Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Inilah 3 Sosok Inspiratif di Dunia Koperasi Indonesia 

Meilani Teniwut
12/7/2024 10:35
Inilah 3 Sosok Inspiratif di Dunia Koperasi Indonesia 
Ilustrasi - koperasi Indonesia.(Dok.MI)

DUNIA koperasi di Indonesia terus berkembang dengan hadirnya sosok-sosok inspiratif yang mampu membawa perubahan nyata bagi kesejahteraan anggotanya dan masyarakat luas. 

Tiga tokoh koperasi ini telah membuktikan bahwa dengan kepemimpinan yang visioner dan manajemen yang baik, koperasi dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional. 

Melalui kisah inspiratif mereka, koperasi bukan hanya sekadar entitas ekonomi, tetapi juga agen perubahan sosial yang mendalam.

Baca juga : Kisah Sukses Koperasi: Dari Perjuangan hingga Keberhasilan

1. Leonardo Kamilius: Menggerakkan Bisnis Sosial Melalui Koperasi Kasih Indonesia

Leonardo Kamilius memulai perjalanan inspiratifnya dengan mendirikan Koperasi Kasih Indonesia (KKI), awal tahun 2011. Dengan latar belakang sebagai pengusaha muda yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat, Leonardo melihat peluang besar dalam model bisnis sosial. KKI dibangun dengan visi untuk memberikan dampak sosial positif secara berkelanjutan. Leonardo menerapkan prinsip bisnis yang tidak bergantung pada donatur, melainkan melalui strategi bisnis yang mandiri dan berkelanjutan.

Sejak berdiri, KKI fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui berbagai program pinjaman mikro dan pendidikan keuangan. KKI juga berperan aktif dalam mendukung usaha kecil dan menengah (UKM) dengan menyediakan akses permodalan dan pelatihan. Dengan cara ini, KKI tidak hanya membantu anggotanya keluar dari kemiskinan, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mengurangi ketimpangan sosial. Leonardo Kamilius berhasil membuktikan bahwa koperasi dapat menjadi alat efektif dalam menciptakan kesejahteraan bagi anggotanya dan komunitas sekitarnya.

2. Eka Setiawan: Transformasi Kopdit Mulia Kalibawang

Eka Setiawan, yang kini menjabat sebagai General Manajer Koperasi Kredit Mulia (Kopdit Mulia) di Banjaroyo, Kalibawang, Kulon Progo, adalah contoh nyata dari dedikasi dan kepemimpinan yang luar biasa. Karirnya di Kopdit Mulia dimulai tahun 2001 sebagai staf administrasi, dan melalui kerja keras serta komitmen tinggi, ia berhasil menduduki posisi General Manajer tahun 2017.

Baca juga : Inilah Deretan Koperasi yang Bermasalah

Di bawah kepemimpinan Eka, Kopdit Mulia mengalami transformasi signifikan. Tantangan terbesar yang dihadapinya adalah tingginya Non Performing Loan (NPL) sebesar 19%. Melalui pendekatan personal kepada anggota dan strategi promosi yang efektif, Eka berhasil menurunkan NPL secara bertahap. Selain itu, ia juga meningkatkan aset koperasi dari Rp. 4,6 miliar pada 2011 menjadi Rp. 27,2 miliar saat ini. 

Strategi pendekatan personal dan promosi efektif yang diterapkannya tidak hanya berhasil mengatasi masalah keuangan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan dan partisipasi anggota koperasi.

Keberhasilan Eka Setiawan tidak lepas dari kemampuannya dalam mengelola tim dan membangun kepercayaan. Dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dan berbagai organisasi, Kopdit Mulia semakin dikenal luas dan banyak menarik anggota baru. 

Baca juga : Kendala dan Solusi dalam Pengendalian Koperasi di Indonesia

Pelayanan yang baik kepada setiap anggota menjadi kunci sukses dalam mempertahankan loyalitas dan kepercayaan mereka. Eka juga aktif dalam kegiatan sosial, seperti memberikan bantuan kepada korban bencana dan memberikan beasiswa kepada anak yatim piatu, yang semakin memperkuat posisi Kopdit Mulia di hati masyarakat.

3. Dr. Ir. Nana Rachmana Syambas M.Eng: Kepemimpinan Visioner di KKP ITB

Nana Rachmana Syambas, Ketua Koperasi KKP ITB, menerima penghargaan Bakti Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) 2016 atas jasanya dalam memajukan koperasi selama lima tahun terakhir. Di bawah kepemimpinannya, KKP ITB bertransformasi dari bisnis simpan pinjam menjadi bisnis jasa dan produksi. Dengan fokus pada transparansi dan kepercayaan, dia berhasil menurunkan suku bunga pinjaman dan menjalankan audit keuangan tahunan oleh Kantor Akuntan Publik. Selain itu, KKP ITB juga menjalankan berbagai inisiatif sosial yang mendukung kesejahteraan anggotanya.

Dirinya memulai kiprahnya di dunia perkoperasian awal tahun 2010 dengan menjadi Ketua KKP ITB. Kala itu, bisnis utama yang digeluti KKP ITB ialah bisnis simpan pinjam layaknya koperasi pada umumnya. Sebagai seorang peneliti, Ia ingin menggeser bisnis utama KKP ITB menjadi bisnis jasa dan produksi. Menurut Dr. Nana, KKP ITB punya potensi yang besar untuk mengedepankan bisnis tersebut, sambil tetap menjalankan bisnis simpanan pinjam.

Baca juga : 20 Ucapan Selamat dan Semangat Hari Koperasi Indonesia

Maka dimulailah bisnis produksi barang dan jasa yang lebih intens ketika Dr. Nana menjadi ketua koperasi. Dimulai dengan penjualan barang-barang konsumsi harian mahasiswa, seperti makanan, minuman, barang dagangan khas kampus, dan lain sebagainya. Ini dilakukan dengan terlebih dahulu merombak kantin hingga menelan biaya 150 juta rupiah. Hebatnya, kurang dari setahun biaya perombakan kantin ini berhasil ditutup melalui omset yang dihasilkan oleh kantin itu sendiri.

Tidak hanya itu, Ia juga membangun bisnis perumahan dan penyewaan mobil melalui KKP ITB. Bisnis perumahan dimulai secara telaten dengan mengumpulkan aset satu per satu, mulai dari pembelian tanah hingga pembangunan properti tempat tinggal. 

Tak ketinggalan, perizinannya pun diurus secara hukum untuk menjamin tidak adanya sengketa kepemilikan di kemudian hari. Dengan ketekunan itu, kini koperasi KKP ITB telah berhasil membangun 8 unit rumah dengan luas lahan total hampir mencapai 1.000 meter persegi. Bisnis penyewaan mobil yang dijalankan KKP ITB juga menuai kesuksesan. 

Dalam kurun waktu lima tahun, KKP ITB berhasil memiliki belasan unit mobil keluaran terbaru yang disewakan secara rutin kepada lembaga pendidikan lain maupun masyarakat pada umumnya. KKP ITB menerapkan sistem peremajaan mobil setiap empat tahun dengan cara menjual mobil yang ada untuk membeli mobil keluaran terbaru. Dengan sistem ini, mobil yang disewakan KKP ITB selalu dapat bersaing dengan mobil sewaan yang ada di Kota Bandung.

Cita-citanya untuk menggeser bisnis utama KKP ITB pun berhasil. Setelah dua periode kepemimpinannya, bisnis simpanan pinjam yang dijalankan koperasi hanya sebesar 35-40% dari keseluruhan bisnis koperasi. Dominasinya berada pada usaha produksi barang dan jasa. 

Meski begitu, bisnis simpan pinjam koperasi terus dikembangkan dengan cara memotong biaya-biaya administrasi yang tidak perlu. Hasil suku bunga peminjaman yang awalnya sebesar 18% berhasil diturunkan hingga mencapai 10% saja di akhir masa kepengurusannya. 

Nilai suku bunga yang kompetitif terhadap nilai suku bunga bank pada umumnya inilah yang menyebabkan jumlah uang yang berputar di KKP ITB melalui bisnis simpanan pinjam ini bisa mencapai dua miliar rupiah per bulannya.

Ketika membangun koperasi KKP ITB, Ia memfokuskan pada pentingnya membangun kepercayaan, baik dari para anggota maupun rekan bisnis koperasi. Audit keuangan koperasi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik setiap tahunnya membuat koperasi ini menjadi bankable. 

Selain itu, juga berkomitmen untuk membantu para pegawai maupun mahasiswa dengan berbagai cara, seperti pemberian porsi sarapan gratis, diskon harga sayur-sayuran dan buah-buahan, hingga pengadaan jaminan kesehatan bagi seluruh pegawai ITB. Metode ini terbukti ampuh dalam meningkatkan kepercayaan para pegawai dan mahasiswa terhadap koperasi KKP ITB.

Ketiga tokoh ini,  telah membuktikan bahwa koperasi bukan hanya sekadar institusi ekonomi, tetapi juga agen perubahan sosial yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan masyarakat. Melalui inovasi, dedikasi, dan kepemimpinan yang inspiratif, mereka telah membawa koperasi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. 

Keberhasilan mereka menjadi bukti dengan kerja keras dan komitmen, koperasi dapat menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya