Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENDENGARKAN musik menjadi hobi banyak orang. Namun hobi tersebut bisa menjadi berbahaya ketika tidak dilakukan dengan aman, misalnya mendengarkan dengan volume yang terlalu keras dan dalam waktu lama.
Laporan WHO pada 2019 menyebut lebih dari 1 miliar orang usia 12 hingga 35 tahun berisiko kehilangan pendengaran karena mendengarkan musik keras di perangkat audio. Sementara sebuah kajian yang terbit di jurnal BMJ Global Health pada 2022 melaporkan banyak remaja dan anak muda melakukan praktik kurang aman dalam mendengarkan musik menggunakan berbagai perangkat, termasuk earphone.
Seperti dilansir lewat laman Universitas Melbourne, studi tersebut mengidentifikasi pendengaran musik yang tidak aman terjadi pada level di atas 80 desibel selama lebih dari 40 jam per minggu.
Baca juga : Industri Musik di Kota Aceh Semakin Berkembang
Dokter THT di RS Kasih Ibu, Solo, dr Eddy Burhan, SpTHT-KL, M.Kes, mengimbau agar masyarakat meghindari suara atau bising yang lama. Terkait aktivitas mendengarkan musik, dr Eddy menyarankan untuk tidak menggunakan earphone terlalu lama.
Ia menyertakan rumus 60-60, artinya 60% volume maksimal, dan 60 menit durasi maksimal dalam sekali pendengaran.
“Setelah 60 menit kita istirahatkan telinga. Bagi anak muda dan remaja tentunya tetap diperbolehkan menggunakan earphone tetapi ingat dengan rumus 60-60,” kata Eddy, dilansir dari Instagram RS Kasih Ibu, Jumat (11/10).
Ia pun mengimbau masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan telinga, antara lain dengan membersihkan telinga secara benar dan tidak mengorek telinga dengan benda apa pun. Selain itu, periksakan telinga secara teratur ke dokter spesialis THT.
“Bila diperlukan bisa dilakukan pemeriksaan cek pendengaran dengan audiometri,” tuturnya.(M-3)
Alat dengar yang digunakan sehari-hari disarankan yang memiliki noise cancelling untuk meredam suara bising dari luar.
Kelainan bibir dan langit-langit atau bibir sumbing dan celah lelangit adalah kelainan akibat jaringan bibir atau langit-langit mulut yang tidak menyatu sempurna.
Biasanya pilek alergi terjadi lebih dari satu minggu atau bahkan berbulan-bulan sedangkan untuk selesma biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat, 7-10 hari.
Ketika terjadi pergerakan otot wajah, cairan yang terdapat pada kulit telinga akan membantu mengeluarkan kotoran
Radang amandel atau tonsilitis hanya bisa terjadi apabila seseorang atau pasien terpapar virus atau kuman sehingga akhirnya terjadi peradangan di dalam tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved