Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sikapi Mpox, Menkes Sebut Tak Ada Pembatasan WN Afrika  

Fetry Wuryasti
27/8/2024 14:30
Sikapi Mpox, Menkes Sebut Tak Ada Pembatasan WN Afrika  
Rapat Terbatas terkait Penanganan Mpox dan Persiapan Penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (27/8).(Fetry Wuryasti/MI)

 

MENTERI Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan pemerintah tidak akan melakukan pembatasan di pintu masuk negara kepada warga negara (WN) Afrika menyusul merebaknya kasus cacar monyet atau monkeypox (Mpox). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan Mpox menjadi darurat kesehatan dunia atau PHEIC.


Menurut Menkes langkah itu dilakukan karena Indonesia akan menjadi tuan rumah  Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali pada 1-3 September 2024.
"Jadi, tidak ada (pembatasan). Karena memang WHO juga tidak menganjurkan diskriminasi dari orang-orang yang datang, dan benar, pengalaman kita kalau ditutup masuknya kan bisa dari titik lain juga," kata Budi Gunadi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (27/8).

Baca juga : Menkes : Varian Clade 1B Alasan WHO Naikkan Status Kedaruratan Mpox


Indonesia akan mengundang 51 negara dengan 22 di antaranya merupakan negara dari kawasan Afrika yang notabenenya mencatatkan kasus Mpox paling banyak. Menkes menuturkan bahwa langkah pemerintah saat ini ialah memperkuat surveilans atau pengawasan di setiap pintu masuk Indonesia antara lain skrining suhu kepada pelaku perjalanan. Apabila diketahui ada yang memiliki suhu tubuhnya tinggi, ujar dia, akan dilakukan tes polymerase chain reaction (PCR).


Selain itu, imbuh Menkes, seluruh pendatang dari luar negeri juga harus mengisi data di aplikasi satu sehat hingga declaration form. Pemerintah  juga telah menyediakan tempat karantina bagi mereka yang positif terpapar virus Mpox.


"Kalau positif, kita kirim langsung ke rumah sakit untuk isolasi dulu sambil kita genome sequence variannya. Kalau variannya 2B, kita tahu 100% sembuh," kata Budi Gunadi. (H-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya