjalanan Penyakit: Setelah lesi kulit mengering dan krusta terbentuk, biasanya penyembuhan memakan waktu beberapa minggu, dan lesi bisa meninggalkan bekas luka permanen.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda-tanda ini, terutama setelah kontak dengan orang atau hewan yang berpotensi terinfeksi, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis.

Penanganan dini dan isolasi yang tepat bisa membantu mencegah penyebaran virus lebih lanjut. Gejala virus mpox (monkeypox) memiliki kemiripan dengan beberapa penyakit lain, terutama dalam fase awal infeksi.

Baca juga : WHO Luncurkan Rencana Strategis Global Atasi Mpox

Berikut 3 Gejala yang Mirip dengan Virus Mpox

1. Cacar Air (Varicella)

  • Kemiripan: Mpox dan cacar air sama-sama menyebabkan ruam kulit yang berkembang menjadi lepuhan berisi cairan. Ruam pada kedua penyakit ini biasanya dimulai di wajah dan tubuh, kemudian menyebar ke anggota tubuh lainnya.
  • Perbedaan: Salah satu perbedaan utama adalah pembengkakan kelenjar getah bening yang khas pada mpox, yang jarang terjadi pada cacar air. Ruam mpox juga cenderung lebih tebal dan lebih tahan lama dibandingkan ruam cacar air.

2. Cacar (Smallpox)

  • Kemiripan: Mpox memiliki banyak kemiripan dengan cacar karena keduanya berasal dari keluarga virus yang sama (Orthopoxvirus). Gejala seperti demam tinggi, ruam kulit yang berkembang menjadi lepuhan, dan nyeri tubuh umum terjadi pada kedua penyakit ini.
  • Perbedaan: Mpox biasanya kurang parah dibandingkan dengan cacar, dan tingkat kematian akibat mpox jauh lebih rendah. Pembengkakan kelenjar getah bening juga lebih sering terjadi pada mpox.

3. Campak (Measles)

  • Kemiripan: Pada tahap awal, gejala mpox seperti demam, kelelahan, dan ruam kulit dapat mirip dengan campak. Ruam campak juga biasanya dimulai di wajah dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
  • Perbedaan: Ruam campak biasanya berbentuk bercak-bercak merah yang datar, sementara ruam mpox berkembang menjadi lepuhan berisi cairan atau nanah. Campak juga sering disertai dengan tanda khas berupa bercak putih kecil di dalam mulut (Koplik spots), yang tidak muncul pada mpox.

Virus Mpox menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai monkeypox atau mpox pada manusia. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti demam, sakit kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam yang berkembang menjadi lesi kulit. 

Lesi ini sering muncul di wajah, tangan, dan kaki, dan bisa berkembang menjadi lepuhan berisi cairan atau nanah yang kemudian mengering.

Penyebab dan Pencegahan virus Mpox

Penularan

  • Penularan dari Hewan ke Manusia: Terjadi melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, atau melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit hewan.
  • Penularan dari Manusia ke Manusia: Bisa terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi kulit dari orang yang terinfeksi, serta melalui droplet pernapasan dalam jarak dekat. Kontak dengan barang-barang yang telah terkontaminasi oleh cairan atau lesi juga bisa menyebabkan penularan.

Pencegahan

  • Vaksinasi: Vaksin cacar (smallpox) dapat memberikan perlindungan terhadap mpox, karena kedua virus ini memiliki kemiripan yang tinggi.
  • Isolasi: Pasien yang terinfeksi harus diisolasi untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain.
  • Kebersihan: Mencuci tangan dengan sabun, menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien, dan menghindari kontak dengan hewan liar yang mungkin terinfeksi adalah langkah pencegahan utama.

Mengatasi infeksi virus mpox (monkeypox) melibatkan langkah-langkah pencegahan, perawatan simptomatik, serta pengelolaan kasus untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Baca juga : WHO Berencana Mengucurkan Dana Senilai Rp2,1 Triliun untuk Atasi Wabah Mpox

Berikut 6 Langkah jika Terkena virus Mpox

1. Isolasi Pasien

  • Isolasi Mandiri: Pasien yang terinfeksi harus diisolasi untuk mencegah penyebaran virus ke orang lain. Ini berarti pasien harus tinggal di ruangan yang terpisah dari anggota keluarga lainnya, dan menggunakan peralatan makan serta kebersihan pribadi yang terpisah.
  • Kontak Terbatas: Hanya orang yang memberikan perawatan langsung yang harus berinteraksi dengan pasien, dan mereka harus menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker, sarung tangan, dan pelindung mata.

2. Perawatan Simptomatik

  • Penanganan Demam dan Nyeri: Penggunaan obat-obatan seperti parasetamol dapat membantu mengurangi demam dan nyeri.
  • Perawatan Kulit: Ruam dan lesi kulit harus dijaga tetap bersih dan kering. Hindari menggaruk atau memecahkan lepuhan untuk mencegah infeksi sekunder.
  • Hidrasi: Pastikan pasien tetap terhidrasi dengan baik, baik melalui minum air yang cukup maupun cairan elektrolit jika diperlukan.
  • Nutrisi yang Baik: Berikan makanan yang bernutrisi untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.

3. Pengobatan Spesifik

  • Antiviral: Meskipun tidak ada pengobatan spesifik untuk mpox, obat antivirus yang dikembangkan untuk mengobati cacar (seperti Tecovirimat) mungkin efektif melawan mpox. Penggunaan obat ini biasanya dipertimbangkan untuk kasus yang parah atau untuk pasien dengan risiko komplikasi tinggi.
  • Vaksinasi: Vaksin cacar (smallpox) yang tersedia juga diketahui memberikan perlindungan terhadap mpox. Vaksin ini dapat diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi atau telah terpapar virus untuk mencegah perkembangan penyakit.

4. Pencegahan Penyebaran

  • Kebersihan: Sering mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol dapat membantu mencegah penyebaran virus.
  • Dekontaminasi: Membersihkan dan mendisinfeksi barang-barang yang mungkin telah terkontaminasi oleh pasien, seperti linen, pakaian, dan permukaan rumah tangga.
  • Hindari Kontak dengan Hewan Terinfeksi: Hindari kontak dengan hewan liar yang mungkin menjadi sumber infeksi, terutama di daerah endemik.

5. Monitoring dan Dukungan Medis

  • Pemantauan Gejala: Pantau perkembangan gejala pasien. Jika gejala memburuk atau muncul komplikasi, segera cari perawatan medis lebih lanjut.
  • Dukungan Psikologis: Infeksi mpox dan isolasi bisa menyebabkan stres, sehingga dukungan psikologis atau konseling mungkin diperlukan.

6. Pelaporan dan Penelusuran Kontak

  • Pelaporan Kasus: Infeksi mpox harus segera dilaporkan kepada otoritas kesehatan setempat untuk penanganan yang tepat dan penelusuran kontak.
  • Penelusuran Kontak: Identifikasi dan pantau orang-orang yang telah melakukan kontak dekat dengan pasien untuk mengontrol penyebaran.

Dengan langkah-langkah ini, pengelolaan infeksi mpox dapat dilakukan secara efektif, mengurangi risiko komplikasi, dan mencegah penularan ke orang lain.

Status Terkini

Meskipun mpox paling sering dilaporkan di daerah pedesaan Afrika, beberapa wabah baru-baru ini terjadi di luar wilayah endemik, termasuk di negara-negara non-endemik.

Ini menyoroti pentingnya kewaspadaan global dan upaya kesehatan masyarakat untuk mengendalikan penyebaran virus ini. (Z-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya