Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PAKAR Mekanisasi Pertanian dan Pertanian Presisi dari Balai Besar Standarisasi Mekanisasi Pertanian (BSIP Mektan) Dr Elita Rahmarestia membantah pernyataan pengamat pertanian Prof Dwi Andreas Santoso yang disampaikan dalam sebuah program acara di IDX Channel TV yang meragukan manfaat investasi teknologi dan mekanisasi pertanian di Indonesia.
BSIP Mektan yang salah satu tugasnya menggencarkan pemanfaatan teknologi mekanisasi sebagai solusi dalam menurunkan ongkos produksi sekaligus upaya maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan petani, meluruskan pernyataan Dwi Andreas tersebut.
Dr Elita Rahmarestia menjelaskan kontribusi teknologi Alat Mesin Pertanian (alsintan) menekan waktu kerja, penurunan biaya, meningkatan produksi, dan menurunkan losses dalam usaha tani.
Baca juga : Kementan Gandeng UGM Bangkitkan Produk Alsintan Dalam Negeri
“Penggunaan alsintan di Indonesia dalam usaha tani telah meningkatkan efisiensi waktu kerja hingga 97,4% dan menurunkan biaya kerja hingga 40%. Begitupun penggunaan alsintan pada waktu tanam, efisiensi waktu kerjanya mencapai 98% dan menurunkan biaya kerja hingga 20%, serta mampu meningkatkan provitas 5% - 10%. Pada aktivitas panen, petani bisa meningkatkan efisiensi waktu kerja hingga 98,6%, menurunkan biaya kerja hingga 26,9% dan menekan losses 3,5-5,5%,” papar Elita di Serpong, Selasa (30/1).
Data lapangan tersebut membuktikan teknologi pertanian telah diimplementasikan dan wajib didukung mengatasi persoalan biaya tenaga kerja dan biaya produksi pertanian. Lebih lanjut, ia menyayangkan jika ada pengamat setara Professor yang tidak paham dan berstatment tanpa melihat penerapan teknolog di Indonesia. Padahal di lapangan, terbukti mekanisasi berperan dalam penurunan biaya produksi dan penurunan biaya kegiatan usaha tani.
"Oleh karena itu, kami sangat sayangkan pengamat pertanian Dwi Andreas Santoso yang bukan ahli mekanisasi pertanian mengatakan investasi teknologi pertanian Indonesia saat ini belum maksimal meningkatkan produksi dan menekan biaya. Dwi Andreas harusnya belajar lagi terkait mekanisasi dan teknologi pertanian agar analisanya tidak dangkal," tegasnya.
Baca juga : Politenik Enjiniring Kementan Perkuat Penerapan Alsintan bagi Mahasiswa
Elita mengungkapkan, berdasarkan fakta lapangan, penggunaan mekanisasi Indonesia terbukti mampu meningkatkan efisiensi pengolahan lahan yang menyempit akibat konversi. Mekanisasi juga membuat usaha tani lebih menguntungkan karena mampu menurunkan losses hasil panen.
"Sebagai contoh, perbandingan mekanisasi dengan pertanian manual bisa dilihat melalui data lapangan usaha tani padi yang dihimpun melalui petugas lapangan kami. Penggunaan mekanisasi untuk mengolah tanah, mampu mempercepat proses produksi dan hanya dikerjakan dua orang yang semula 20 orang untuk satu hektarnya," ungkapnya.
Elita selanjutnya mengatakan dari fakta bahwa Prof Dwi Andreas jelas tak memahami arti mekanisasi dan sejarah perkembangan teknologi pertanian di Indonesia selama 10 tahun terakhir ini, dan tidak paham perbedaan pertanian tradisional versus modern.
Baca juga : Program Taksi Alsintan Dorong Kemandirian Petani dan Mekanisasi Pertanian
Saat ini lanjut Elita, waktu menggarap lahan hanya sekitar 2 jam orang kerja dengan ongkos produksi yang sangat kecil yaitu sebesar Rp900 ribu per hektare. Sedangkan jika dibandingkan pola manual, jumlah pekerja satu hektarenya mencapai 40 orang atau jika dihitung sekitar 400 jam orang kerja.
Elita juga menjelaskan perlunya melihat sebuah proses produksi secara makro, tidak hanya melihat penggunaan alsintan. Faktor teknis produksi lainnya tidak dapat diabaikan sebagai cost produksi, yakni prasarana lahan dan irigasi, benih, pupuk, pestisida, mekanisasi hingga faktor pasca panen.
Dukungan Pemerintah
"Pemerintah melalui Kementerian Pertanian sudah mendistribusikan bantuan mekanisasi sejak 2015 hingga 2021. Untuk bantuan traktor roda empat mencapai 13.878 unit, traktor roda dua 152.779 unit, pompa air 121.574 unit, rice transplanter 20.653 unit dan hand spayer mencapai 167.142 unit," ungkap Elita.
Baca juga : Pemerintah Telah Beli Alsintan Pabrikan Madiun Sesuai Kebutuhan
Bantuan yang diberikan pemerintah tersebut, berdampak positif terhadap peningkatan level mekanisasi Indonesia yang dulunya level mekanisasi hanya 0,5 HP/ha di tahun 2015, menjadi 1,8 HP/ha di 2017, dan terus meningkat hingga mencapai 2,1 HP/ha pada 2021.
“faktor ini Jika dibandingkan angka di tahun 2015 ke 2021, maka level mekanisasi di Indonesia meningkat signifikan hingga 320 %” bebernya.
Saat ini, lanjut Elita, Indonesia juga telah meningkat sejajar dengan Thailand yang merupakan salah satu negara dengan sektor pertanian terkuat di kawasan Asia dengan level mekanisasi di angka 2,1 horsepower (HP) per hektare. Kedepan pemerintah akan terus menggenjot pertanian modern hingga Indonesia mampu setara dengan Jepang yang telah mencapai 6 HP/ha.
Baca juga : Ditjen PSP Terus Dorong Pertanian Modern
Sebagai informasi, potensi industri alat dan mesin pertanian di Indonesia cukup besar. Saat ini saja industri mekanisasi pertanian berskala besar mencapai 3 perusahaan dengan kapasitas produksi mencapai 955.550 unit, dan perusahan kapasitas menengah mencapai 30 dengan kapasitas produksi 135.000 unit.
Untuk industri skala kecil atau bengkel alsintan mencapai 1.063 dengan kapasitas produksi 15.000 unit. Adapun jenis alsintan yang diproduksi meliputi engine, traktor, dryer, combine harvester, pompa air, mesin pengering, threster dan pemipil jagung. (RO/S-3)
PT Pindad siap berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian untuk mendukung kemandirian pangan.
Kelompok tani di Karanganyar yang baru saja menerima bantuan alat mesin pertanian diingatkan untuk tidak mencoba menyelewengkannya, apalagi menghilangkan atau menjualnya.
Marwan, seorang petani muda asal Lhoksukon, Aceh Utara, menjadi contoh sukses dalam memanfaatkan teknologi pertanian modern.
Program lumbung pangan nasional yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto mulai menunjukkan dampak positif
Ia menekankan peran petani muda sangat penting dalam mendorong swasembada pangan di Tanah Air. Oleh karena itu, Amran menghibahkan berbagai macam alsintan.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mendorong para pelaku usaha pertanian untuk bergerak menggunakan layanan teknologi secara merata di seluruh Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved