Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
FENOMENA viral sudah tidak bisa lagi dilepaskan dari kehidupan kita di era digital yang semakin canggih ini. Konten viral bisa menyebar sangat cepat melalui media sosial atau platform digital lainnya.
Sayangnya, banyak konten-konten viral beredar di masyarakat tanpa ada kontrol tentang kebenaran dan dampak buruk ke masyarakat. Bisa dibilang masalah justru muncul dari konten-konten viral yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Terlebih, sejauh ini informasi negatif lebih mudah mencuri perhatian masyarakat.
Demi menanggulangi fenomena konten viral yang justru meresahkan, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengadakan webinar Obral Obrol Literasi Digital (OOTD) bertajuk “Asal Viral, Semua Jadi Kesal” pada Jumat (28/6).
Baca juga : Pemerintah Didesak Ciptakan Tata Kelola Moderasi Konten yang Baik
Dari seminar yang dilakukan secara daring tersebut dijelaskan, etika berkehidupan di dunia digital menjadi dasar yang sangat penting untuk menciptakan dunia digital yang sehat dan nyaman. Tidak hanya di dalam negeri, dampak dari konten viral juga bisa sangat cepat menyebar ke seluruh penjuru dunia.
“Sebenarnya istilah viral itu sudah ada sejak lama sebelum adanya digitalisasi, tapi dengan perkembangan digital saat ini sesuatu yang viral harus jadi perhatian khusus karena penyebarannya sangat cepat dan meluas ke seluruh dunia,” ujar Soni Mongan, Penggiat Literasi Digital yang juga jadi pembicara dalam OOTD “Asal Viral, Semua Jadi Kesal”.
Yang juga harus diperhatikan adalah, masalah yang ditimbulkan dalam sebuah konten di dunia digital sulit untuk dihapuskan. Jejak digital ini bisa jadi konsumsi publik lintas generasi.
“Yang menjadi concern saat ini sebenarnya, kalau jejak digital kita itu lebih banyak yang negatif dari pada yang positif. Dan ini akan berpengaruh pada kehidupan kita sehari-hari,” jelas Astari Yuniarti, Ketua Redaxi.
Diketahui contoh teranyar dampak buruk dalam konten viral di dunia sosial baru-baru ini misalnya seorang petugas keamanan di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, memukul anjing yang menggigit anak kucing. Lantaran salah persepsi dan terlanjur viral, petugas tersebut harus menerima tekanan psikologi karena jadi hujatan netizen, lebih parah lagi, dirinya juga harus kehilangan lapangan pekerjaan. (Z-6)
Selama penyelenggaraan, Kocca memfasilitasi meeting langsung antara partisipan dengan perusahaan konten terbaik dari Korea.
Contoh termudah memahami personalisasi konten, adalah tawaran konten yang tersaji di media digital. Di platform tersebut preferensi disesuaikan kepada tiap-tiap khalayak.
Setiap tahun, TikTok terus menjadi destinasi utama bagi masyarakat untuk mencari inspirasi, berbagi informasi, dan merayakan keseruan perayaan bulan suci Ramadan.
KEPALA Satpol PP DKI Jakarta Satriadi Gunawan menegaskan, tak ada izin kepada ormas manapun jika ingin membuat konten di area Taman Literasi.
Yudist Ardhana, kreator multi-talenta dengan 23,5 juta subscribers, sukses memanfaatkan program YouTube Shopping Affiliates untuk mendapatkan nilai tambah dari konten yang disajikan
Apakah kamu memiliki pengetahuan atau pengalaman menarik yang ingin dibagikan di media sosial? Jika ya, ini adalah peluang untuk menjadi kreator konten edukasi
Di zaman sekarang, keuangan pribadi nggak lagi sesederhana simpan uang di bawah bantal atau buka rekening di bank.
UNIVERSITAS Siber Asia (UNSIA) masuk sebagai 100 besar universitas terdepan dalam bidang inovasi di dunia dalam daftar The World University Rankings for Innovation (WURI) 2025.
Digitalisasi di rumah sakit bukan sekadar adopsi teknologi, tetapi transformasi budaya kerja dan keselamatan pasien
Rumah Pendidikan menyediakan layanan spesifik bagi berbagai pemangku kepentingan pendidikan, mulai dari Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan, Ruang Murid, Ruang Bahasa, hingga Ruang Sekolah.
Penetrasi asuransi masih rendah di kisaran 1,4%-2,7%. Kesenjangan perlindungan tetap menjadi tantangan besar, terutama di daerah perdesaan dan terpencil.
Transcosmos Indonesia (TCID), penyedia layanan omni channel contact center dan digital marketing, merayakan 12 tahun kiprahnya di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved