Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
INDONESIA memimpin dalam soal mangrove di ASEAN. Hal itu disampaikan Dida Migfar Ridha, Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, di Opening The Twenty-Seventh ASEAN Senior Officials on Forestry and its Related Meetings, di Pullman Hotel, Puncak, Bogor, Kamis (18/7).
"Indonesia lead dalam mangrove. Kalau di dalam Strategic ASEAN itu, kita ingin memimpin aksi- aksi sebagaimana Indonesia lakukan," kata Dida.
Untuk diketahui dari luas area mangrove di dunia, ASEAN memiliki 34 persen area mangrove. Dan dari negara-negara ASEAN, secara luasan area, Indonesia memiliki mangrove terbesar. Luas areanya mencapai 23 persen atau 3,44 juta hektare.
Baca juga : Hari Kedua Forum ASOF 27 Tekankan Kebijakan Sertifikasi Hutan dan Pengembangan Hasil Hutan di ASEAN
"Di tingkat ASEAN, mangtove terbesar adalah di Indonesia. Kita memimpin bukan saja karena luasannya, tapi Indonesia juga mengembangkan world mangrove center. Punya institusi khusus untuk rehabilitasi dan kita menyusun regulasi. Indonesia juga sudah mengembangkan banyak metodologi," ungkap Dida saat jumpa pers usai membuka acara.
Dia menjelaskan, dengan negara ASEAN mangtove network ini, akan bekerja sama, berbagi pengalaman, dan berbagi metodologi.
"Kita punya strategic action plan dari tahun 2025 sampai dengan 2030. Dalam hal ini ini Indonesia bisa menjadi lead untuk mangrove".
Baca juga : ASEAN Perkuat Pengelolaan Hutan Lestari melalui ASOF 27
Pada kesempatan yang sama Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove (RPDM) pada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Inge Retnowati menyampaikan ada lima strategi dalam pengelolaan mangrove yang diusulkan Indonesia untuk ASEAN.
"Kita harapkan strategi ini bisa diterima secara formal oleh semua negara Asean dalam pertemuan ASOF meeting besok,"katanya.
Kelima strategi itu, pertama mapping and assesment. Strategi ini untuk mengetahui mangrove yang dimiliki di mana saja, keadaannya seperti apa? Baik atau tidak, terdegradasi atau tidak.
Baca juga : Moment WWF, Suriname Belajar Rehabilitasi Mangrove dari Indonesia
"Kita, harus punya profil mangrove ASEAN. Sehingga kita juga punya standar untuk mengukur dia baik- baik saja atau tidak".
Yang kedua, enhancing awareness capasity. Sedangkan yang ketiga government. Jadi kita, lanjutnya, harus membangun tata kelola yang baik. Kita sadar bahwa dari tingkat tapak harus dibungkus dengan sebuah tata kelola yang baik."
Yang keempat, intervensi teknikal. Jadi intervensi teknis ini harus tepat. Karena itu Indonesia harus belajar dari pengalaman, belajar antar negara, belajar antarkomunitas, antarahli.
Baca juga : Tersangka Perusak Mangrove di Belitung Timur Terancam 10 Tahun Penjara dan Denda Rp10 Miliar
"Yang terbaik intervensi itu seperti apa. Karena kita pahami kondisi bio fisik berbeda- beda. Bio fisik sama, sosio ekomi beda-beda. Sehingga intervensinya beda-beda. Itu yang harus kita cermat," jelasnya.
"Poin butir keempat ini, interpensi teknis ini harus kita tekankan."
Dan untuk yang terakhir atau kelima, katanya, ini sangat penting untuk level regional. Karena itu harus menyusun sebuah skema dimana understanding itu kita tumbuhkan.
"Policy dialog yang dibutuhkan, antar negara, kita sediakan kesempatan- kesempatannya. Karena antar negara ada saling membutuhkan satu sama lain, saling support. Jadi enabling understanding policy dialog antar negara," pungkasnya. (H-2)
Airlangga Klaim Ekonomi Indonesia jadi Referensi Negara ASEAN
DI tengah gejolak geopolitik dan persaingan ekonomi global, dialog antarperadaban kembali menjadi tema penting dalam diplomasi internasional.
Pelajari pengertian ASEAN, sejarah pembentukan, tujuan, dan daftar negara anggota. Informasi lengkap tentang ASEAN untuk pemula!
Kebijakan hanya akan berhasil jika diterjemahkan secara nyata di tingkat kota dan komunitas.
Dalam rangka memperingati HUT ke-58 ASEAN, Move, aplikasi perjalanan terkemuka di Asia Tenggara resmi meluncurkan Discover Asean.
Sebagai salah satu destinasi unggulan di kawasan, Indonesia mendukung langkah bersama ini untuk memperkuat jati diri ASEAN sekaligus membuka peluang kolaborasi yang lebih luas.
Festival Sahabat Mangrove digelar pada Sabtu, 23 Agustus 2025, di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk, Jakarta Utara.
Endress+Hauser Indonesia ingin merayakan kemerdekaan tidak hanya diwujudkan melalui perayaan seremonial, tetapi juga melalui aksi nyata menjaga kelestarian alam.
Berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan oleh Tim Gakkum ditemukan pembukaan lahan untuk kebun sawit baru sejak bulan Juni-Agustus 2025.
Mangrove juga membawa dampak ekonomi dan sosial yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Wamenhut juga menegaskan perlu adanya strategi yang dikembangkan guna memperkuat pencapaian program RHL.
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) bersama entitas anaknya, MPM Honda Jatim, mengadakan program rehabilitasi mangrove di Muara Sungai Terang, Desa Golo Sepang, Kabupaten Manggarai Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved