Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
STAN pameran di ujung deretan berukuran 2,5x2,5 itu tidak pernah sepi sama sekali sepanjang pameran Kick Off Mangrofest 2025 di Pantai Triangulasi, Taman Nasional Alas Purwo, Rabu (30/7). Ternyata stan ini menjual berbagai produk dari mangrove yang bisa dicemil, dipakai, dan diminum.
Para ibu dan remaja putri memenuhi stan itu. Ada yang bersiap menyodorkan rupiah untuk membayar kripik, ada juga yang sudah mencicipi, padahal belum bayar.
Pada acara itu, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) RI mengundang pihak-pihak yang turut dalam pelestarian dan menjaga ekosistem mangrove di Tanah Air. Salah satunya, Kelompok Pangpang Tanjung Pasir yang ada di Banyuwangi yang memiliki stan di ujung deretan stan peserta pameran.
Kelompok yang terdiri dari 20 anggota ini turut ambil bagian dalam pelestarian ekosistem mangrove di Taman Nasional Alas Purwo.
Kelompok ini sendiri mulai terlibat pelestarian mangrove sejak 1999. Awal mulanya jadi penanam mangrove untuk restorasi saat itu.
Sambil menjaga ekosistem mangrove, kelompok ini juga berkreasi dari bahan baku mangrove untuk dijadikan barang-barang yang bernilai ekonomi. Seperti keripik mangrove, sirop mangrove, teh, tepung propagul dari mangrove, dan batik ecoprint.
''Sambil kami menjaga ekosistem mangrove, ini jadi bonus bagi kami. Seperti mengerjakan tas dari bahan batik ecoprint, kripik, dan sirop," kata Ketua Kelompok Pangpang Hendro Supeno.
Produk ini telah dijual terbatas di sekitar Banyuwangi dan telah mendapat izin PIRT (produk industri rumah tangga).
Kelompok ini mulai membuat olahan mangrove sejak 2012. Izin kripik, sirop, teh sedang diproses di Kemenkes.
"Iya ini sudah dipasarkan sekitar Banyuwangi dan izin sedang diproses dibKemenkes," kata penyuluh kehutanan di TNAP Joko Utami yang mendampingi Kelompok Pangpang.
CARA PEMBUATAN
Pembuatan batik ecoprint pada proses akhirnya sama dengan batik pada umumnya. Hanya saja, corak pada batik ecoprint dibuat dengan menempelkan daun-daun yang ditemukan di hutan jati pada TN Alas Purwo,
Daun ditempelkan pada kain dengan ditata sedemikian rupa. Kemudian digulung dan dibungkus plastik khusus sebelum direbus.
Setelah direbus, direndam cairan khusus, seperti pada pembuatan batik umumnya. Tujuannya agar motifnya tidak pudar atau rusak. Setelah itu dijemur sampai kering.
Setelah kering, kain ini bisa dijadikan tas, tas laptop, dompet, tutup dispenser, atau alas wadah makanan.
"Tas kami jual Rp60 ribu," kata Hendro.
TEPUNG PROPAGUL
Produk satu ini mestinya sangat berguna di dapur para ibu. Tepung propagul dari mangrove dengan nama Latin Sonnerattia caseolaris dan Bruguelera gymnoriza ini telah disulap jadi bahan tepung untuk membuat mie dan campuran untuk kripik, peyek, serta bahan cemilan lainnya.
Cukup bayar Rp10 ribu, tepung Propagul seberat 100gr sudah dapat dimiliki dan siap dijadikan bahan makanan sehat seperti mie, kripik, dan peyek.
Stan ini juga menjual kripik mangrove dia rasa, original dan pedas. ''Untuk kemasan 100 gr ini, dijual Rp15 ribu. Rasanya enak, renyah,'' tambah Hendro.
Terdapat juga teh mangrove Acanthus ebracteatus. Setiap kemasan dijual Rp10 ribu.
Apa yang telah dilakukan Kelompok Pangpang ini jadi pembuktian bahwa apa yang ada di hutan mangrove dan sekitarnya, bisa disulap jadi barang bernilai ekonomi dan cemilan bergizi dan lezat. (H-1)
Rehabilitasi mangrove berbasis masyarakat diyakini akan menciptakan rasa kepemilikan dan meningkatkan kesadaran ekologis warga.
Greenhouse Mangrove bertujuan untuk meningkatkan literasi publik mengenai pentingnya ekosistem mangrove dalam menjaga lingkungan pesisir.
Kegiatan tersebut menjadi wujud nyata komitmen perusahaan emiten tambang nikel tertua di negara ini, terhadap praktik pertambangan berkelanjutan.
Denny juga mengingatkan bahwa mangrove bisa menjadi penyerap sekaligus source atau sumber karbon.
Data Global Mangrove Alliance menunjukkan, lebih dari 60% hutan mangrove dunia telah rusak atau hilang dalam dua dekade terakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved