Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KETUA Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia Prof Agus Dwi Susanto mengatakan paru bocor bisa disebabkan oleh rokok elektronik dan hal itu bisa diatasi dengan meminta pasien berhenti merokok tanpa perlu memberinya obat.
Kondisi paru bocor atau pneumothoraks ini pernah dialami seorang laki-laki berusia 23 tahun di Indonesia dengan keluhan sesak napas sejak tiga hari, disertai batuk namun tidak mengalami demam, tidak berkeringat malam, tidak memiliki riwayat asma dan TB.
Agus, dalam media briefing bertema Paparan Hasil Kajian dan Studi Klinis Rokok Elektronik di Indonesia, yang digelar secara daring, Selasa (9/1), menuturkan pasien itu merokok konvensional selama 10 tahun lalu beralih ke rokok elektronik selama 1 tahun.
Baca juga: Konsumsi Rokok Elektronik Indonesia Tertinggi di Dunia
"Selama 10 tahun itu dia tidak pernah bocor parunya, kemudian pindah satu tahun pakai rokok elektronik, tiba-tiba sesak, kemudian di-rontgen, paru-parunya bocor, ada airnya," kata dia.
Pada pasien ini kemudian dipasangkan selang di dada dan diminta berhenti merokok vape. Setelahnya, dia tidak lagi mengalami keluhan dan kekambuhan.
"Setelah selesai dioperasi, dikeluarkan cairannya, paru-parunya bisa dikembangkan kembali, disuruh berhenti merokok vape, habis itu tidak kambuh-kambuh lagi. Penyebabnya kemungkinan besar karena vape," jelas Agus.
Baca juga: Kena 3 Pukulan, Asosiasi Desak Pajak Rokok Elektrik Ditunda
Paru bocor terjadi ketika udara masuk ke ruang antara dinding dada dan paru-paru yang disebut ruang pleura. Tekanan udara ini menyebabkan paru-paru mengempis dengan sendirinya.
Paru-paru mungkin kolaps seluruhnya, namun paling sering hanya sebagian saja yang kolaps dan masalah ini dapat memberi tekanan pada jantung sehingga menimbulkan gejala lebih lanjut.
Penyebab masalah ini salah satunya merokok. Sebuah studi dalam jurnal medis BMJ menunjukkan pria yang merokok berisiko 22 kali lebih tinggi mengembangkan spontaneous pneumothorax atau pneumothoraks spontan (PSP), sementara pada perokok wanita risikonya 9 kali lebih tinggi.
"Itu banyak sekali laporannya di berbagai jurnal. Harus dipasang selang, ketika parunya sudah berkembang, dicabut selangnya, pasien disuruh berhenti merokok dari vape, habis itu tidak kambuh lagi," pungkas Agus. (Ant/Z-1)
Asma adalah penyakit paru maka cara pemberian obat asma terbaik adalah dengan memasukkannya ke dalam paru, dengan cara dihirup oleh pasiennya.
Tjandra Yoga menekankan pentingnya upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh para jemaah dan petugas kesehatan.
Gejala pneumonia meliputi batuk berdahak, demam, sesak napas, keringat berlebih, menggigil, penurunan nafsu makan, dan nyeri dada.
Stunting, sebuah kondisi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang.
Puskesmas harus dapat memberi fasilitas pencegahan, penanganan dan pemulihan seperti deteksi dini hingga vaksinasi untuk TB dan pneumonia.
Adanya perubahan cuaca (climate change) yang menjadi salah satu pemicu utama polusi udara.
Banyak orang mengira vape tidak berbahaya, padahal cairan vape mengandung zat kimia yang dapat merusak paru-paru dan jantung.
Strategi ini dinilai mampu melengkapi kebijakan pengendalian tembakau dengan menawarkan alternatif yang lebih rendah risiko bagi perokok dewasa yang belum siap berhenti dari kebiasaannya.
Cairan vape juga mengandung nikotin yang dicampur dengan berbagai macam rasa yang menarik perokok untuk beralih dari rokok konvensional.
KPAI meminta agar pemerintah daerah bisa menegakkan regulasi yang terang benderang soal komitmen menjauhkan anak dari industri rokok.
Pengungkapan ini bermula dari informasi bahwa terdapat transaksi jual-beli liquid vape mengandung narkotika di wilayah Jakarta Pusat.
Produk seperti rokok elektronik atau tembakau yang dipanaskan memiliki profil risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved