Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENJADI anggota petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada pemilu pada 14 Februari nanti pastinya memiliki faktor risiko kesehatan yang penting.
Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan dr Nida Rohmawati menekankan hal itu perlu diwaspadai mengingat pada pemilu 2019 lalu ratusan anggota KPPS mengalami sakit hingga meninggal karena beban kerja yang cukup tinggi.
Anggota KPPS adalah orang yang menyediakan dirinya sebagai relawan untuk menyelenggarakan proses pemilu yang sebetulnya pekerjaannya itu lumayan berat dan sebagai anggota KPPS, memiliki risiko sebagai pekerja, baik itu secara fisik, mental, maupun sosial.
Baca juga : Kemenkes Gandeng Swasta untuk Tangani Diabetes di Wilayah Terpencil
"Jadi kita memang harus memperhatikan selama penyelenggaran pemilu, petugas KPPS ini betul-betul dijaga agar tidak berisiko baik berasal dari dirinya sendiri maupun dari lingkungan dan dari jenis pekerjaannya," kata Nida dalam talkshow Kemenkes, Senin (5/2).
Selama ini diketahui bahwa ada saja anggota KPPS yang sakit bahkan meninggal. Berdasarkan laporan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut pada pemilu 2019 terdapat 485 petugas KPPS meninggal mayoritas merupakan laki-laki berusia 46-67 tahun memiliki komorbid.
Adapun risiko bagi anggota KPPS untuk kesehatannya dimulai dari individunya sendiri. Sehingga dilakukan seleksi atau screening kesehatan sebagai syarat mereka mendaftar sebagai calon anggota KPPS.
Baca juga : Anies Baswedan: Perbaikan Sistem Kesehatan Harus Dilakukan Lintas Sektor
"Terpenting usia, maksimal 55 tahun. Kita tidak ingin lagi terjadi pada periode yang lalu, mereka-mereka yang sudah lansia, bekerja begitu beratnya dan lebih dari 20 jam itu menjadi risiko," ujarnya.
Kemudian tidak memiliki komorbid seperti hipertensi, penyakit diabetes atau penyakit gula, pernah mengalami stroke, penyakit paru, dan penyakit lainnya.
Selain itu memang faktor risiko dalam penyelenggaraan pemilu ini sangat banyak. Pertama dari tempat penyelenggaraan apakah tempatnya itu memiliki ventilasi yang baik, kemudian ada tempat pembuangan sampah, serta disediakan harus cukup minum.
Baca juga : Anies Baswedan Janji Berikan Layanan Kesehatan dengan Harga Terjangkau
"Ternyata banyak yang meninggal, begitu dianalisis mereka mengalami dehidrasi. Minum itu minimal 8 gelas sehari, apalagi kerjanya nggak berhenti-berhenti, termasuk makan," jelasnya.
"Lupa makan atau memang tidak disediakan, hanya satu kali sehari menu utama disediakan," tambahnya.
Selain itu faktor stres juga termasuk faktor risiko bagi mereka secara individu, secara lingkungan, dan dengan tata cara kerja yang begitu berat. (Z-6)
Pos Kesehatan Pemilu yang dibentuk Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, melayani 203 pasien yang mengalami masalah kesehatan.
SEORANG petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Bandung Barat meninggal dunia setelah bertugas pada Pemilu 2024.
SAMPAI Jumat (23/2), sebanyak 514 petugas pengawas pemilu di Jawa Barat mengalami gangguan kesehatan saat bertugas. Dari jumlah itu, 16 di antaranya meninggal dunia.
Berdasarkan informasi dari keluarganya, petugas tersebut memiliki riwayat dan keturunan penyakit kejiwaan
KURANG dari 200 hari lagi Indonesia akan menyelenggarakan pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 yang juga tercatat sebagai pemilu serentak satu hari terbesar di dunia.
Di masa pandem seperti sekarang. Masih ada waktu bagi KPPS untuk meyakinkan warga negara, untuk menggunakan hak pilihnya pada tanggal 9 Desember.
Generasi Beta: Pahlawan atau korban revolusi teknologi? Mari kita bahas.
Dalam dekade terakhir, masyarakat Indonesia mulai akrab dengan dunia digital. Mulai dari kakek-nenek hingga cucu telah melek teknologi informasi.
Di era digital yang terus berkembang, transformasi digital bukan hanya sekadar tren. Itu telah menjadi kebutuhan mendesak dalam berbagai bidang, termasuk di bidang kesehatan.
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) adalah sebuah sistem digital yang dirancang khusus untuk membantu Puskesmas dalam mengelola berbagai informasi kesehatan.
Kalian harus perbanyak minum air putih. Air putih bermanfaat baik untuk kesehatan kulit. Dengan asupan cairan tubuh yang baik maka badan dan kulit menjadi terwat.
Putri Catherine dari Wales mengumumkan sedang menjalani kemoterapi pencegahan untuk mengobati kanker. Tapi apa itu kemoterapi pencegahan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved