Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MENJADI anggota petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada pemilu pada 14 Februari nanti pastinya memiliki faktor risiko kesehatan yang penting.
Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan dr Nida Rohmawati menekankan hal itu perlu diwaspadai mengingat pada pemilu 2019 lalu ratusan anggota KPPS mengalami sakit hingga meninggal karena beban kerja yang cukup tinggi.
Anggota KPPS adalah orang yang menyediakan dirinya sebagai relawan untuk menyelenggarakan proses pemilu yang sebetulnya pekerjaannya itu lumayan berat dan sebagai anggota KPPS, memiliki risiko sebagai pekerja, baik itu secara fisik, mental, maupun sosial.
Baca juga : Kemenkes Gandeng Swasta untuk Tangani Diabetes di Wilayah Terpencil
"Jadi kita memang harus memperhatikan selama penyelenggaran pemilu, petugas KPPS ini betul-betul dijaga agar tidak berisiko baik berasal dari dirinya sendiri maupun dari lingkungan dan dari jenis pekerjaannya," kata Nida dalam talkshow Kemenkes, Senin (5/2).
Selama ini diketahui bahwa ada saja anggota KPPS yang sakit bahkan meninggal. Berdasarkan laporan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut pada pemilu 2019 terdapat 485 petugas KPPS meninggal mayoritas merupakan laki-laki berusia 46-67 tahun memiliki komorbid.
Adapun risiko bagi anggota KPPS untuk kesehatannya dimulai dari individunya sendiri. Sehingga dilakukan seleksi atau screening kesehatan sebagai syarat mereka mendaftar sebagai calon anggota KPPS.
Baca juga : Anies Baswedan: Perbaikan Sistem Kesehatan Harus Dilakukan Lintas Sektor
"Terpenting usia, maksimal 55 tahun. Kita tidak ingin lagi terjadi pada periode yang lalu, mereka-mereka yang sudah lansia, bekerja begitu beratnya dan lebih dari 20 jam itu menjadi risiko," ujarnya.
Kemudian tidak memiliki komorbid seperti hipertensi, penyakit diabetes atau penyakit gula, pernah mengalami stroke, penyakit paru, dan penyakit lainnya.
Selain itu memang faktor risiko dalam penyelenggaraan pemilu ini sangat banyak. Pertama dari tempat penyelenggaraan apakah tempatnya itu memiliki ventilasi yang baik, kemudian ada tempat pembuangan sampah, serta disediakan harus cukup minum.
Baca juga : Anies Baswedan Janji Berikan Layanan Kesehatan dengan Harga Terjangkau
"Ternyata banyak yang meninggal, begitu dianalisis mereka mengalami dehidrasi. Minum itu minimal 8 gelas sehari, apalagi kerjanya nggak berhenti-berhenti, termasuk makan," jelasnya.
"Lupa makan atau memang tidak disediakan, hanya satu kali sehari menu utama disediakan," tambahnya.
Selain itu faktor stres juga termasuk faktor risiko bagi mereka secara individu, secara lingkungan, dan dengan tata cara kerja yang begitu berat. (Z-6)
Heri memberikan contoh pada kasus seperti Parigi Moutong, sebagai calon bupati dengan status mantan narapidana.
KEMENTERIAN Dalam Negeri (Kemendagri) mencatat sebanyak 28 petugas meninggal saat Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024.
ANGGOTA KPU DKI Jakarta Doddy Wijaya menegaskan pihaknya tak menggelar pemungutan suara ulang (PSU) di TPS 28, Kelurahan Pinang Ranti, Jakarta Timur
KASUS pencoblosan 19 surat suara di TPS 28, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, oleh ketua KPPS diusut lewat dugaan tindak pidana pemilu oleh Bawaslu.
Lebih lanjut, Rahmat menambahkan bahwa sebanyak 30 orang pengawas mengalami sakit berat, 30 orang sakit ringan, 26 orang luka berat, dan 43 orang luka ringan.
Ketua KPPS diduga mengarahkan pemilih untuk mencoblos salah satu paslon. Kemudian, ditemukannya kotak suara yang tidak bersegel saat pleno di Kecamatan Bathin II Babeko.
Penerapan intervensi pada pemaknaan kesehatan atau Health Belief Model dapat membantu efektivitas program kesehatan.
Membangun komunikasi terbuka dan transparan berdasarkan penelitian ilmiah menawarkan peluang nyata untuk memengaruhi pilihan gaya hidup merokok di antara penduduk Indonesia.
Beberapa penyakit kuno seperti Rabies, Trakoma, Kusta, TBC, dan Malaria masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Menggunakan talenan yang sama untuk sayur dan daging bisa menyebabkan kontaminasi silang berbahaya seperti Salmonella. Simak tips mencegahnya berikut.
Kebiasaan merokok biasanya diawali hanya dengan satu batang rokok tapi akan ada banyak resiko yang mengikuti setelahnya.
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved