Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta seluruh masyarakat Tanah Air untuk waspada terhadap fenomena cuaca ekstrem. Pasalnya, hingga kini cuaca ekstrem belum bisa diprediksi kapan akan terjadi.
Imbauan yang disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari itu didasarkan pada data yang dihimpun BNPB dalam sepekan terakhir. Pada periode tersebut, cuaca ekstrem menjadi bencana yang paling dominan terjadi di Indonesia.
Terhitung sejak 22-28 Januari 2024, ada 39 kejadian bencana alam. Dari jumlah itu, cuaca ekstrem menempati kejadian terbanyak yakni 19 kejadian, lalu banjir sebanyak enam kejadian dan tanah longsor empat kejadian.
“Cuaca ekstrem sangat dinamis, terjadinya sangat tiba-tiba dan secara cepat bisa mengakibatkan dampak yang cukup masif secara lokal,” kata Abdul melalui keterangan tertulis, Selasa (30/1).
Misalnya saja fenomena yang terjadi di Kabupaten Sleman pada Jumat (26/1) pekan lalu. Cuaca ekstrem terebut dipicu hujan yang tidak begitu lama. Hanya saja, itu disertai pergerakan angin yang sangat kencang, mengakibatkan rumah rusak dan pohon tumbang. Dari kejadian tersebut, satu orang meninggal dunia. Sementara 10 jiwa mengungsi dan 293 jiwa terdampak.
Baca juga: BMKG Prediksi Sebagian Wilayah Indonesia Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem hingga Awal Februari
Menurut Abdul, tidak ada cara lain selain melakukan mitigasi bencana dan edukasi kepada masyarakat untuk menghadapi cuaca buruk. Beberapa cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai di antaranya hujan disertai dengan angin kencang hingga angin puting beliung.
Untuk mengatasi dampaknya, saat terjadi cuaca ekstrem, biasanya saat berada di rumah yang akan terjadi ialah genteng rumah yang copot, terbang atau ambruk.
“Ketika masyarakat merasa rumahnya tidak aman untuk tempat berlindung, larilah ke luar ruangan, ke tempat yang agak terbuka tapi tidak ada pohon, tiang listrik dan papan reklame. Sebelum rumah ambruk dan atapnya terangkat angin puting beliung, upayakan ke luar rumah ke tempat terbuka,” ucapnya.
Lalu, saat berada di luar rumah dan terjadi cuaca ekstrem, hindari tempat-tempat yang banyak pohon, papan reklame atau lampu jalan. Sebaiknya menepi dulu ke tempat yang lebih aman.
“Kalau ada pertokoan atau perkantoran yang bangunannya kuat, sebaiknya berlindung dulu di situ. Taruh kendaraan di tempat yang tidak memungkinkan terdampak jatuhan benda-benda,” beber Abdul.
Baca juga: BMKG: Hujan Lebat Berpotensi Landa Sejumlah Wilayah Sepekan ke Depan
Lalu, Abdul mengimbau agar masyarakat memerhatikan bangunan rumahnya. Ada beberapa hal yang bisa mengantisipasi rumah ambruk saat terkena angin. Yakni perkuat tiang, fondasi dan kuda-kuda atap menjadi satu kesatuan. Sehingga saat ada potensi atap terbang atau ambruk, tidak akan terjadi karena sudah dikuatkan oleh pondasi.
Lalu pasanglah tralis pada kaca di rumah, agar saat terjadi angin kencang dan membuat kaca bergerak, benda-benda yang berpotensi terbawa angin akan tertahan oleh tralis dan tidak membahayakan orang yang ada di dalam rumah. (Z-11)
Peristiwa kecelakaan laut terjadi pada Jumat (16/5) sekitar 15.00 WIB. Lokasinya berada di kawasan pesisir Pantai Cikakap, Desa Tanjungsari, Kecamatan Agrabinta.
Penerbangan JT-123 rute Bandar Udara Radin Inten II Lampung ke Bandara Soekarno-Hatta. Pilot Lion Air melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke Bandar Udara Internasional Kertajati
Masyarakat diminta mewaspadai dampak dari cuaca buruk tersebut karena dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi.
Sejumlah penerbangan tujuan Bandara Juanda Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dialihkan sementara (divert) ke bandara lain akibat cuaca buruk berupa hujan deras dan angin kencang.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terdapat 12 dari 27 wilayah Jawa Barat yang akan mengalami cuaca buruk hingga ekstrem.
Prakiraan cuaca tersebut diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Barat pada peringatan dini cuaca tiga harian Jawa Barat.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
VIKTOR Lake tampak serius menulis kata demi kata hingga kalimat diatas secarik kertas. Sepertinya ia memeras otak untuk menciptakan sebuah dongeng.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Sebanyak 69 titik di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kini dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh.
Dedi memulai langkah dengan melakukan tindakan tegas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Ini penting untuk mengurangi dampak hujan yang terjadi di kawasan tersebut.
Praktik lokal mitigasi bencana di Aceh dan irigasi Subak di Bali adalah contoh bentuk-bentuk kearifan lokal dalam menangkal dampak perubahan iklim yang dapat direproduksi di tempat lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved