Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEPALA Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengungkapkan 11 korban pendaki ditemukan tewas usai erupsi Gunung Marapii di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
“Gunung Marapi berada di dua kabupaten, sehingga proses evaluasi dilakukan dari titik dan sisi yang berbeda, saat ini data dari BPBD masih dalam tahap sinkronisasi. Namun data dari Basarnas menyebutkan sebanyak 11 orang ditemukan dalam keadaan meninggal. Saat ini sedang bersama dengan tim di puncak dan tiga orang dalam keadaan selamat,” jelasnya kepada Media Indonesia, Senin (4/12).
Menurut Abdul, masih ada 12 pendaki lain yang masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan. Adapun total pendaki yang terdata usai erupsi Marapi mencapai 75 orang.
Baca juga : Identifikasi Korban Marapi, Polda Sumbar Bangun Posko D
Secara keseluruhan, 52 pendaki sudah dievakuasi turun dalam kondisi selamat. Sebagian pendaki yang selamat kembali ke rumah, sedangkan dua pendaki dirujuk ke rumah sakit di Padang Panjang dan Bukittinggi.
Hingga saat ini, dikatakan Abdul, pendataan identitas korban tewas belum dilakukan dan masih dalam tahap sinkronisasi. Proses evakuasi sendiri tim SAR sudah bisa mencapai puncak, namun pagi tadi gunung kembali mengeluarkan eskalasi erupsi sehingga proses evakuasi harus dihentikan sesaat demi keselamatan tim SAR.
Baca juga : Mensos: Bantuan untuk Korban Letusan Gunung Marapi Disalurkan dari Aceh
“Keselamatan tim SAR harus diutamakan, sehingga sempat terhenti tapi setelah itu prosesnya terus berjalan khususnya pada titik-titik di mana 11 korban ini sudah diketahui untuk memudahkan proses evaluasi pendaki yang belum ditemukan,” jelasnya.
Gunung Marapi diketahui mengalami erupsi pada Minggu (3/12/) pukul 14.54. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat tinggi kolom abu teramati sekitar 3.000 meter di atas puncak dan 5.891 meter dari permukaan laut.
Senin pagi, kawah Gunung Marapi terlihat berulang kali mengeluarkan asap ataupun abu vulkanik.
“Hujan abu yang terjadi di tiga kabupaten/kota sudah tidak terjadi lagi sejak erupsi pertama pada Minggu siang. Pasca terjadi hujan abu, pada sore harinya terjadi hujan dengan intensitas sedang sehingga abu cepat tersiram oleh air hujan dan tidak terlalu mengganggu aktivitas masyarakat,” jelasnya. (Z-5)
Menurutnya, dengan skema tersebut, bantuan akan lebih cepat sampai dan bisa segera dimanfaatkan warga yang terdampak bencana.
Abu vulkanik bergerak ke arah utara hingga barat dengan warna abu-abu dengan hingga hitam dan intensitas pekat. Kondisi ini membuat kode penerbangan berwarna merah.
Adapun, status Gunung Marapi masih berada pada status waspada level II.
Gunung tersebut mengeluarkan lahar dan melontarkan abu vulkanik setinggi kurang lebih 500 meter di atas puncak gunung.
Hujan abu vulkanik dengan intensitas yang cukup tebal sejak Jumat (5/1) menyebar di Kota Padang Panjang.
Jalan Trans-Flores Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi
Meskipun dari kegempaan cenderung normal, namun perlu diwaspadai terjadinya erupsi freatik, berupa semburan lumpur atau erupsi uap air.
Erupsi atau letusan eksplosit Gunung Lewotolok terus berlangsung dan menunjukkan peningkatan.
DUA gunung berapi menunjukkan peningkatan aktivitasnya, Kamis (28/3), yakni Gunung Semeru di Jawa Timur dan Gunung Dukono, di Maluku Utara.
Tidak teramati adanya erupsi, dan ini menunjukkan adanya penrunan aktivitas erupsi di Gunung Ruang
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved