Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

PM Israel Benjamin Netanyahu Jalani Operasi Prostat di Tengah Krisis Gaza dan Kasus Korupsi

Thalatie K Yani
30/12/2024 10:34
PM Israel Benjamin Netanyahu Jalani Operasi Prostat di Tengah Krisis Gaza dan Kasus Korupsi
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berhasil menjalani operasi pengangkatan prostat di tengah masa kepemimpinannya yang penuh tantangan.(Media sosial X)

PERDANA Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menjalani operasi pengangkatan prostat dengan sukses, Minggu (29/12), menurut pejabat rumah sakit. Prosedur ini dilakukan di tengah tantangan besar yang dihadapinya, termasuk perang di Gaza dan sidang kasus dugaan korupsi.  

Netanyahu, yang telah menghadapi berbagai masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, berusaha keras menjaga citra sebagai pemimpin yang sehat dan energik. Selama persidangan bulan ini, ia membanggakan diri bekerja 18 jam sehari sambil menikmati cerutu. Namun, sebagai pemimpin dengan masa jabatan terlama di Israel selama 17 tahun, beban kerja yang berat ini dapat memengaruhi kesehatannya.  

Pada usia 75 tahun, Netanyahu bergabung dengan jajaran pemimpin dunia yang lebih tua, seperti Presiden AS Joe Biden, 82, Presiden terpilih Donald Trump, 78, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, 79, dan Paus Fransiskus, 88, yang juga menghadapi sorotan terkait usia dan kesehatan mereka.  

Penundaan Sidang karena Operasi 

Kondisi Netanyahu yang terbaru ini umum dialami pria lanjut usia, namun operasinya menyebabkan dampak pada jadwal persidangan. Hakim menerima permintaan pengacaranya untuk menunda tiga hari kesaksian yang dijadwalkan minggu ini. Pengacaranya, Amit Hadad, beralasan Netanyahu akan dibius total dan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.  

Dr Ofer Gofrit, kepala departemen urologi di Pusat Medis Hadassah Yerusalem, menyatakan dalam sebuah video bahwa prosedur berjalan lancar dan “tidak ada kekhawatiran” terkait kanker atau keganasan. “Kami hanya berharap yang terbaik,” ujarnya.  

Dalam pernyataan, Netanyahu berterima kasih kepada para dokternya. Kantornya mengatakan ia “sudah sepenuhnya sadar” dan dirawat di unit pemulihan bawah tanah yang diperkuat terhadap kemungkinan serangan rudal. Netanyahu diperkirakan akan tetap di rumah sakit selama beberapa hari untuk observasi. Selama operasi, Menteri Kehakiman Yariv Levin bertindak sebagai penjabat perdana menteri.  

Kesehatan Netanyahu di Masa Perang Jadi Sorotan

Di tengah ketegangan yang tinggi di kawasan, kesehatan Netanyahu menjadi perhatian baik bagi Israel maupun dunia internasional.  

Sebagai pemimpin yang berada di pusat peristiwa global besar yang mengubah Timur Tengah, Netanyahu dirawat di rumah sakit saat para mediator internasional berupaya menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas, serta di tengah pertempuran dengan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.  

Netanyahu bersikeras bahwa dirinya dalam kondisi sehat. Ia sering terlihat mengenakan perlengkapan pelindung lengkap saat mengunjungi zona perang atau bertemu dengan pejabat pertahanan di medan terbuka dengan kacamata hitam dan jaket tebal.  

Namun, citra ini goyah tahun lalu ketika dokter mengungkapkan ia memiliki masalah jantung yang sudah lama diketahuinya tetapi dirahasiakan dari publik. Setelah pingsan, ia dipasangi alat pacu jantung untuk mengontrol detak jantung yang tidak teratur.  

Masalah ini terungkap di tengah protes besar-besaran terhadap pemerintahannya, menambah kemarahan dan ketidakpercayaan publik dalam situasi politik yang sangat terpolarisasi di Israel.  

Tahun lalu, Netanyahu juga dilarikan ke rumah sakit karena dehidrasi dan menjalani operasi hernia awal tahun ini di bawah anestesi penuh, di mana Levin juga bertindak sebagai penjabat perdana menteri.  

Proses Pemulihan yang Cepat

Kantor Netanyahu melaporkan bahwa ia didiagnosis mengalami infeksi saluran kemih pada Rabu, akibat pembesaran prostat jinak. Infeksi tersebut berhasil diobati dengan antibiotik, tetapi operasi tetap diperlukan.  

Menurut Dr. Shay Golan, kepala layanan urologi onkologi di Pusat Medis Rabin Israel, pembesaran prostat umum terjadi pada pria berusia 70-an dan 80-an. Golan menjelaskan pembesaran prostat dapat menghambat pengosongan kandung kemih secara sempurna, menyebabkan penumpukan urine yang memicu infeksi atau komplikasi lainnya.  

Dalam kasus Netanyahu, karena prostatnya tidak bersifat kanker, kemungkinan besar prosedur yang dilakukan adalah operasi endoskopi dengan memasukkan alat kecil melalui rongga tubuh, bukan sayatan besar di perut.  

Prosedur ini memakan waktu sekitar satu jam dengan masa pemulihan yang cepat. Setelah prosedur, pasien biasanya hanya memerlukan kateter selama 1–3 hari sebelum dapat kembali beraktivitas normal tanpa pembatasan signifikan. (CNN/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya