Headline
Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.
Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.
PT Indofood Sukses Makmur berkomitmen mendukung penuh upaya pemerintah dalam menangani persoalan tengkes alias stunting. Namun, langkah tersebut harus dipastikan dijalankan secara gotong royong dan berkesinambungan.
"Penanganan stunting di Indonesia tidak bisa dilakukan sendirian. Itu harus bergotong royong sehingga hasilnya maksimal. Selain pemerintah, sektor swasta juga ikut terlibat dalam menekan kasus stunting," ujar Head Corporate Communication Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Stefanus Indrayana dalam bincang edukasi yang diselenggarakan Klub Edukasi Cempaka bersama Universitas Yarsi dan Indofood, Rabu (17/1).
Dia menjelaskan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang ikut serta mengatasi malnutrisi di dunia. Keterlibatan Indonesia di kancah internasional sudah dilakukan sejak 2012.
Baca juga: Anies: Penanganan Stuting tidak Cukup dengan Makan Siang Gratis
https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/645070/anies-penanganan-stunting-tak-cukup-cuma-dikasih-makan-siang
Dari sisi sektor swasta, Indofood turut melakukan berbagai upaya, salah satunya memberi edukasi terkait pemenuhan gizi terutama untuk anak. Stefanus mencontohkan bahwa produk-produk pangan seperti terigu, minyak goreng dan mie telah dilakukan fortifikasi nutrien. Artinya, ada kandungan mineral dan vitamin di dalam produk tersebut sehingga baik bagi manusia.
"Ada tambahan zat besi pada terigu. Kemudian, ada juga penambahan vitamin A pada minyak goreng dan sebagainya," terangnya.
Baca juga: Sumedang Jadi Percontohan Penanganan Stunting
Hal lain yang perusahaan adalah melatih masyarakat mengolah makanan sehat dan memiliki kandungan gizi seimbang. Mereka juga membuka layanan gizi masyarakat melalui posyandu.
"Kami sudah punya 228 posyandu binaan dan lima klinik kesehatan yang sifatnya mobile di lima area di wilayah pabrik Indofood," tutur Stefanus.
Penyuluh Ahli Utama BKKBN Siti Fathonah menjelaskan bahwa upaya peningkatan gizi pada anak-anak stunting menjadi arahan Presiden melalui Perpres 72 tahun 2021 untuk seluruh pemerintah daerah. Menurutnya tahun ini adalah tahun untuk melihat apakah pemerintah daerah sukses atau gagal dalam mencapai target penurunan kasus stunting sebesar 14% seperti diamanatkan oleh Kepala Negara.
"Penanganan kasus stunting ini belum maksimal.Penurunan kasus masih kurang signifikan. Semua itu terjadi karena sulitnya mengubah perilaku masyarakat yang selama ini memicu terjadinya stunting," ucapnya. (Z-11)
Salah satu solusi yang kini banyak dikenalkan dalam upaya mengatasi stunting ialah pemanfaatan daun kelor (moringa oleifera) yang memiliki kandungan gizi tinggi seperti protein, dan vitamin A
Kabupaten Tuban berhasil menurunkan angka stunting sebesar 7,1% dari yang semula 24,9% di tahun 2022 menjadi 17,8% di tahun 2023
Pembiayaan program pembangunan di bidang pangan dan gizi harus memiliki nilai yang signifikan dan terjamin keberlanjutannya.
RPJMN menargetkan prevalensi stunting alias tengkes tinggal 14% pada 2024. Namun progres penurunan belakangan kurang signifikan, bahkan nyaris stagnan.
LPS berkolaborasi dengan Yayasan Care Peduli (YCP/Care Indonesia) mendukung pencapaian generasi emas Indonesia melalui implementasi program percepatan penurunan stunting.
DOKTER dan Ahli Gizi Masyarakat, Tan Shot Yen menjelaskan masalah stunting akan terus terjadi jika tidak ada kesadaran dari semua pihak, terutama produsen dari susu formula.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved