Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
DALAM upaya penguatan Moderasi Beragama (MB) di Indonesia terutama di lingkungan perguruan tinggi, Balitbang Diklat Kementerian Agama (Kemenag) melakukan upaya strategis dengan menjalin kolaborasi bersama Forum Rektor Indonesia (FRI).
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang bertujuan untuk meningkatkan penguatan moderasi di lingkungan perguruan tinggi. Acara penandatanganan MoU berlangsung dalam seminar dan lokakarya yang dihadiri berbagai pimpinan perguruan tinggi, yang terdiri dari 55 PTN, 55 PTKN, 18 PTS, 13 politeknik, 8 institut, 8 vokasi, dan 9 LLDikti.
Melalui siaran pers yang diterima hari ini, Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kemenag Suyitno mengatakan bahwa kolaborasi ini didasarkan pada semangat moderasi beragama yang akan menjadi penting jika pimpinan perguruan tinggi sama-sama punya persepsi yang sama.
Baca juga : Unair dan UPI Bakal Gelar Konferensi Internasional Ekonomi Syariah
“Kita berkepentingan mengawal moderasi beragama sebagai bagian penting dari program pendidikan tinggi,” ujar Suyitno di Jakarta, Rabu malam (17/7).
Menurutnya, kampus adalah tempat yang paling strategis yang di dalamnya memiliki banyak guru besar yang bisa mengkaji moderasi beragama lintas kampus dari berbagai perspektifnya. “Dengan perspektif ilmu sosiologi, teologi, antropologi, dan semua bidang ilmu bisa saling bersapa,” ucapnya.
Suyitno mengajak seluruh pimpinan perguruan tinggi untuk bergerak bersama melakukan penguatan moderasi beragama, sekurang-kurangnya di tiga fungsi yang disebut pada Tri Dharma perguruan tinggi, yaitu fungsi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Baca juga : Perkuat Moderasi Beragama, Balitbang Diklat Kemenag Kolaborasi Bersama Dikti Kemendikbudristek
Acara ini dihadiri oleh berbagai pimpinan perguruan tinggi dan dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) secara massal.
Dengan dilaksanakannya MoU ini, Balitbang berharap dapat menciptakan sinergi yang kuat antara lembaga pendidikan dan pemerintah dalam menciptakan generasi yang moderat dan mampu hidup berdampingan dalam keragaman.
Seluruh Rektor dan Ketua berbagai pimpinan perguruan tinggi yang hadir pada kesempatan tersebut, dari pegguruan tinggi di bawah Kemendikbudristek, Kemenag, Kementerian dan Lembaga serta Kedinasan, melakukan MoU massal, dengan Balitbang Diklat.
Baca juga : Podomoro University Jalin Kerja Sama Strategis dengan Mitra Bertaraf Internasional
Secara simbolis MoU dilakukan oleh tujuh institusi yaitu Universitas Airlangga, Universitas Lampung, Universitas Pattimura Ambon, Universitas Bengkulu, Universitas Muslim Indonesia Makassar, Politeknik Negeri Bandung, dan LLDIKTI Wilayah XV NTT.
MoU ini menurut Suyitno didasari pada semangat untuk menyatukan persepsi pentingnya penguatan moderasi beragama. “Kita berkepentingan mengawal moderasi beragam sebagai bagian penting dari programnya pendidikan tinggi,” katanya.
Selain itu, MoU ini juga dilatarbelakangi bahwa kampus merupakan tempat yang paling strategis, yang di dalamnya terdapat banyak guru besar yang bisa mengkaji moderasi beragama lintas kampus dengan perspektifnya keilmuannya.
Dengan adanya MoU ini, Balitbang dan perguruan tinggi berkomitmen untuk bersama-sama mendukung pendidikan karakter yang mengedepankan nilai-nilai moderasi dan toleransi, demi terciptanya masyarakat yang harmonis dan damai.(H-2)
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
Kampus tentu tidak boleh abai terhadap tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan tinggi Indonesia saat ini.
Pembangunan ini pula sejalan dengan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkembang sejalan hadirnya kampus. Termasuk pengelolaan pendidikan terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di kampusnya bertujuan menunjang kualitas pembelajaran bagi para mahasiswa dan dosen.
Prof. Dr. Muhammad Madyan akan menggantikan Prof. Mohammad Nasih.
Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya secara resmi mencabut surat pembekuan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP.
Banyak perempuan yang tidak menyadari pentingnya peran mereka dalam pertanian.
DEKAN Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga Surabaya Bagong Suyanto mengatakan bakal menemui BEM fakultas terkait adanya karangan bunga
Kegiatan Bootcamp berlangsung selama dua minggu dengan dua tema yang dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan era digital dan globalisasi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved