Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BENDA kecil berujung kapas yang umumnya dikenal sebagai cotton bud, sering digunakan oleh masyarakat sebagai alat untuk membersihkan telinga. Namun demikian, penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga sebenarnya dapat menjadi penyebab gangguan telinga.
Menurut penjelasan dari Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Rumah Sakit Pondok Indah Ashadi Budi, telinga memiliki mekanisme alami untuk membersihkan dirinya sendiri dari kotoran.
“Kotoran sebetulnya tidak usah diapa-apain. Di sini (telinga) adanya ear wax alami, adanya kuning. Normalnya telinga kuning,” jelasnya. Jakarta (28/2).
Baca juga : Anak dengan Mikrotia harus Diberi Penjelasan sebelum Jalani Operasi
Ashadi menjelaskan, kotoran telinga sebetulnya akan keluar dengan sendirinya melalui mekanisme alami tubuh. Ketika terjadi pergerakan otot wajah, cairan yang terdapat pada kulit telinga akan membantu mengeluarkan kotoran. Kehadiran warna kuning pada telinga adalah hal yang alami, karena cairan tersebut membantu dalam proses pengeluaran kotoran.
Selain itu, dokter spesialis tersebut menegaskan, cotton bud seharusnya hanya digunakan untuk membersihkan bagian luar telinga. Penjelasan ini sesuai dengan keterangan yang biasanya tertera pada kemasan cotton bud, yang menyatakan bahwa alat tersebut hanya diperuntukkan untuk membersihkan bagian luar telinga dan bukan untuk membersihkan telinga secara dalam.
“Ini loh, jangan masukkan ke dalam saluran telinga, luar telinga, bukan saya yang bilang ya, cutton budnya yang bilang. Penciptanya sudah bilang,” ucap Ashadi.
Baca juga : 5 Fakta Radang Amandel yang Ternyata Menular
Ashadi menjelaskan tiga langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan telinga secara alami. Pertama, adalah dengan tidak memasukkan apapun ke dalam telinga agar proses pembersihan alami (self clean) tetap berjalan.
Kedua, membersihkan daun telinga dan sekitar lubang telinga dengan handuk saat mandi sudah cukup untuk menjaga kebersihan. Ketiga, jika seseorang merasa adanya gangguan yang signifikan pada telinga, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis THT untuk penanganan lebih lanjut.
Langkah-langkah ini mencerminkan pendekatan yang lebih aman dan alami dalam menjaga kebersihan telinga, serta menekankan pentingnya berkonsultasi dengan profesional medis jika ada masalah atau gangguan yang dirasakan. (Z-5)
PRESIDEN Prabowo Subianto dinilai sudah berhasil menunjukkan keseriusan alam memperkuat fondasi pembangunan manusia Indonesia melalui bidang pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan.
RUMAH Sakit Brawijaya berencana memperluas jangkauan layanan ke Pulau Jawa, bahkan daerah di luar Pulau Jawa di masa depan.
KESADARAN menjaga fisik dan kesehatan dinilai menjadi hal penting bagi atlet esports untuk mencegah cedera dan menjaga karier tetap panjang.
Mengonsumsi beragam buah setiap hari tak hanya memanjakan lidah, tapi juga memberi banyak manfaat kesehatan, termasuk menurunkan risiko terkena kanker.
Saat ini, penjualan alat kesehatan rumah tangga di Indonesia tumbuh pesat dengan laju 13,6% per tahun, dengan glucometer menguasai lebih dari 40% pasar.
KEMENTERIAN Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menegaskan komitmennya dalam mengatasi polusi plastik pada forum internasional.
Alat dengar yang digunakan sehari-hari disarankan yang memiliki noise cancelling untuk meredam suara bising dari luar.
Laporan WHO pada 2019 menyebut lebih dari 1 miliar orang usia 12 hingga 35 tahun berisiko kehilangan pendengaran karena mendengarkan musik keras di perangkat audio
Kelainan bibir dan langit-langit atau bibir sumbing dan celah lelangit adalah kelainan akibat jaringan bibir atau langit-langit mulut yang tidak menyatu sempurna.
Biasanya pilek alergi terjadi lebih dari satu minggu atau bahkan berbulan-bulan sedangkan untuk selesma biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat, 7-10 hari.
Radang amandel atau tonsilitis hanya bisa terjadi apabila seseorang atau pasien terpapar virus atau kuman sehingga akhirnya terjadi peradangan di dalam tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved