Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BREWER asal Indonesia Ryan Wibawa berhasil meraih juara tiga di kompetisi World Brewers Cup 2024, Senin (15/4) di Chicago, Amerika Serikat (AS).
Mengusung tema Bhineka Tunggal Ika, Ryan mempersatukan kopi dari tiga negara dengan persentase yang berbeda-beda.
“Jadi untuk di babak final, aku membawa tiga kopi yang aku gabungkan jadi satu, 70% dari Panama, lalu 20% kopi dari Kolombia, dan 10% dari Indonesia, yaitu dari Sumedang, Jawa Barat,” jelas Ryan kepada Media Indonesia melalui WhatsApp, Selasa (16/4).
Baca juga : Persaingan Ciptakan Kopi Tubruk Terbaik dalam Tarung Tubruk
Sebelum berlaga di skala internasional, seorang brewer harus terlebih dahulu memenangkan kompetisi di negaranya masing-masing. Ryan bisa berlaga di final karena telah memenangkan kompetisi skala nasional di Indonesia pada Desember 2023 lalu.
“Ada 24 kompetitor (di skala nasional), saya salah satunya. Lalu saya mendapatkan juara satu dan berkesempatan mewakili Indonesia di World Brewers Cup di Chicago,” tutur Ryan
Di babak final World Brewers Cup, Ryan mengatakan semua kontestan sudah berkompetisi dengan lepas. Sebab, menurutnya, semua barista yang berkompetisi hingga babak final sudah mewakilkan negara masing-masing dengan sangat baik
Baca juga : Jakarta International Coffee Conference 2023 Siap Dorong Perkembangan Industri Kopi
“Kita semua sudah merepresentasikan sebagai kopi ambassador dari negara masing-masing, dan dari kita berenam sudah memberikan hasil yang terbaik dan untuk aku sendiri mendapatkan peringkat 3,” tuturnya.
Kendati penampilannya menurun di babak final, Ryan mengaku tidak menyimpan penyesalan dan kekesalan. Dia mengatakan sudah sangat senang terhadap hasil akhir yang didapatkan. Pesan, kata Ryan, menjadi aspek utama dalam kompetisi ini.
Dia dengan bangga bisa menyajikan jiwa Bhineka Tunggal Ika kepada dunia. Karena, menurutnya, nilai bangsa tersebut sangat mendeskripsikan industri kopi di dunia.
Baca juga : Kompetisi Brewing Kopi Jadikan Sarana Berbagi Pengalaman Antar Barista
“Indonesia punya spirit yang namanya Bhineka Tunggal Ika, which artinya adalah unity in diversity, yang bagiku sendiri itu sangat merepresentasikan teman-teman komunitas di kopi,” ujar Ryan.
“Karena kalau bisa dilihat di kemarin, di Chicago dan di Specialty Coffee Expo kita bisa ketemu banyak orang dari negara manapun, dari latar belakang apapun, mau dia sebagai farmernya, mau dia sebagai roaster-nya, barista-nya, customer-nya, judge, volunteer, orang-orang yang compete di situ, kita punya tujuan yang sama, yaitu memajukan industri kopi,” lanjutnya.
Untuk mencapai peringkat ketiga dunia, Ryan mengatakan dirinya berlatih rutin.
Baca juga : Kopi Fest Indonesia 2023 Siap Kunjungi Empat Kota Besar di Indonesia
“Latihan yang rutin, terus juga biasanya kalau sudah dekat-dekat waktu berangkat waktu kemarin, kisaran dua minggu atau tiga minggu sebelumnya sudah intense banget tuh latihannya biasanya setiap hari pasti kita latihan,” ungkap Ryan
Cara mempresentasikan kopi yang dibuatnya dilatih berkali-kali sehingga mendapat penampilan yang maksimal. Latihan panjang yang dilakukannya pun membuahkan hasil yang membanggakan Indonesia.
“Latihan presentasinya, kita doing seperti yang mau kita sampaikan di stagenya yang 10 menit itu, kita presentasikan, kita coba untuk simulasikan proses penyeduhannya seperti apa, biasanya kita ulang-ulang sampai kita dapat momen pas, smooth, enak untuk kita tampilkan di stage World Brewers Cup ini,” tambahnya.
Pencapaian ini, Ryan berkata, dapat memberi dampak positif bagi industri kopi di Indonesia. Dia juga berharap kelak di kemudian hari Indonesia bisa mendapatkan peringkat satu.
“Jadi untuk posisi tiga ini, aku sangat-sangat senang, happy. Ini untuk Indonesia, semoga bisa memberi dampak positif bagi industri kopi di Indonesia dan menginspirasi teman-teman di Indonesia bahwa kita bisa dan siapa tahu di tahun-tahun mendatang kita bisa mendapat juara satu,” tutupnya. (Z-1)
RAYHAN Abdul Latief mengukir rekor pada ajang Mandiri Ciputra Golfpreneur Junior World Championship 2025. Dia menjadi pegolf junior putra pertama sukses mempertahankan gelar juara
Sebagai wadah bagi atlet-atlet basket muda, kompetisi diikuti oleh 17 klub yang bernaung di bawah Pengkab Perbasi Tangerang.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Kemendikdasmen mengapresiasi AIA Healthiest Schools 2025, kompetisi yang bertujuan untuk mencetak generasi penerus Indonesia yang lebih sehat.
Kompetisi tidak hanya bagi siswa saja, namun juga guru dengan kesadaran bahwa pengembangan potensi guru juga menjadi kunci dalam keberhasilan proses pendidikan.
Satria (Smart AI and Tech Competition for a Rising Indonesia) adalah program kompetisi edukatif yang mendorong pelajar Indonesia untuk mengenal dan mempraktikkan kecakapan digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved