Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
LAUT memiliki peran penting bagi keberlangsungan bumi. Pasalnya, sebanyak 70% permukaan bumi merupakan lauta. Oksigen yang kita hirup sehari-hari pun sebanyak 80%-nya dihasilkan oleh lautan, dari hasil proses fotosintesis fitoplankton. Selain itu, laut menyimpan 90% karbon yang ada di bumi.
Namun, saat ini laut sedang ada dalam kondisi terancam. Ocean Campaign Leader Greenpeace Indonesia Afdillah Chudiel mengungkapkan, pihaknya mengidentifikasi, ada lima kelompok masalah yang saling terkait. Pertama, industri perikanan.
“Tingginya permintaan konsumsi seafood, jumlah manusia yang bertambah dan banyak ditemukannya teknologi memungkinkan manusia menangkap ikan dengan jumlah yang luar biasa. Ini menyebabkan laut kita overfishing,” kata Afdillah dalam acara Green Press Community 2023, Rabu (8/11).
Baca juga: BTID: KKPRL terkait Pengusahaan, bukan Penguasaan Laut
Di samping itu, ia pun banyak menemui aktivitas penangkapan ikan yang merusak, di antaranya dengan bom ikan ataupun IUU fishing yang kini masih banyak dilakukan nelayan skala kecil maupun besar.
“Salah satu yang paling terdampak parah dari overfishing adalah Laut Jawa. Kehilangan biodiversitas dan kerusakan ekosistem. Nelayan mencari ikan lebih jauh dan lebih lama dengan biaya yang lebih besar dan hasil tangkap yang lebih sedikit,” beber dia.
Baca juga: PM tidak Bisa Jadi Satu-Satunya Indikator Pengukur Kualitas Udara
Selain itu, ada masalah sampah plastik laut. Ia Afdillah menyatakan, sebesar 80% sampah plastik yang masuk ke laut berasal dari daratan dan 20% dari kegiatan masyarakat pesisir. Adapun, Dalam empat tahun pelaksanaan RAN PSL, TKN PSL telah berhasil melakukan pengurangan sampah di laut sebesar 35,36% dari 615.675 ton di 2018 menjadi 408.885 pada 2022. Dengan pengurangan itu, posisi Indonesia di kebocoran sampah plastik ke laut pun berubah dari peringkat dua terbesar di dunia menjadi peringkat kelima, di bawah Filipina, India, Malaysia dan Tiongkok.
“Polusi sampah plastik merupakan kegagalan pengelolaan sampah di darat. Sampai saat ini, pemerintah belum mengatasi produsen untuk mengatasi masalah sampah produk mereka dari plastik sekali pakai jadi produk daur ulang. Itu yang jadi masalah. Kita tidak melihat upaya perusahaan untuk pengumpulan sampah mereka,” bebernya.
Di samping itu, ada masalah krisis iklim yang menjadikan suhu laut meningkat dan pengasaman. Akibatnya, biodiversitas laut terancam, di antaranya kematian koral. Selain itu, Afdillah juga menyatakan bahwa pembangunan dan investasi menjadi ancaman sendiri bagi kondisi laut.
“Ada sebanyak 20 kawasan ekonomi khusus yang sudah establish, dan 16 di antaranya ada di kawasan pesisir. Alih fungsi lahan, pengubahan landscape akan menjadi aktivitas lanjutan setelah itu,” ucap dia.
Untuk itu, Afdillah menilai, isu-isu itu perlu terus digaungkan untuk menyadarkan semua pihak akan kondisi laut yang kian terancam dan dapat mengganggu keberlangsungan hidup manusia di muka bumi. (Ata/Z-7)
Apakah kamu lebih suka liburan ke gunung atau pantai? Ternyata, pilihan destinasi liburan favoritmu bisa mencerminkan kepribadianmu yang sebenarnya.
KOTA Surabaya akan menjadi lokasi pertama proyek kemitraan pemerintah Indonesia dan UEA dalam penanganan sampah plastik sungai untuk mencegah kebocoran di perairan laut.
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
Perubahan iklim dapat mengganggu ketahanan dan hasil tangkapan ikan, serta memengaruhi komunitas pesisir, karena dapat menurunkan produktivitas perairan.
Upaya menjaga kelestarian kawasan konservasi Gili Matra ini tidak hanya bergantung pada masyarakat setempat, tetapi juga hasil dari sinergi dengan berbagai pihak, termasuk BRI.
Pentingnya pengembangan kapal induk otonom sebagai solusi modern untuk menjaga keamanan laut Nusantara.
Penelitian ilmiah memprediksi atmosfer Bumi akan mengalami penurunan oksigen drastis dalam satu miliar tahun akibat gangguan fotosintesis dan evolusi Matahari.
KONDISI Paus Fransiskus dilaporkan stabil. Setelah beberapa hari lalu sempat mengalami kejang bronkial, Paus telah mengikuti Misa.
Para ilmuwan menemukan mekanisme baru yang memungkinkan pembentukan oksigen di atmosfer yang kaya karbon dioksida.
Penelitian terbaru menggunakan data dari misi Juno NASA mengungkapkan Europa, bulan Jupiter yang tertutup es, mampu menghasilkan sekitar 1.000 ton oksigen setiap hari.
Dengan sebagian kecil dari hidrogen yang berlimpah itu saja, para peneliti mengatakan bisa memutus ketergantungan manusia pada bahan bakar fosil selama 200 tahun.
NASA baru-baru ini mengungkapkan penemuan yang mengejutkan di Planet Mars, yang dianggap sebagai “harta karun” oleh para ilmuwan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved