Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
MENYAMBUT Hari Film Nasional, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media mengungkapkan transformasi yang telah membuka era keemasan baru dalam perfilman nasional. Tahun lalu, perfilman Indonesia mencapai puncaknya dengan penampilan 50 judul film di 24 festival film internasional pada 18 negara.
"Capaian ini merupakan momen paling gemilang dalam sejarah perfilman kita, membuktikan strategi dan dukungan pemerintah dalam mengangkat industri film kita ke tingkat berikutnya," ujar Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/3).
Peringatan Hari Film Nasional juga menjadi momentum untuk menyoroti berbagai program peningkatan literasi dan apresiasi film, seperti Indonesiana Film dan berbagai inisiatif lain yang memperkaya keterampilan dan jaringan para sineas muda Indonesia. "Strategi ini bertujuan menjaga animo penonton, meningkatkan kehadiran film Indonesia di tingkat internasional, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan produksi film," imbuh Mahendra.
Baca juga : Kemendikbud-Ristek Siap Semarakan Peringatan Hari Film Nasional 2024
Kemendikbud-Ristek juga telah mengambil langkah strategis dalam mendukung peningkatan literasi dan apresiasi film melalui berbagai program. Salah satunya Indonesiana Film, lokakarya penulisan skenario yang dibimbing oleh profesor dari University of Southern California, yang berfokus pada pengembangan narasi lokal Indonesia.
"Program ini bertujuan menghasilkan cerita-cerita yang kuat dengan nilai-nilai moral dan kearifan lokal, sekaligus meningkatkan eksposur dan pendapatan daerah tempat syuting," ujar Mahendra. Sampai saat ini, Bank Naskah Indonesiana Film telah menghasilkan 33 naskah yang meliputi 4 naskah pada 2020, 10 naskah di 2021, 9 naskah di 2022, dan 10 naskah di 2023.
Kemendikbudristek secara konsisten mendukung Festival Film Indonesia (FFI), yang berlangsung sejak 1955, dan festival film regional. Sepanjang 2023 Kemendikbudristek memfasilitasi lebih dari 20 festival film dari Sabang sampai Merauke termasuk Balinale (Bali International Film Festival), Lake Toba Film Festival, UI Film Festival (UI), Kenduri Serumpun Melayu Film Festival di Jambi, Jogja Asian NetPAC Film Festival (JAFF), Flobamora Film Festival di NTT, dan masih banyak lagi. Hal ini bertujuan mengapresiasi karya seniman lokal serta mengidentifikasi dan mengasah bakat-bakat muda dalam rangka menguatkan ekosistem perfilman nasional.
Baca juga : Film Pertama Asia Tenggara sebagai Program Filmed for IMAX
Mahendra juga menjelaskan bahwa Kemendikbud-Ristek mengorganisasi pemutaran khusus (nonton bareng/nobar). "Hal ini dilakukan untuk mempertahankan minat penonton, menjaga aksesibilitas, dan apresiasi terhadap film Indonesia," katanya. Program ini telah diselenggarakan di 29 kota dari 2020 hingga 2023 dengan jumlah penonton yang terus meningkat secara signifikan dari 6.332 pada 2020 menjadi 5.095 di 2021, melonjak ke 9.186 pada 2022, dan mencapai 10.952 di 2023.
Di sisi lain, Kemendikbud-Ristek juga mengakui peran penting komunitas film lokal melalui inisiatif AFI (Apresiasi Film Indonesia), yang telah berkolaborasi dengan Cinema Poetica dan Rangkai.id untuk mendata komunitas film. Sejak dimulai pada 2022, program ini telah menjangkau 79 komunitas di 10 kota. Pada 2023, program ini diperluas dengan penelitian di 5 kota baru dan 3 kota dengan program tindak lanjut.
Sepanjang 2023, terdapat lebih dari 20 film yang memiliki penonton lebih dari 1 juta orang. Sebut saja, Sewu Dino (4.891.609), Air Mata di Ujung Sajadah (3.127.671), dan Petualangan Sherina 2 (2.414.504). Ini menunjukkan diversifikasi genre dan minat penonton yang luas. (Z-2)
Menurut aktor Denny Sumargo (Densu), pengisi suara karakter Panji Tengkorak. lagu Bunga Terakhir sangat relevan dengan kisah Panji yang kehilangan istrinya, Murni, secara tragis.
Maryam: Janji & Jiwa Yang Terikat diadaptasi dari podcast viral Lentera Malam berjudul Belenggu Jin Kafir.
Pengepungan di Bukit Duri menggabungkan aksi menegangkan dengan isu-isu sosial yang kuat dan relevan, serta menjadikannya salah satu film yang paling banyak dibicarakan tahun ini.
Single Tegar yang dibawakan oleh Tissa Biani diaransemen ulang dengan perspektif cerita yang lebih personal karena menjadi salah satu lagu pengiring dalam film Panggil Aku Ayah.
IMAJINARI merilis film komedi terbaru Tinggal Meninggal, yang menjadi debut penyutradaraan Kristo Immanuel. Film ini mengisahkan Gema (Omara Esteghlal)
SETELAH bermain bersama di film Gowok: Kamasutra Jawa, Raihaanun akan kembali beradu peran dengan Nayla Purnama di film horor terbaru berjudul Labinak: Mereka Ada di Sini
Festival Film Wartawan tahun ini menjadi tribut mendalam bagi almarhum Wina Armada Sukardi, Presiden FFW, yang baru saja berpulang.
Tahun ini, Festival Film Flobamora mengangkat tema Kalunga dari bahasa Sumba sebagai simbol tumbuh dan berkembangnya perfilman di wilayah ini.
Cinta Laura tampil memesona sembari membawa pesan kuat tentang representasi dan kekuatan perempuan Indonesia di panggung global.
Founder Cilacap Kreatif Romi Angger Hidayat menyampaikan TJIFF yang dipersembahkan Cilacap Kreatif dan Rekarya mengusung tema Meta Rasa.
Tahun ini, JAFF pun mencatatkan rekor baru dengan jumlah kunjungan penonton terbanyak sepanjang sejarah festival tersebut.
Mengambil latar masa Perang Dunia II pada 1942, Orang Ikan mengawinkan kecanggihan teknologi pengambilan gambar lewat studio dengan keaslian alam indah Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved