Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
AIR conditioner (AC) menjadi salah satu kebutuhan yang penting bagi masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan. AC menjadi sarana untuk meningkatkan kenyamanan hidup. Namun di sisi lain, penggunaan AC juga punya dampak signifikan terhadap lingkungan, karena konsumsi listriknya tinggi sehingga meninggalkan banyak jejak karbon (carbon footprint).
Oleh karena itu, kebijakan penyematan label hemat energi yang diterapkan Kementerian ESDM untuk memperluas penggunaan produk AC hemat energi patut didukung. Namun, untuk meningkatkan efektivitasnya, kebijakan itu perlu disokong dengan penguatan sosialisasi AC hemat energi kepada masyarakat. Sebab, masih banyak masyarakat yang belum memahami makna label tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, pada talkshow bertajuk Kesadaran Konsumen Terhadap Manfaat Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM) dan Label Tanda Hemat Energi (LTHE) pada AC Rumah Tangga, beberapa waktu lalu.
Baca juga : Sosialisasi Tanda Label Hemat Energi Perlu Digencarkan
Pada kesempatan itu, ia memaparkan hasil survei yang dilakukan YLKI pada responden yang berasal dari masyarakat Jakarta. Hasilnya, masih sedikit responden yang paham arti dan maksud dari label hemat energi pada produk AC. Mereka mengatakan, ketika melakukan proses pembelian di toko dan pemasangan di rumah, tidak ada sosialisasi dan edukasi baik dari pemilik toko ataupun teknisi yang memasang AC di rumah tentang arti dari label bertanda bintang itu.
“Berdasarkan hasil survei, responden yang mengetahui adanya label hemat energi adalah 54%. Namun, ketika kami lakukan wawancara mendalam, para responden tersebut masih belum mengetahui apa makna dari label hemat energi,” ujar Tulus.
Survei tersebut juga menunjukkan bahwa pertimbangan terbesar responden ketika hendak membeli AC adalah besaran daya listrik yang dibutuhkan dan harga yang lebih murah. Idealnya, konsumen lebih kritis saat memilih produk dengan mempertimbangkan pemilihan AC berlabel hemat energi demi mengurangi tingkat emisi karbon.
“Peran konsumen sangat penting dalam upaya menekan emisi. Konsumen juga perlu memperhatikan suhu saat menyalakan AC, jangan terlalu rendah agar tidak boros energi dan menjaga dampak negatif terhadap lingkungan. Sedangkan untuk pelaku usaha, perlu lebih aktif lagi dalam mempromosikan AC hemat energi. Label AC harus lebih jelas agar konsumen lebih mudah memahaminya. Kepada pemerintah sebagai regulator, harus proaktif dalam pengawasan di pasaran, agar produk AC yang beredar benar-benar mematuhi aturan,” pungkas Tulus. (B-1)
PFI akan membentuk kelompok-kelompok kerja terkait pengurangan emisi karbon yang terdiri dari perwakilan anggota PFI dan didampingi oleh para ahli yang berasal dari ACEXI.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
KESADARAN terhadap konsep bangunan hijau sudah seharusnya menjadi bagian dari tanggung jawab bersama dalam menjaga bumi.
PT Pertamina Gas (Pertagas) sebagai bagian dari Subholding Gas Pertamina berkomitmen mendukung pengurangan emisi melalui program Penghijauan Bumi.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong agenda transisi industri menuju industri hijau yang keberlanjutan dan rendah emisi karbon di Indonesia.
Formula 1 terus berinovasi untuk bisa memberikan manfaat pada masyarakat secara keseluruhan terutama pada penggunaan karbon.
Instalasi panel surya merupakan lanjutan dari proyek serupa di kantor pusat Mowilex di Jakarta pada 2022 lalu.
Total karbon 6.537,75 kg CO2e dihasilkan pada acara ini. Untuk mengimbangi jejak karbon tersebut, dibutuhkan kapasitas penyerapan karbon oleh 725 pohon bakau atau 98 pohon nangka selama 3 tahun
WSBP terus mendorong pembangunan berkelanjutan dengan menanam 433 pohon trembesi pada Februari. Ini dilakukan atas pengiriman 4.328 batang spun pile perusahaan.
Jayakarta Hotels & Resorts mengumumkan rencana peluncuran sistem Carbon Footprint Calculator pada tahun 2025 sebagai upaya mendukung program pemerintah
Pengamat transportasi udara Gerry Soejatman menyambut baik program itu lantaran dianggap mendukung upaya pengurangan emisi karbon, utamanya yang disebabkan oleh maskapai penerbangan.
Dia turut menekankan, pihaknya memberikan alternatif kendaraan listrik berbasis generasi baru yang efektif dan kompetitif, serta dapat mengurangi jejak karbon.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved