Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
KETUA Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, mengatakan bahwa isu vaksin HPV dapat membuat kemandulan merupakan hal yang tidak benar. Ia mengatakan, sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut.
"Terkait dengan apakah vaksin HPV itu dihubungkan dengan kemandulan dan lain sebagainya atau menopause dini dan sebagainya, itu belum lagi terkatakan, hanya mitos, tidak fakta," ungkapnya dalam konferensi pers terkait Rekomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pascamelahirkan.
Sebaliknya, Menurut Prof Yudi, secara ilmiah, vaksin HPV aman dan tidak berdampak buruk terhadap sistem reproduksi perempuan. "Yang jelas, menurut ilmiah saja tidak ada masalah, tidak akan menyebabkan kemandulan," katanya.
Vaksinasi HPV justru menjadi salah satu langkah penting dalam mencegah kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus.
Kementerian Kesehatan melalui akun resminya juga menyatakan vaksin HPV aman dan tidak memicu kemandulan. Efek samping vaksin HPV mungkin dapat terjadi pada individu yang memiliki alergi terhadap komponen tertentu dalam vaksin, dan ini sangat jarang terjadi.(H-2)
Kanker serviks tidak hanya disebabkan perilaku seksual berisiko. Kenali berbagai penyebab dan langkah pencegahannya di sini.
HPV itu ada banyak jenisnya, inkubasinya, dan gejalanya. Tidak semua virus HPV bisa memicu kanker serviks. Sebagian hanya memiliki gejala seperti kutil dan menghilang dengan sendirinya.
Isu mengenai vaksin human papillomavirus (HPV) yang bisa menyebabkan kemandulan hingga menopause dini merupakan kabar yang tidak benar atau hoaks.
Imunisasi HPV juga akan diberikan untuk anak laki-laki di bawah 15 tahun untuk mencegah kanker serviks.
Vaksin HPV 9-valen memberikan perlindungan tambahan terhadap lima genotipe berisiko tinggi lainnya (HPV 31, 33, 45, 52, dan 58).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved