Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER spesialis kebidanan dan kandungan sub-spesialis onkologi dari Rumah Sakit PELNI Yuri Feharsal mengungkapkan perkembangan kanker serviks bisa dicegah dengan menghentikan perilaku berisiko dan menjalani tindakan penanganan yang tepat.
Yuri menjelaskan bahwa kanker serviks bermula dari infeksi human papillomavirus (HPV) pada leher rahim yang normal.
"Kalau daya tahan tubuh dari perempuan itu bagus dan tidak merokok atau melakukan hal yang memicu perkembangan HPV, dalam satu tahun infeksi akan sembuh sendiri, sehingga menjadi normal kembali, (ada) clearance, atau HPV akan hilang dari leher rahim," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu, dikutip Selasa (9/4).
Baca juga : HPV Ternyata Juga Sebabkan Kanker Anus
Namun, Yuri melanjutkan, infeksi HPV bisa kembali terjadi pada individu yang rentan atau terpapar faktor risiko.
Yuri menjelaskan, apabila infeksi berulang, bisa terjadi persistensi infeksi yang menyebabkan infeksi HPV berubah menjadi lesi prakanker pada serviks.
Menurut dia, lesi prakanker pada beberapa kasus dapat mengalami regresi menjadi normal kembali jika perilaku berisiko dihentikan atau daya tahan tubuh kuat.
Baca juga : Penyintas HPV-DNA Positif Dipastikan Masih Bisa Hamil
Namun, jika lesi prakanker tidak ditangani dan infeksi HPV menjadi persisten, lesi tersebut dapat berkembang menjadi kanker yang menyebar.
Yuri menyampaikan proses lesi berkembang menjadi kanker yang menyebar memerlukan waktu 10 hingga 20 tahun sehingga ada peluang untuk mencegah perkembangan kanker serviks ke tahap yang lebih parah dengan tindakan pencegahan tepat.
"Proses ini sebenarnya membutuhkan waktu 10-20 tahun, suatu proses yang cukup lama. Jadi mata rantai kanker bisa diputus. Karena dia membutuhkan waktu yang lama, sehingga kita bisa mencegah perkembangan kanker," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Kanker ini umumnya disebabkan oleh infeksi virus, yaitu papillomavirus human (HPV), dalam alat kelamin wanita. HPV sebenarnya memiliki banyak subtipe
PARA perempuan tidak perlu khawatir terhadap pemeriksaan kanker serviks. Pemeriksaan tersebut kini dapat dilakukan secara mandiri di rumah
Kanker serviks merupakan penyakit ganas yang menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker di kalangan wanita di Indonesia.
Deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks merupakan langkah strategis dalam mengurangi angka kematian akibat kedua jenis kanker yang paling umum
Vaksinasi HPV dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi Human papillomavirus atau HPV, virus yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Mulai tahun 2025 layanan skrining HPV DNA akan diintegrasikan dalam program pemeriksaan kesehatan gratis.
Imunisasi HPV juga akan diberikan untuk anak laki-laki di bawah 15 tahun untuk mencegah kanker serviks.
Vaksin HPV 9-valen memberikan perlindungan tambahan terhadap lima genotipe berisiko tinggi lainnya (HPV 31, 33, 45, 52, dan 58).
Virus HPV ini jahat, bukan hanya kanker serviks dia bisa bikin kutil kelamin, kanker tenggorokan, dan kanker penis.
Saat bicara tentang kesehatan reproduksi dengan anak, Nana Mirdad mengatakan, orangtua lebih baik menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved