Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Inovasi dan Solusi Segar dari Generasi Muda dapat Atasi Masalah Lingkungan

Media Indonesia
13/8/2024 08:52
Inovasi dan Solusi Segar dari Generasi Muda dapat Atasi Masalah Lingkungan
Festival Like 2(MI/HO)

GENERASI muda dapat mendukung transformasi perubahan sosial dan ekonomi serta meningkatkan hubungan kita dengan alam. Peran generasi muda dalam menangani permasalahan lingkungan sangat penting untuk dilibatkan. 

Generasi muda memiliki pandangan yang progresif dalam isu-isu seperti keadilan sosial dan perubahan iklim. Mereka ingin disebut sebagai pembela masyarakat dan kelompok yang tidak dapat menyuarakan kepentingannya. 

Dengan kata lain, generasi muda memiliki peran penting untuk proses perubahan dan keberlanjutan dalam pelestarian lingkungan. Pemimpin muda membantu masyarakat menjadi lebih kreatif, memunculkan ide-ide baru dan hidup berkelanjutan. Mereka yang bekerja dalam pelestarian lingkungan semakin melihat anak-anak dan remaja sebagai konstituen yang vital. 

Baca juga : Komitmen Dorong Inovasi Sosial Generasi Muda, Pertamina Foundation Raih Top CSR Awards 2024

Selain itu, generasi muda yang memiliki jumlah populasi yang signifikan juga harus mulai didorong untuk terlibat aktif secara langsung untuk mulai memikirkan serta masuk dalam ranah diskusi dan perumus­an kebijakan dalam tataran diplomasi lingkungan.

Diplomasi lingkungan adalah upaya yang dilakukan oleh seluruh aktor baik itu negara-negara, organisasi internasional, kelompok masyarakat, dan yang lainnya untuk mempromosikan kerja sama global dalam isu-isu lingkungan, seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, konservasi sumber daya alam, dan polusi. 

Tujuannya adalah untuk mencapai kesepakatan, mengadopsi kebijakan, dan mengimplementasikan tindakan yang memperbaiki atau mengatasi masalah lingkungan secara bersama-sama. 

Baca juga : Gugah Generasi Muda demi Majukan Perekonomian Desa

Generasi muda memiliki peran sebagai katalisator dalam aspek advokasi dan kesadaran melalui suara yang kuat dalam meng­ajak dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya masalah lingkungan. Mereka dapat menggunakan media sosial dan kegiatan publik lainnya.

“Festival LIKE sedari awal kami konsepkan sebagai agenda yang mengkolaborasikan konsep edukasi dan entertaiment atau edutainment. Dalam aspek edukasi kami juga menghadirkan kompetisi diplomasi lingkungan yang babak semifinal dan final telah kita saksikan bersama,” kata Wamen LHK Alue Dohong di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Minggu (11/8).

Alue menegaskan generasi muda memiliki peran sebagai katalisator dalam aspek advokasi dan kesadaraan melalui suara yang kuat dalam mengajak dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya masalah lingkungan. Mereka dapat menggunakan media sosial dan kegiatan publik lainnya. 

Baca juga : Sunset di Kebun Purwodadi Kenalkan Konservasi Tumbuhan untuk Generasi Muda 

Generasi muda juga memiliki inovasi dan solusi yang segar dan kreatif untuk mengatasi tantangan permasalahan lingkungan. Lebih lanjut, generasi muda juga bisa membuktikan juga bisa ikut terlibat dalam partisipasi pengambilan keputusan, aksi langsung dan gerakan sosial, serta kolaborasi internasional.

“Dengan demikian, generasi muda perlu dipersiapkan untuk menjadi pemimpin lingkungan. Generasi Muda adalah yang dapat terjun di tengah masyarakat dan bersama menyelesaikan masalah bangsa. Mereka harus kaya dengan ide dan gagasan serta berani mengimplementasikannya secara bertanggung jawab,” jelas Alue.

Generasi Muda Indonesia yang kita inginkan adalah ge­nerasi muda yang dapat saling memberi inspirasi kepada generasi muda lainnya untuk dapat belajar dan berkarya sebaik mungkin. Generasi muda memiliki pandangan yang progresif dalam topik-topik seperti keadilan sosial, lingkungan hidup, perubahan iklim.

Baca juga : Kahf Dukung Generasi Muda Ciptakan Solusi Inovatif dan Positif

Maksud dan Tujuan

Latar belakang diadakannya lomba Diplomasi Lingkungan dan HLH 2024 adalah menciptakan influence experience bagi generasi muda untuk terlibat langsung dalam diplomasi lingkungan dan upaya pengelolaan lingkungan hidup sejak awal sekaligus menjawab kondisi faktual dan tantangan pemulihan lingkungan hidup di Indonesia.

Kedua, memotret pemaham­an dan kesadaran generasi muda dalam memahami isu lingkungan di level nasional dan global, serta tantangan pelestarian lingkungan berkelanjutan. Ketiga, menjaring ide, gagasan, aksi, dan solusi generasi muda untuk berpartisipasi dalam penyelesaian masalah triple planetary crisis.

Ditjen PPKL telah menyelenggarakan rangkaian Lomba Hari Lingkungan Sedunia Tahun 2024 dan Kompetisi Diplomasi Lingkungan telah dimulai sejak bulan Februari dan puncaknya pada Minggu, 11 Agustus 2024 pada Festival LIKE-2.

Penyelenggaraan lomba HLH 2024 diisi dengan stadium general dan boothcamp pembinaan yang diisi oleh para pakar lingkungan dan praktisi.

Penyelenggaraan Kompetisi Diplomasi Lingkungan menjaring 2.092 peserta dari 605 sekolah seluruh Indonesia untuk lomba karya tulis, 843 peserta dengan total gabungan dari 214 sekolah dan perguruan tinggi untuk lomba video lingkungan dan konsep pemulihan lingkungan. 

Debat Lingkungan Bahasa Indonesia bagi Pelajar SMA diikuti 1.176 peserta dari 336 sekolah, Pidato Bahasa Inggris Pelajar SMA diikuti 794 peserta dari 498 sekolah, Debat Lingkungan Bahasa Inggris Mahasiswa diikuti 309 peserta dari 48 perguruan tinggi.

Pihak yang telah berkolaborasi dan bersinergi dengan KHHK dalam penyelenggaraan lomba HLH dan Diplomasi Lingkungan Tahun 2024 adalah Para Mentor dan Dewan Juri yang berasal dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Institut Sains dan Teknologi Nasional, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, National Geographic, Institut Seni Jakarta, serta dukungan dari Ditjen Dikti Ristek dan Direktorat SMA, Kemendikbud Ristek, Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, dan Ditjen Kerja Sama Multilateral, Kementerian Luar Negeri.

Pada rangkaian acara KLHK ini, telah digelar beberapa jenis kompetisi. Yaitu, Lomba Karya Tulis Lingkungan, Lomba Video Lingkungan, Lomba Konsep Pemulihan Lingkungan, dan Lomba Diplomasi Lingkungan yang terdiri dari Debat Lingkungan Bahasa Inggris, Debat Lingkungan Bahasa Indonesia, dan Pidato Lingkungan Bahasa Inggris.

Kompetisi Diplomasi Lingkungan di Festival LIKE 2

Festival LIKE sedari awal dikonsepkan sebagai agenda yang mengolaborasikan konsep edukasi dan entertainment, atau edutainment. Dalam aspek edukasi juga dihadirkan kompetisi Diplomasi Lingkungan yang babak semifinal dan final telah kita saksikan bersama. 

Kompetisi Diplomasi Lingkungan terdiri dari 3 lomba. Pertama, Lomba Pidato Bahasa Inggris yang pada tahap awal pendaftaran telah menjaring 794 peserta yang diikuti oleh Pelajar SMA/SMK/Madrasah Aliyah serta pondok pesantren. 

Kedua, Debat Lingkungan Bahasa Indonesia yang diikuti oleh 392 tim dari 336 sekolah serta yang baru ditambahkan tahun ini Kompetisi Debat Lingkung­an Bahasa Inggris sebanyak 103 tim dari 48 perguruan tinggi seluruh Indonesia.

Kompetisi Diplomasi Lingkungan melengkapi kompetisi yang telah diselenggarakan sebelumnya untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2024, yaitu Lomba Karya Tulis, Lomba Video Lingkungan, dan Lomba Konsep Pemulihan Lingkungan.

Penyelenggaraan lomba bukan hanya untuk berkompetisi, namun juga bertujuan sebagai bentuk edukasi. Selama penyelenggaraan KLHK memberikan peserta pelatihan melalui boothcamp yang diisi oleh tim KLHK, Ahli Lingkungan, Komunitas Lingkungan, akademisi serta praktisi yang sesuai dengan jenis lomba seperti jurnalis, sutradara dan pembuat film dokumenter, dan ahli public speaking.

Melalui lomba, KLHK ingin membangun jejaring, memberikan saluran, dan melatih generasi muda untuk lebih peka dan berani untuk mengekspresikan pandangan mereka terhadap isu dan kondisi lingkungan dan kehutanan yang ada di sekitar mereka dengan ide dan gagasan yang kritis dan bertanggung jawab. 

KLHK ingin menanamkan semangat warga lingkungan atau enviromental citizenship kepada generasi muda dengan memberikan pemahaman, peningkatan keahlian, penggalian ide, dan mewujudkan kolaborasi aksi. Sehingga tercipta semangat untuk mengambil langkah positif dalam mengatasi perubahan iklim di generasi muda (climate optimism). Selain itu, KLHK juga ingin mempersiapkan generasi muda yang andal dan bisa memperkuat kita dalam negosiasi  diplomasi lingkungan dalam forum internasional dan ruang publik lainnya. (S-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya