Proteksionisme dan Tarif Timbal Balik Ubah Tren Rantai Pasokan

Media Indonesia
29/7/2025 20:30
Proteksionisme dan Tarif Timbal Balik Ubah Tren Rantai Pasokan
Ilustrasi(Dok Ist)

FEDERASI Kamar Dagang dan Industri Jepang di ASEAN (FJCCIA) menggelar dialog bersama Sekjen ASEAN HE Kao Kim Hourn untuk membahas cara-cara memperkuat kerja sama antara Jepang dan ASEAN di masa mendatang. Dialog tersebut dinilai penting di tengah meningkatnya ketidakpastian global akibat intervensi kebijakan negara-negara besar seperti kebijakan tarif dan proteksionis Amerika Serikat (AS).

Chairman of FJCCIA Wakabayashi Koichi menyampaikan lingkungan global saat ini mengalami perubahan cepat dan kompleks. Tantangan terkini dalam rezim perdagangan seperti proteksionisme dan tarif timbal balik mengubah tren rantai pasokan dan meningkatkan ketidakpastian.

"Perkembangan global tak hanya memengaruhi arus perdagangan, tapi juga mengubah pola investasi dan strategi bisnis. Basis produksi bergeser dengan cepat sebagai respons atas situasi internasional dan kebijakan tarif," kata Wakabayashi di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa (29/7).

Ia mengutarakan modal dan tenaga kerja saja tak cukup bagi ASEAN untuk mengatasi middle income trap. Namun, dibutuhkan investasi mencakup transfer teknologi dan pengetahuan untuk pembangunan berkelanjutan.

Atas dasar itu, lanjut Wakabayashi, FJCCIA memberikan rekomendasi yang berfokus pada elemen-elemen yang harus ditangani bersama ASEAN untuk mencapai tujuan dalam Rencana Strategis MEA (2026–2030). Ini telah diadopsi para pemimpin ASEAN pada Mei 2025 dan menetapkan arah yang mengikuti cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Rekomendasi ini disusun berdasarkan empat pilar yakni, pertama rantai pasokan yang tangguh, kedua, ekonomi hijau dan keberlanjutan, ketiga, ekonomi digital, inovasi, dan teknologi yang berkembang, dan keempat, ASEAN yang inklusif," terangnya.

Terkait pilar rantai pasokan yang tangguh, diusulkan meliberalisasi perdagangan dan investasi, mencegah perdagangan prapengiriman, dan meningkatkan prosedur logistik dan bea cukai.

"Di tengah perdagangan timbal balik, penting mendukung pemasok lokal dalam meningkatkan kemampuan teknis dan konten lokal. Konektivitas perdagangan dijaga lewat standar terorganisasi dan logistik efisien.
Kami berkomitmen bekerja sama memecahkan masalah di kawasan ini dan memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi pertumbuhan ASEAN yang berkelanjutan sebagai pusat ekonomi global," terang Wakabayashi.

Sekjen ASEAN HE Kao Kim Hourn mengutarakan ASEAN amat menghargai peran penting Jepang dalam mendukung komitmen bersama dan memperkuat tatanan ekonomi berbasis aturan. Apalagi, dari tahun ke tahun, sudah terjalin kemitraan kuat dan dinamis antara komunitas bisnis Jepang dan ASEAN.

"Hubungan ekonomi ASEAN-Jepang telah lama menjadi landasan perjalanan integrasi regional. Jepang sebagai salah satu mitra ASEAN yang paling berharga dan luar biasa dalam memajukan aspirasi bersama untuk perdamaian, kemakmuran, dan pertumbuhan berkelanjutan," ucapnya.

Selain itu, jelas dia, proposal FJCCIA selaras erat dengan prioritas ASEAN, terutama pada bidang penting seperti transformasi digital, konektivitas rantai pasok, transisi hijau, dan pengembangan modal. "Keselarasan ini mencerminkan pemahaman bersama bahwa mengatasi tantangan ekonomi saat ini membutuhkan kemajuan yang berarti pada sektor-sektor transformatif tersebut," imbuhnya.

Karena itu, Kao Kim Hourn menegaskan ASEAN tetap berkomitmen penuh menjaga kawasan tetap terbuka, stabil, dan kondusif bagi perdagangan dan investasi. Nilai kemitraan tepercaya jadi semakin penting dalam lingkungan global yang kompleks di tengah ketegangan geopolitik, konflik bersenjata, dan kebijakan proteksionisme saat ini. (H-2)

"Keselarasan antara prioritas regional ASEAN dan kepentingan strategis jangka panjang bisnis Jepang di kawasan ini makin nyata dan vital bagi masa depan kita bersama," tutup Kao Kim Hourn.

Sebagai informasi, dialog FJCCIA dan ASEAN dimulai pada 2008, yang bertukar banyak sudut pandang selama 17 tahun terakhir. Selama lebih dari lima dekade, perusahaan Jepang di ASEAN tidak hanya menyumbangkan modal, tapi juga keahlian, inovasi, dan pengembangan SDM. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya