Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
EMPAT pilar literasi digital menjadi kunci wujudkan masyarakat yang cerdas di ruang digital. Hal itu mendorong Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengadakan kegiatan seminar program Gali Ilmu Palangka Raya agar masyarakat bisa lebih bijak dan cerdas dalam menggunakan internet.
“Besarnya perkembangan internet ini sebanding dengan visi dari kota Palangka Raya yaitu mewujudkan masyarakat yang cerdas. Maka perlu dipahami tentangliterasi digital beserta empat pilarnya untuk bisa dijadikan pedoman dan memberikan dampak baik bagi pengguna internet lainnya,” ucap Normalasari S.E selaku Sekretaris Dinas Kementerian Komunikasi dan Informatika Kota Palangka Raya dalam sambutannya pada kegiatan Literasi Digital yang diselenggarakan di Ballroom Hotel Hawaii, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Rabu (6/3)
Pada kegiatan tersebut Hendra Surya selaku Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Publik Dinas Kominfo Kota Palangka Raya menyampaikan materi tentang pentingnya pilar etika digital dalam menggunakan media sosial.
Baca juga : Ada Apa Dengan Digital?, Talkshow Literasi Digital menuju Harmoni Pemilu Damai
Hal ini disebabkan Indonesia yang merupakan negara multikultural, jadi masyarakat harus bisa saling menghargai. “Indonesia merupakan negara multikultural. Maka penting bagi kita melandasi dengan pilar etika literasi digital agar tidak ada benturan dikarenakan perbedaan budaya, rasis dan bisa saling menghargai di ruang digital,” jelasnya.
Hendra juga mengingatkan akan pesatnya perkembangan internet sejalan dengan banyaknya informasi yang dibagikan di media online. Untuk menjadi masyarakat yang cerdas harus dapat berpikir secara kritis dan objektif dalam mencari informasi.
“Orang yang kritis tidak berpikir secara cepat dan gegabah, melainkan masih perlu banyak pertimbangan. Begitu mendapatkan informasi orang yang berpikiran kritis akan lebih mencari sumber lagi dan menginginkan mendapatkan informasinya yang objektif,” tegasnya.
Baca juga : Literasi Digital Menjadi Kunci untuk Terhindar dari Hoaks, SARA, dan Judi Online
Bahaya AI untuk Membuat Framing Berita Palsu
Pada akhir sesi, Erie Heriyah selaku Koordinator Divisi Partnership Tular Nalar Mafindo juga mewanti-wanti agar tidak tertipu teknologi Artificial Intelligence yang digunakan untuk membuat berita hoaks.
Erie menekankan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan untuk tidak mudah percaya dan mencari sumber yang valid terlebih dahulu. “Beragam berita hoaks sekarang sudah semakin canggih, yang paling terbaru sekarang ada yang namanya Artificial Intelligence atau AI. Dari hal tersebut orang bisa membuat atau menirukan wajah bahkan suara yang bisa disalahgunakan, jadi masyarakat harus lebih berhati-hati," jelasnya.
Baca juga : Literasi Media Kunci Menangkal Hoaks
Terlebih lagi, lanjut Erie, berita hoaks yang tersebar di internet seringkali mengandung judul yang mengarah kepada tindakan provokasi. Hal yang harus diperhatikan adalah ketelitian untuk tidak langsung terpancing.
“Saat kita tertimpa hoaks, otomatis akan membunuh kemampuan kita dalam bernalar. Itu yang kemudian menjadi berbahaya, oleh sebab itu kita harus berhati-hati dan selalu membentengi diri dengan sifat tidak mudah percaya,” tuturnya.
Erie melanjutkan, hoaks kemudian dapat mengarah pada misinformasi di mana kita menjadi pelaku penyebarannya karena ketidaktahuan kita bahwa berita tersebut adalah berita yang salah.
Baca juga : Netralitas ASN Jadi Akar Ruang Digital yang Positif
“Ada juga pihak yang kemudian mengetahui bahwa berita itu tidak benar akan tetapi lanjut menyebarkan berita itu, hal itu dapat disebut dengan disinformasi,” pungkas Erie.
Sebagai informasi, kegiatan Seminar Gali Ilmu Literasi Digital di Palangka Raya, Kalimantan Tengah” merupakan rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Kegiatan ini dihadiri sebanyak kurang lebih 200 peserta yang terdiri kalangan masyarakat dan komunitas ibu-ibu PKK Bukit Tunggal di Kota Palangka Raya.
Adapun informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info terkait literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fanpage @literasidigitalkominfo, kanal YouTube Literasi Digital Kominfo, dan website literasidigital.id. (H-2)
Kegiatan bertema Socialization and Workshop of IT-Based Good Governance, Machine Learning, and Renewable Energy for Indonesian Migrant Workers, ini digelar selama tiga hari.
Antisipasi dampak negatif globalisasi: pelajari strategi jitu hadapi tantangan ekonomi, sosial, dan budaya. Siap menghadapi perubahan dunia? Klik di sini!
Globalisasi tak terhindarkan? Pelajari cara menangkal dampak negatifnya bagi ekonomi, sosial, & budaya. Tips ampuh untuk Indonesia & bisnismu!
Globalisasi tak terhindarkan, tapi dampak negatifnya bisa dicegah! Pelajari cara cerdas menghadapinya, lindungi budaya lokal, dan raih manfaatnya. Klik sekarang!
LITERASI digital menjadi aspek krusial dalam menghadapi era teknologi informasi yang terus berkembang.
Pemerintah perlu menentukan metode dan sasaran seperti apa yang ingin diambil dalam kebijakan terkait akses konten digital, terutama bagi anak-anak.
Terdakwa kasus situs judol berinisial ZA membantah keterlibatan mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi dan PDIP dalam kasus tersebut.
Pernyataan itu menyusul penetapan lima tersangka oleh Kejaksaan dalam kasus PDNS, termasuk seorang mantan pejabat Kementerian Kominfo.
Kepala Seksi Intelijen Kejari Jakpus Bani Immanuel Ginting menyebut terjadi pengondisian pemenang tender pengadaan barang dan jasa pengelolaan antara pihak Kemenkominfo.
SEKRETARIS Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo Handoko membantah Budi Arie Setiadi terlibat dalam melindungi situs judi online.
Proses registrasi izin kunjungan jurnalistik yang saat ini berlaku masih dijalankan secara manual dan belum memiliki standar khusus.
Tercatat ada sebanyak 162 instansi yang ikut serta yang karyanya dinilai enam pakar selama 3 bulan untuk ajang Anugeram Media Humas 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved