Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pria di Atas 55 Tahun Disarankan Tidak Banyak Minum di Malam Hari

Gana Buana
05/6/2024 16:30
Pria di Atas 55 Tahun Disarankan Tidak Banyak Minum di Malam Hari
Pria di atas 55 tahun disarankan tidak banyak minum di malam hari(Freepik)

GURU Besar Bidang Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Nur Rasyid Sp.U(K), menyarankan agar pria yang berusia di atas 55 tahun tidak banyak minum di malam hari karena berisiko mengalami masalah prostat.

"Laki-laki 55 tahun ke atas sebaiknya minum banyak dari pagi hingga maghrib saja. Karena mereka biasanya sudah memiliki masalah prostat, jika minum banyak di malam hari, akan sering terbangun untuk buang air kecil, yang bisa mengganggu kualitas tidur," kata Rasyid seperti dikutip melalui Antara, Rabu (5/6).

Rasyid menjelaskan bahwa pria berusia di atas 55 tahun umumnya mengalami gangguan berkemih, seperti sering merasa tidak tuntas saat buang air kecil. Oleh karena itu, ia menyarankan agar di malam hari hanya minum secukupnya, misalnya saat makan atau minum obat, dan tidak minum banyak sebelum tidur.

Baca juga : Anak Anda Demam? Beri Minum Sesering Mungkin

Gangguan berkemih juga bisa dialami oleh anak-anak akibat kurang gizi dan dehidrasi. Oleh karena itu, baik anak-anak maupun orang dewasa disarankan untuk menjalani pola hidup sehat dan aktif bergerak agar tidak mengalami masalah berkemih, seperti pengendapan batu di ureter atau batu ginjal akibat pengerasan urin.

Volume berkemih yang sehat adalah 2,5 liter per hari dengan asupan cairan lebih dari 2 liter. Hal ini untuk mencegah pembentukan batu ginjal yang disebabkan oleh kurangnya cairan, sehingga urin mengeras dan menetap di ginjal.

Rasyid juga menyarankan agar saat memasuki usia 40 tahun ke atas, sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan minimal setahun sekali dan menjalani USG untuk mendeteksi adanya batu ginjal.

"Begitu seseorang berusia 40 tahun ke atas, sebaiknya melakukan check-up setahun sekali, dan idealnya melakukan USG karena batu ginjal berukuran dua milimeter bisa terdeteksi dengan USG, sementara pemeriksaan laboratorium seringkali tidak menemukannya," ujarnya.

Dokter yang berpraktik di klaster uronefrologi RSCM Kencana ini menambahkan bahwa USG dapat memperlihatkan masalah baik di ginjal maupun ureter, termasuk sumbatan yang dapat menyebabkan masalah. Ia juga menyarankan penggunaan USG tanpa kontras karena penggunaan kontras dapat berisiko mengganggu fungsi ginjal. (Z-10)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya