Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
GURU Besar Bidang Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Nur Rasyid Sp.U(K), menyarankan agar pria yang berusia di atas 55 tahun tidak banyak minum di malam hari karena berisiko mengalami masalah prostat.
"Laki-laki 55 tahun ke atas sebaiknya minum banyak dari pagi hingga maghrib saja. Karena mereka biasanya sudah memiliki masalah prostat, jika minum banyak di malam hari, akan sering terbangun untuk buang air kecil, yang bisa mengganggu kualitas tidur," kata Rasyid seperti dikutip melalui Antara, Rabu (5/6).
Rasyid menjelaskan bahwa pria berusia di atas 55 tahun umumnya mengalami gangguan berkemih, seperti sering merasa tidak tuntas saat buang air kecil. Oleh karena itu, ia menyarankan agar di malam hari hanya minum secukupnya, misalnya saat makan atau minum obat, dan tidak minum banyak sebelum tidur.
Baca juga : Anak Anda Demam? Beri Minum Sesering Mungkin
Gangguan berkemih juga bisa dialami oleh anak-anak akibat kurang gizi dan dehidrasi. Oleh karena itu, baik anak-anak maupun orang dewasa disarankan untuk menjalani pola hidup sehat dan aktif bergerak agar tidak mengalami masalah berkemih, seperti pengendapan batu di ureter atau batu ginjal akibat pengerasan urin.
Volume berkemih yang sehat adalah 2,5 liter per hari dengan asupan cairan lebih dari 2 liter. Hal ini untuk mencegah pembentukan batu ginjal yang disebabkan oleh kurangnya cairan, sehingga urin mengeras dan menetap di ginjal.
Rasyid juga menyarankan agar saat memasuki usia 40 tahun ke atas, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan minimal setahun sekali dan menjalani USG untuk mendeteksi adanya batu ginjal.
"Begitu seseorang berusia 40 tahun ke atas, sebaiknya melakukan check-up setahun sekali, dan idealnya melakukan USG karena batu ginjal berukuran dua milimeter bisa terdeteksi dengan USG, sementara pemeriksaan laboratorium seringkali tidak menemukannya," ujarnya.
Dokter yang berpraktik di klaster uronefrologi RSCM Kencana ini menambahkan bahwa USG dapat memperlihatkan masalah baik di ginjal maupun ureter, termasuk sumbatan yang dapat menyebabkan masalah. Ia juga menyarankan penggunaan USG tanpa kontras karena penggunaan kontras dapat berisiko mengganggu fungsi ginjal. (Z-10)
Journal of the American Heart Association mengungkapkan fakta mengejutkan: sindrom "patah hati" atau kardiomiopati takotsubo justru lebih mematikan bagi pria.
Sebuah studi internasional terbaru mengungkapkan alasan ilmiah mengapa pria dan wanita mengalami risiko, gejala, serta hasil kesehatan yang berbeda dalam menghadapi penyakit
Para ilmuwan menemukan penurunan risiko ini mungkin berbeda antara pria dan perempuan. Jadi siapa yang perlu berolahraga lebih banyak?
Sindrom patah hati bukan hanya istilah puitis. Sebuah studi medis terbaru membuktikan bahwa kondisi ini benar-benar bisa menyebabkan kematian—dan pria ternyata jauh lebih rentan.
Pria dalam penelitian ini, 45,4 persen diklasifikasikan sebagai penderita obesitas, dan hampir sepertiga memiliki kondisi pradiabetes 29,2% dan prahipertensi 31,1%.
Sebuah studi dari National Institute of Cardiology di Warsawa menemukan pria yang sudah menikah memiliki risiko 3,2 kali lebih besar mengalami obesitas dibandingkan pria lajang.
Penyakit prostat pada lansia merupakan masalah kesehatan yang cukup umum, terutama pada pria yang berusia di atas 50 tahun. Ketika pria memasuki usia lanjut, kelenjar prostat
Terapi ini adalah metode minimal invasif yang menggunakan energi uap air panas untuk mengecilkan jaringan prostat yang membesar.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berhasil menjalani operasi pengangkatan prostat di tengah masa kepemimpinannya yang penuh tantangan.
Tindakan rezum atau terapi uap air dapat digunakan untuk pasien pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia. Penyakit ini umumnya dialami oleh pria di atas usia 50 tahun ke atas.
Lantas seperti apa gejala kanker yang umum terjadi? Berikut 11 gejala umum yang perlu diwaspadai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved