Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MANTAN Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyebut wisuda seharusnya bisa dijadikan kampus untuk mencari uang dari mahasiswa.
Menurutnya, tidak akan ada mahasiswa atau keluarga yang protes karena mereka pasti akan membayar berapapun biaya wisudanya. Hal itu diungkapkan Muhadjir dalam rapat antara Komisi X DPR dan para mantan Mendikbud di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2024).
"Sebetulnya untuk swasta biasanya itu momen-momen untuk bisa mengenai biaya tinggi. Misalnya wisuda itu tarik yang tinggi, karena enggak ada orang akan protes walaupun mahal. Karena waktu saat gembira anaknya mau wisuda, bayar berapa pun dikasih," papar Muhadjir.
Baca juga : Gelar Wisuda ke-79, Rektor UMJ: Nilai Tawar Kampus Lebih Tinggi
Muhadjir mengatakan, kalau perlu, keluarga dari mahasiswa yang akan wisuda datang sebanyak-banyaknya. Asalkan, kata dia, keluarga yang datang membayar undangan wisuda.
"Kalau perlu biar satu truk keluarganya akan datang enggak apa-apa, tapi harus beli undangan. Beli undangan, dibayar, datang. Itu kan orang senang diminta apapun pasti mau. Tapi ketika orang sedang gajinya sudah telat, anunya naik, pasti lah protes itu," tegasnya.
Muhadjir juga menyinggung soal PTN yang seharusnya bisa mandiri dalam hal pembiayaan. Seharusnya, kata Muhadjir, PTN bisa menggerakkan lembaga pencari dananya untuk mencari uang.
Baca juga : Generasi Muda Diingatkan Jaga Keseimbangan Fisik-Mental dalam Berdigital
"Jadi memang menurut saya PTN kita itu memang tax spender boy. Jadi sudah biasa belanja, tidak biasa cari uang. Jadi harus ada perubahan karakter. Ajarilah mereka ini untuk cari duit, bukan untuk buang duit," papar Muhadjir.
Sebelumnya, Komisi X DPR mengundang sejumlah eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) untuk dimintai pandangannya mengenai biaya pendidikan.
Eks Mendikbud 2014-2016 Anies Baswedan terpantau tidak menghadiri rapat tersebut. Dari pantauan, sejumlah mantan Mendikbud yang hadir ialah Muhadjir Effendy, Mohammad Nuh, dan Mohammad Nasir hadir di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/7/2024).
Baca juga : Akreditasi Kelas Dunia Jadi Modal Jurusan Ilmu Komputer Bersaing Global
Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf Macan memperkenalkan para mantan Mendikbud yang bersedia hadir dalam rapat tersebut.
"Tokoh-tokoh yang bagian daripada pembuatan kebijakan kita dalam dunia pendidikan sudah hadir di sini, yaitu yang kami hormati profesor doktor Muhadjir Effendy. Beliau adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ke-28 masa menjabat 2016-2019, dan saat ini masih menjabat sebagai Menko Kesra sepakat datang Pak Muhadjir," ungkap Dede.
(Z-9)
Wisudawan UMS harus mampu melanjutkan perjuangan intelektual mereka, dengan memanfaatkan peluang beasiswa LPDP sebagai investasi strategis negara untuk masa depan.
Sejumlah tokoh seperti Amien Rais, Nurcholis Madjid atau Syafii Maarif dan banyak tokoh besar Indonesia lainnya, merupakan lulusan University of Chicago.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
Unwiku sedang mempersiapkan pembukaan program Magister Ilmu Hukum, yang saat ini tengah dalam proses akreditasi di Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
Taruna mengingatkan agar generasi muda termasuk wisudawan memiliki peran strategis dalam membangun budaya kualitas untuk mempercepat tercapainya Indonesia Emas 2045.
Kampus tentu tidak boleh abai terhadap tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan tinggi Indonesia saat ini.
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
Pembangunan ini pula sejalan dengan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkembang sejalan hadirnya kampus. Termasuk pengelolaan pendidikan terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di kampusnya bertujuan menunjang kualitas pembelajaran bagi para mahasiswa dan dosen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved