Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Waspada Varian Cacar Monyet Clade Ib yang Lebih Mematikan

Devi Harahap
18/8/2024 20:43
Waspada Varian Cacar Monyet Clade Ib yang Lebih Mematikan
Dua petugas kesehatan menyosialisasikan penyakit cacar monyet kepada masyarakat di Puskesmas Kedaung, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (1/11/2023(ANTARA/SULTHONY HASANUDDIN)

PLT. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Dr. Yudi Pramono memastikan bahwa saat ini wabah Mpox clade Ib yang tengah marak di Afrika belum ditemukan di Indonesia. Namun pihaknya terus meningkatkan pengawasan dan pemeriksaan di berbagai perbatasan hingga memaksimalkan penanganan vaksin.

Surveillance atau pengawasan menjadi tantangan terbesar, kami terus berupaya agar kasus mpox clade bI ini tidak masuk ke Indonesia. Meskipun WHO mengatakan tidak ada pembatasan pelaku perjalanan dan juga tidak mewajibkan vaksinasi, tapi kami terus pengawasan di pintu masuk bandara untuk mengantisipasi orang-orang yang mulai menampakkan gejala demam,” kata Yudi di Jakarta pada Minggu (18/8).

Selain itu, Yudi juga menyiapkan strategi penanganan Mpox melalui penemuan kasus di seluruh faskes, hingga pemeriksaan di 12 laboratorium secara nasional, melakukan pendidikan epidemiologi bersama komunitas dan mitra HIV AIDS hingga meningkatkan pemeriksaan WGS terhadap kasus konfirmasi Mpox.

Baca juga : Kasus Mpox Bertambah Menjadi 21 Kasus

“Untuk obat-obatan kita juga sudah menyiapkan secara terapi yaitu pemberian antivirus dan untuk terapi lainnya ini sesuai dengan gejala. Untuk kasus ringan, cukup isolasi mandiri di rumah dan ada pengawasan dari Puskesmas setempat, tetapi apabila ada kasus komplikasi lainnya dengan derajat gejala berat, kita bisa evaluasi apakah harus dirawat di rumah sakit,” katanya.

Sementara itu, untuk 12 labkesmas yang siap melakukan pemeriksaan Mpox saat ini menyediakan 2200 tes atau 22 kit yang tersebar di 8 regional. Berapa regional saat ini yang sudah tersedia reagen pemeriksaan Mpox meliputi di Medan, Batam, Jakarta, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, Banjarbaru Kalimantan, Makassar dan Sulawesi Utara serta Ambon.

Yudi menjelaskan untuk vaksinasi akan diberikan pada sasaran kelompok LSL dengan kriteria beresiko tinggi yang dan orang dengan OD HIV serta untuk tenaga kesehatan yang beresiko karena melakukan perawatan untuk pasien-pasien Inbox.

Baca juga : Satu Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta

“Bantuan vaksin dari ASEAN sudah ada sebanyak 2.850 dosis vaksin dan kita juga membeli vaksin 1600 vial vaksin dari Denmark. Selain itu akan ada persediaan obat beberapa obat yang baru akan tersedia secara bertahap pada 2025-2029),” ungkapnya.

Hingga akhir 2023, capaian vaksinasi Mpox telah menyasar kepada beberapa kelompok kunci. Untuk vaksinasi tahap pertama menyasar 495 orang (100 persen) dan untuk dosis kedua telah mencapai 430 orang (86,9 persen).

Kenali gejala

Sementara itu, Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, Prasetyadi Mawardi mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap penularan Mpox. Bila ditemukan ruam pada kulit, jangan dipencet atau digaruk untuk meminimalisir resiko penularan ke sekitar.

Baca juga : Kemenkes Temukan 14 Kasus Konfirmasi Cacar Monyet pada 2024, Masyarakat Diminta Waspada

“Jika ada keluarga atau orang yang kita curigai terkena Mpox, sebaiknya tidak melakukan manipulasi pada lesi yang ada di kulit, jangan memencet dan menggaruknya. Lebih baik diamkan sehingga kita bisa mengurangi rIsiko penyebaran pada lesi-lesi yang basah maupun berbentuk bopeng agar tidak menularkan virus. Pemakaian handuk dan pakaian pribadi harus juga dipisahkan, jika terdapat benjolan yang mulai luka sebaiknya segera diberi obat-obat salep topikal dan segera periksa ke faskes,” tuturnya.

Sementara itu, Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia, Prasetyadi Mawardi mengajak masyarakat untuk lebih waspada terhadap penularan Mpox. Bila ditemukan ruam pada kulit, jangan dipencet atau digaruk untuk meminimalisir resiko penularan ke sekitar.

“Jika ada keluarga atau orang yang kita curigai terkena Mpox, sebaiknya tidak melakukan manipulasi pada lesi yang ada di kulit, jangan memencet dan menggaruknya. Lebih baik diamkan sehingga kita bisa mengurangi resiko penyebaran pada lesi-lesi yang basah maupun berbentuk bopeng agar tidak menularkan virus. Pemakaian handuk dan pakaian pribadi harus juga dipisahkan, jika terdapat benjolan yang mulai luka sebaiknya segera diberi obat-obat salep topikal dan segera periksa ke faskes,” tuturnya.

Baca juga :  Kemenkes Imbau Masyarakat Untuk Waspadai Penyebaran Kasus Cacar Monyet

Pada kesempatan yang sama, Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Robert Sinto menjelaskan bahwa terdapat perbedaan gejala antara Mopox Clade IIb dan Ib. Dikatakan bahwa Mpox clade Ib menunjukkan gejala yang sangat beraturan mulai dari demam, muncul ruam di bagian wajah lalu menjalar ke badan, berbeda dengan clade IIb yang sering kali gejala tidak beraturan.

“Pada Mpox clade IIb yang sudah masuk di Indonesia, pasien datang dengan gejala awal ruam atau kemerahan dan bintik saja, tapi terkadang tidak ada demam. Sementara untuk Ib ini gejalanya sangat rapi akan dimulai dengan demam dulu, belum ada ruam kulit sama sekali, kemudian dua hari berikutnya baru muncul ruam pada kulit secara sistematis, lalu satu minggu kemudian bintil akan berisi air,” jelasnya.

Selain itu, perbedaan antara clade IIb dan Ib juga terletak pada kuantitas bintil pada kulit. Dikatakan bahwa perubahan lesi pada clade IIb hanya memiliki beberapa bintil, sementara bintil yang ada pada clade Ib ditemukan jauh lebih banyak. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya