Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Agus Dwi Susanto mengatakan vape atau rokok elektrik memiliki kandungan yang sama berbahayanya dengan rokok konvensional. Hal tersebut dikemukakannya saat merespons unggahan video yang viral di media sosial TikTok, yang menceritakan seorang pengguna vape rutin yang kini menjadi pasien radang paru atau pneumonia.
"Rokok konvensional dan vape itu memiliki tiga persamaan yang dapat menyebabkan terjadinya risiko berbagai penyakit," ujar Agus.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) itu mengungkapkan, baik vape maupun rokok, memiliki kandungan nikotin yang menyebabkan adiksi jika digunakan dalam jangka panjang. Itu berpotensi menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah.
Baca juga : Rokok Elektronik Bisa Sebabkan Paru Bocor
Kedua, vape dan rokok sama-sama memiliki kandungan zat karsinogen alias pemicu kanker. Pada rokok konvensional, karsinogen terdapat pada TAR.
"Vape memang tidak ada TAR-nya. Namun, ada bahan karsinogen lain yang menyebabkan kanker. Itu sudah ada buktinya pada riset yang ada di jurnal kelas dunia," ucapnya.
Riset tersebut, kata Agus, salah satunya melakukan uji coba pada tikus yang dipaparkan uap vape selama satu tahun. Hasilnya adalah sekitar 30% dari tikus-tikus itu mengalami kanker paru, dan 50% mengalami kanker kandung kemih.
Baca juga : 12 Ormas Desak RPP Kesehatan Disahkan untuk Lindungi Anak dari Rokok
Ketiga, vape dan rokok sama-sama mengandung partikel halus (particulate matter/PM) yang juga terdapat pada polusi udara. Apabila terhirup, itu dapat menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi, yang dapat menginduksi penyakit pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta risiko infeksi paru seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang paru atau pneumonia.
"Karena setiap hari uap vape dihirup, akan terjadi peradangan, sel-sel akan terjadi perubahan, sehingga akan terjadi hipersensitif dan menjadi asma. Sel-sel juga berubah jadi tebal dan menjadi PPOK. Itu akan mengganggu kekebalan lokal akibat kuman, sehingga kuman akan mudah masuk. Kalau kuman mudah masuk dan bertumbuh kembang, akan menimbulkan infeksi dan menjadi radang, radang pernapasan, ISPA, dan radang paru atau pneumonia," jelas Agus.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mengonsumsi rokok dalam bentuk apapun, baik vape maupun rokok konvensional, karena semua memiliki risiko dan bahaya yang sama bagi kesehatan.
"Termasuk juga shisha, sama juga bahayanya untuk kesehatan jangka pendek atau panjang. Hindari penggunaannya karena akan menyebabkan penyakit suatu saat nanti pada diri masyarakat," tandasnya. (Ant/Z-11)
Cairan vape juga mengandung nikotin yang dicampur dengan berbagai macam rasa yang menarik perokok untuk beralih dari rokok konvensional.
Salah satu tantangan terbesar dalam kesehatan masyarakat saat ini adalah daya tarik produk tembakau, nikotin, dan turunannya seperti rokok dan vape, terutama bagi anak muda.
Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik/vape, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, tidak menjadi pintu masuk ke kebiasaan merokok.
Bea Cukai Soekarno-Hatta bersama Polres Bandara menggagalkan penyelundupan cartidge vape berisi etomidate oleh sindikat narkotika, melibatkan empat tersangka.
Vape mengandung zat kimia berbahaya dalam aerosolnya, yang dapat menyebabkan penyakit paru seperti bronchiolitis obliterans serta penurunan fungsi paru,
POLISI menelusuri target pasar vape mengandung obat keras berupa zat etomidate atau obat bius yang dijual artis Jonathan Frizzy.
KPAI meminta agar pemerintah daerah bisa menegakkan regulasi yang terang benderang soal komitmen menjauhkan anak dari industri rokok.
Pengungkapan ini bermula dari informasi bahwa terdapat transaksi jual-beli liquid vape mengandung narkotika di wilayah Jakarta Pusat.
Produk seperti rokok elektronik atau tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.
TREN rokok elektrik atau vape semakin banyak peminatnya. Padahal, risiko gangguan kesehatan yang ditimbulkan dari merokok dengan vape juga tidak main-main.
Terdapat pemicu kebiasaan merokok bagi remaja penyandang disabilitas seperti gangguan emosi dan juga kesulitan belajar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved