Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Agar Calon Mahasiswa tidak Pandang Sebelah Mata PTN Vokasi

Despian Nurhidayat
18/6/2024 14:35
Agar Calon Mahasiswa tidak Pandang Sebelah Mata PTN Vokasi
Ilustrasi.(MI/Amir MR)

PELAKSANAAN Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menggunakan jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) pada tahun ini berhasil membuat banyak calon mahasiswa memilih jurusan vokasi.

Bahkan, program studi (prodi) paling ketat dalam pelaksanaan SNBT seluruhnya diisi oleh pilihan vokasi baik itu D4 maupun D3. Hal ini juga didukung oleh peraturan baru dalam pelaksanaan SNBT bahwa calon mahasiswa boleh memilih empat prodi maksimal tapi pilihan ketiga dan keempat harus dari vokasi.

Pengamat pendidikan sekaligus CEO Jurusanku, Ina Liem, mengatakan bahwa hal ini tentu menggembirakan. Saat ini para peserta didik sudah mulai sadar pentingnya kemampuan dibandingkan sekadar ijazah.

Baca juga : 231 Ribu Lulus SNBT dari 785 Ribu Peserta

"Saya senang sebetulnya ada peningkatan peminat pendidikan vokasi, bahkan yang nilai SNBT tinggi juga mulai melirik vokasi. Ini menunjukkan makin banyak orang mengejar skills, bukan sekadar ijazah dan ini sejalan dengan demand di industri,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (18/6).

Kendati demikian, meskipun prodi vokasi mulai dilirik, peserta SNBT memilih vokasi di perguruan tinggi negeri (PTN) akademik seperti Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Negeri Jakarta dibandingkan PTN vokasi seperti Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Bandung, dan lainnya.

Menurut Ina Liem, hal ini terjadi lantaran calon mahasiswa saat ini masih memikirkan gengsi di balik nama besar PTN akademik. "Masih banyak yang mencari gengsi atau nama. Padahal banyak politeknik yang sudah menjalin kerja sama dengan industri dan lulusannya cenderung lebih mudah dan cepat mendapat pekerjaan, tanpa mengandalkan nama besar seperti UI," tegas Ina Liem.

Baca juga : Jumlah Peminat Prodi Vokasi Tahun Ini Mengalami Peningkatan

"Apalagi kalau kita betul-betul menguasai keterampilan tertentu dengan kondisi lapangan kerja yang menurun saat ini. Keterampilan tersebut bisa membuat kita langsung buka usaha sendiri. Contoh membuat tas tenun, budi daya kepiting, layanan perbaikan teknologi, layanan kecantikan, dan sebagainya," sambungnya.

Untuk itu, Ina Liem menyarankan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan lain mulai melakukan sosialisasi terkait manfaat pendidikan vokasi bagi masa depan generasi penerus bangsa. "Jadi strategi yang bisa dilakukan ialah sosialisasi masif untuk mengubah mindset khususnya orangtua. Yang membawa kesuksesan zaman orangtua dulu belum tentu masih relevan dengan zaman anak sekarang," tuturnya.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud-Ristek Kiki Yuliati sebelumnya mengatakan bahwa dari data SNPMB 2024, pihaknya melihat bahwa pendaftaran mahasiswa di program studi vokasi mulai meningkat sangat tinggi. "Ini menunjukkan bahwa program studi vokasi mulai dikenal oleh para calon mahasiswa dan ketika mereka lebih mengenal program studi vokasi. Mereka mempelajari yang akan mereka dapat melalui program studi pendidikan tinggi vokasi lalu mereka memilih program studi diploma tiga dan diploma empat," kata Kiki.

Pada dasarnya, Kiki menekankan bahwa mahasiswa yang mengikuti pendidikan diploma dan sarjana terapan ialah mahasiswa yang kelak akan bekerja. Mereka akan memilih program studi yang akan memberikan mereka bekal keahlian serta kompetensi yang sungguh-sungguh mereka minati. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya