Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
MELUKIS menjadi salah satu yang dilakukan Denny JA di sela-sela berbagai kesibukan yang dilakukan. Dengan bantuan Artificial Intelligece (AI), Denny JA meluki berbagai hal.
Selain itu, ia juga kerap menulis puisi esai, dan menghidupkan forum spiritualitas antar keyakinan. "Politik praktis membuat saya harus menyempitkan fokus dengan cara berpikir terukur. Tapi lukisan, puisi dan dunia spiritualitas meluas kembali wawasan saya dan keluar dari ukuran- ukuran yang baku," jelas Denny JA.
Hingga kini, Denny JA sudah menerbitkan empat buku lukisan AI dengan total 307 karya. Berbeda dengan karya sebelumnya, di buku lukiasn keempat, ia lebih menemukan ciri khas lukisannya yaitu tokoh yang memiliki telinga yang lebih besar.
"Telinga yang lebih besar itu simbol harapan. Ini era kita harus mendengar lebih banyak. Itu disimbolkan dengan telinga yang lebih besar dibandingkan ukuran telinga yang biasa," ungkapnya.
Lebih jauh, Denny JA mengaku mempelajari karakter pelukis dunia lain seperti Margaret Keane yang dikenal dengan gaya lukisan yang nmenampilkan anak-anak dengan mata yang sangat besar. Salah satu contoh terkenal dari Margaret Keane dengan ciri khas adalah lukisan berjudul 'The Big Eyes' yang menampilkan seorang anak perempuan dengan mata yang sangat besar, memberikan sentuhan dramatis pada ekspresinya dan memperkuat identitas visual yang menjadi ciri.
"Ciri khas itu muncul dari pengalaman pribadi Margaret dan keinginannya untuk mengekspresikan emosi melalui mata yang ekspresif. Proses kreatifnya melibatkan pengamatan mendalam terhadap ekspresi wajah dan ekspresi emosional anak-anak," ungkap Denny JA.
Ada juga Fernando Botero dikenal dengan gaya lukisannya yang menggambarkan tubuh manusia dan objek dengan proporsi yang sangat besar dan bulat. Ciri khas ini terinspirasi oleh minatnya terhadap seni Baroque dan Renaissance. Dalam era itu, proporsi yang berlebihan sering digunakan untuk menonjolkan keindahan dan kekuatan visual.
"Maka saya merumuskan ciri khas lukisan saya. Di era ini, kita perlu mendengar lebih banyak. Kita perlu lebih membuka telinga. Sikap ini disimbolkan dengan kita perlu telinga yang lebih besar. Karena itu 62 lukisan saya dalam buku ini, dipenuhi oleh figur dengan telinga atau kuping yang jauh lebih besar," pungkasnya.(RO/R-2)
Kegiatan tersebut juga dianggap sebagai terobosan Wardah menggabungkan konsep halal beauty, kecanggihan sains dan teknologi, serta keahlian dermatologi.
Wardah Skinverse Clinic 2025 mencatatkan Rekor Muri atas “Pemanfaatan Teknologi AI Terbanyak dalam Event Skincare di Indonesia.”
Budaya buruk apa yang mengemuka, mengiringi kehadiran media digital di zaman artificial intelligence (AI)?
Ipsos menekankan keberhasilan AI di masa depan akan bergantung pada kemampuannya menggabungkan kekuatan teknologi dengan sentuhan manusia.
Penggunaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini tidak hanya soal kecepatan dan efisiensi, tetapi juga bagaimana teknologi ini mampu memahami manusia.
KONSEP pembelajaran mendalam (deep learning) semakin populer seiring dengan perkembangan teknologi pemrosesan data dan kecerdasan mesin di era kecerdasan buatan dan revolusi industri 5.0.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved