Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KASUS gagal ginjal pada anak juga banyak ditemukan di Jawa Barat (Jabar). Puluhan anak di Jabar tercatat harus menjalani cuci darah atau hemodialisis.
Anak-anak yang melakukan cuci darah itu, berasal dari berbagai wilayah di Jabar dan salah satu rumah sakit yang menjadi rujukannya adalah Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Rochady Hendra Setya Jumat (2/8) mengatakan, berdasarkan data yang didapat pada 2023, total ada 125 anak yang rutin melakukan cuci darah karena berbagai faktor penyebabnya.
Baca juga : Marak Gagal Ginjal Anak, Pemerintah Diminta Serius Edukasi Soal Makanan Sehat
“Kasus anak yang perlu dihemodialisis di Jabar pada 2023 sekitar 125 anak lalu pada 2024 sampai Juli tercatat 77 anak,” jelas Rochady.
Menurut Rochady hemodialisis, merupakan tindakan medis yang dilakukan bagi pasien yang mengalami penyakit ginjal, baik itu akut maupun kronis. Sehingga memerlukan tindakan cuci darah.
“Misalnya perlu seperti hemodialisis, tapi ada gagal ginjal yang memang sudah bertahun-tahun. Dia harus diterapi, itu yang gagal ginjal akut,” tuturnya.
Baca juga : Berapa Jumlah Maksimal Konsumsi Gula untuk Anak Per Hari? Ini Batasnya Sesuai Usia
Penyakit ginjal lanjut Rochady, bisa disebabkan berbagai faktor, salah satunya efek samping obat tertentu. Dampak dari dehidrasi hebat, hingga mengkonsumsi makanan dan minuman dengan gula berlebih.
“Efek samping dari penyakit gula pada anak atau diabetes melitus pada anak ini, ujung-ujungnya akan ada kerusakan ginjal. Karena kerusakan ginjal ini, yang akhirnya membuat anak itu perlu hemodialisis atau tidak,” ujarnya.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menerapkan label pada makanan dan minuman kemasan yang tinggi kandungan gula, garam, lemak (GLG). Label atau penandaan pada makanan dan minum penting dilakukan, agar masyarakat tahu, makanan dan minuman apa saja yang aman diberikan kepada anak.
Baca juga : Kebiasaan Mengonsumsi Garam Berlebih Tingkatkan Risiko Gagal Ginjal
“Saya berharap Kemenkes segera menerapkan penandaan pada makanan dan minuman kemasan terkait GLG, seperti obat berbahaya itu tandanya merah, yang aman tandanya hijau. Supaya memberikan kepastian pada Masyarakat, terutama menyikapi tingginya kasus anak cuci darah di Jabar,” terang Bey.
Bey pun meminta kepada Kepala Dinkes Jabar untuk memastikan agar anak-anak yang mengalami gangguan ginjal mendapatkan perawatan terbaik, di fasilitas layanan kesehatan.
“Terkait edukasi, saya minta Kadiskes berkoordinasi dengan kepala dinas kesehatan di kabupaten kota, agar puskesmas dan posyandu memberikan edukasi dan pemahaman tentang nutrisi. Dan bahaya makanan dan minuman yang mengandung GLG berlebih,” sambungnya.
Bey mengaku akan berupaya mengantisipasi dan terus berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan di bawah koordinasi Dinkes, pertama edukasi kepada masyarakat tentang bahaya minuman dan makanan manis. Kedua Bey meminta seluruh puskesmas segera lakukan cek gula darah.
(Z-9)
Pasien gagal ginjal yang ideal untuk dilakukan transplantasi justru yang baru dilakukan dialisis, sekurangnya dari satu tahun.
WAKIL Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa per 10 April 2025 sudah ada 1,8 juta orang yang mendaftar program Cek Kesehatan Gratis (CKG)
Salah satu fokus utama Etana adalah meningkatkan akses obat-obatan berkualitas yang salah satunya banyak digunakan untuk pasien cuci darah yaitu Erythropoietin Alfa.
Pemerintah akan terus mengupayakan transplantasi ginjal ini berjalan bukan hanya di Jakarta atau rumah sakit besar saja, tapi di seluruh Indonesia,
Pada kegiatan itu, anak-anak berusia 7–15 tahun mengikuti berbagai kegiatan menarik, seperti lomba, sesi mendongeng bersama Kak Ojan, dan bernyanyi.
Data statistik JKN mencatat bahwa pada 2021, penyakit gagal ginjal menjadi diagnosis sekunder tertinggi kedua.
Vaksin memiliki beragam manfaat, antara lain untuk melindungi anak dari berbagai macam penyakit berbahaya seperti polio serta mencegah komplikasi berat yang dapat menyebabkan kecacatan.
DALAM rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) turut menyuarakan komitmen bersama untuk pemerataan akses kesehatan pada anak.
Kesehatan anak adalah fondasi bagi masa depan yang cerah. Sayangnya, masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa selama anak tampak sehat, pemeriksaan rutin tidaklah perlu.
Tiga pilar utama kesehatan anak—pemeriksaan berkala, vaksinasi, dan nutrisi seimbang—jadi kunci pencegahan untuk masa depan yang sehat dan cerah.
MENTERI Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifatul Choiri Fauzi, memaparkan beberapa dampak buruk penggunaan gawai bagi anak-anak.
CEK Kesehatan Gratis (CKG) pada siswa dilaksanakan pada hari pertama sekolah Senin (14/7) yang diawali di Sekolah Rakyat. Hasilnya cukup mengejutkan, ditemukan berbagai masalah kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved