Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
DALAM upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menurunkan angka stunting maka bisa dimulai dari memastikan ketersediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi setiap keluarga sebagai institusi terkecil sumber kekuatan pembangunan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bisa memulai melakukan skrining anemia pada remaja putri, edukasi dan pemeriksaan calon pengantin, pendampingan ibu hamil, dan pengasuhan balita agar melakukan langkah preventif.
"Termasuk kesehatan reproduksi, dengan program peningkatan ketahanan keluarga. Skrining anemia, konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri, pemenuhan makanan bergizi, dan edukasi bagi calon pengantin penting untuk mencegah ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia, sehingga dapat mencegah stunting," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Selasa (18/6).
Baca juga : Dikejar Waktu Turunkan Angka Stunting
Pengasuhan balita dengan baik dan pemenuhan makanan bergizi juga penting agar anak berhasil tumbuh dan berkembang dengan optimal.
"Melalui kerja sama yang erat dan didukung partisipasi masyarakat, maka setiap keluarga Indonesia mampu menyadari pentingnya menciptakan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, dan bebas stunting," ujar Budi.
Selain itu, Budi menjelaskan untuk memperkuat pelaksanaan program bersama pada 2025, Kementerian Kesehatan dan BKKBN akan mengembangkan inisiatif strategis. Termasuk integrasi dalam peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dan keluarga berencana sampai tingkat desa.
Baca juga : Anggaran Kesehatan 2024 Naik 8,1% Capai Rp186,4 Triliun. Untuk Apa Saja?
"Termasuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan anak, serta pencegahan risiko stunting. Termasuk kampanye edukasi dan pelayanan kesehatan reproduksi. Ini juga perlu diperkuat, yang dilakukan sejak usia remaja, calon pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS), ibu hamil, bersalin, dan nifas," paparnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta kepala daerah untuk agar mempercepat penimbangan dan pengukuran balita di seluruh posyandu.
“Saya berharap masing-masing pemerintah provinsi, kabupaten, kota, dan BKKBN di masing-masing daerah melakukan hal itu. Sehingga akhir Juni ini kita bisa mencapai minimum 90 persen dari total populasi balita dan jumlah posyandu yang ada,” ujar Muhadjir. (Iam/Z-7)
hasil kajian Kemendukbangga/BKKBN menyebutkan diperlukan penguatan implementasi 10 langkah menyusui sukses
PEMERINTAH Provinsi Sulawesi Selatan terus memperkuat komitmennya dalam menanggulangi stunting dan malnutrisi.
Pemberian bingkisan secara simbolis diserahkan langsung Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono yang digelar di Puskesmas Pembantu Kejambon, Kecamatan Tegal Timur, Selasa (15/7).
Prevalensi stunting secara nasional memang sudah turun. Kini berada di angka 19,8%. Tapi kuncinya ada di Jawa Barat, karena populasinya terbesar.
KEMENTERIAN Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN bersama BNI meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING) di Kota Tangerang, Banten.
ANGGOTA Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum menunjukkan efektivitas dalam menurunkan angka stunting.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
"Misalnya selain ada nasi sebagai makanan pokok juga ada lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah serta minum air putih,"
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menekankan pentingnya membangun ekosistem yang menyeluruh untuk mewujudkan konsumsi gizi seimbang di masyarakat adalah upaya menurunkan stunting
Banyak orang fokus pada perawatan luar seperti sampo atau masker rambut, padahal rahasia utama rambut yang sehat dan lebat justru berasal dari dalam tubuh.
Saat berolahraga, tubuh mengeluarkan racun melalui keringat, sekaligus meningkatkan sirkulasi darah dan memperbaiki kerja organ detoksifikasi seperti hati dan ginjal.
Sebelumnya, program serupa dilaksanakan di SLB Negeri 7 Jakarta dan kini tengah diperluas ke lebih banyak sekolah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved