Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TAWURAN di kalangan remaja merupakan fenomena yang masih sering terjadi di Indonesia. Perkelahian antarremaja mencerminkan kekurangan dalam pengelolaan emosi dan konflik interpersonal.
Tingginya agresi pada remaja ternyata terkait erat dengan rendahnya kecerdasan emosional yang dimiliki. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siu (2009) di Tiongkok, tingginya perilaku depresi, cemas, stres, agresi, dan kenakalan remaja berhubungan dengan rendahnya kecerdasan emosional. Orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan cenderung memiliki kemampuan emosional yang lebih bisa membantu menghadapi permasalahan sehari-hari dan cenderung tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Psikolog dari Profil Talenta Indonesia, Yasinta Indrianti, mengungkapkan tawuran antarsiswa sekolah juga didukung karakteristik remaja yang sedang masa pencarian jati diri, ingin rasa berkompetisi menunjukkan eksistensi tetapi terkadang tidak bisa menyalurkannya dengan tepat. "Mengajarkan remaja untuk menghindari tawuran melibatkan pendekatan yang holistik yang mencakup pengembangan keterampilan sosial, pengelolaan emosi, dan membangun kesadaran," ungkapnya.
Baca juga : 12 Remaja Diamankan Polisi, Diduga Akan Tawuran
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan para remaja.
1. Memberikan pengertian tentang emosi dan bagaimana mengelola emosi secara sehat.
2. Menyelenggarakan sesi pembelajaran tentang dampak negatif dari tawuran, termasuk cedera fisik, trauma psikologis, dan konsekuensi hukum.
Baca juga : 12 Remaja Bawa Senjata Tajam di Jakarta Barat Diamankan Polisi, Diduga Hendak Tawuran
3. Melibatkan orangtua atau masyarakat dalam pencegahan tawuran dengan menyelenggarakan sesi informasi atau lokakarya tentang cara mendukung anak-anak mereka dalam mengatasi konflik dengan cara yang sehat.
4. Menyediakan jalur komunikasi terbuka dan rahasia di sekolah untuk siswa yang ingin melaporkan atau mendiskusikan masalah yang berkaitan dengan tawuran.
5. Mengikuti kegiatan positif untuk mengasah potensi diri, seperti olahraga, kesenian, sosial, keagamaan atau kegiatan lain.
Berbagai kegiatan positif dilakukan sebagai upaya meminimalisasi tren tawuran di kalangan remaja. Kegiatan positif ini untuk menyalurkan bakat dan minat remaja. Menariknya, sejumlah perusahaan menggelar beragam kegiatan positif sebagai wadh bagi remaja untuk menyalurkan energi. Salah satunya dilakukan Yupi Gummy Candy yang menggagas School to School di ratusan sekolah dan ajang kompetisi Yupi Good Talent untuk pencarian bakat untuk anak dan remaja.
Di Yupi Good Talent, anak-anak dan remaja Indonesia dapat menyalurkan kreativitasnya dan mengekspresikan talenta positif dalam bidang seni yakni menyanyi, menari, dan lainnya seperti story telling, gymnastic, dan bermain musik. "Anak-anak dan remaja dapat menyalurkan energinya ke hal-hal yang positif dan kreativitas mereka menjadi prestasi yang bisa dibanggakan serta menginspirasi. Kami selalu menyuarakan semangat positif dan ceria," kata Addyono H. Koloway, Promotion Manager PT Yupi Indo Jelly Gum. Yupi Good Talent pada 2024 menjadi tahun kelima dengan total peserta ribuan setiap tahun. (Z-2)
Perkelahian tersebut berawal dari S yang menuding MF telah menyerobot penumpangnya. Keduanya kemudian bertemu di jalan dan terjadilah perkelahian.
Perkelahian antara sopir bajaj dan juru parkir terjadi di Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (17/2). Diketahui, perkelahian tersebut terjadi lantaran kedua belah pihak saling ejek.
Pemicu perkelahian antara sopir bajaj dan juru parkir di Kemayoran, Jakarta Pusat terjadi karena masalah utang Rp130 ribu.
Sekelompok perempuan terlibat perkelahian di Koja, Jakarta Utara, karena masalah asmara.
Dua pria terlibat perkelahian di kawasan Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (18/7) kemarin. Satu orang tewas akibat perkelahian tersebut.
SEORANG remaja mengalami luka-luka setelah disiram air keras di Jalan Prumpung Sawah, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur.
Angka prevalensi jerawat 85% pada orang dewasa muda berusia 12–25 tahun. Karenanya, orangtua harus bisa memberikan solusi terbaik untuk menuntaskan masalah jerawat pada para remaja.
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
Remaja perempuan yang potensial perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa kini.
Perfeksionisme pada remaja perempuan sering kali mengakibatkan stres, tekanan berlebihan, dan keterbatasan dalam kreativitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved