Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEBAGIAN orangtua mungkin kesal melihat anak mereka mencorat-coret tembok, meskipun banyak juga yang mengerti dan mendiamkannya. Lalu, bagaimana orangtua seharusnya menyikapi perilaku anak yang seperti itu?
Animator Indonesia, yang juga pendiri HelloMotion Academy, Wahyu Aditya berbagi tips bagi orangtua dalam memfasilitasi anak yang gemar corat-coret sebagai bentuk ekspresi.
"Memberi ruang mereka berekspresi dengan tidak memarahi ketika coret-coret tembok, atau diarahkan ke media gambar yang murah seperti kertas dan alat gambar yang ada, misalnya krayon dan spidol," kata Wahyu Aditya, yang akrab dipanggil Wadit, dikutip Senin (6/11).
Baca juga: 1.000 Anak Akan Ikuti Lomba Mewarnai di Kopi In Town Pasar Pagi Mangga Dua
Sebagai penggerak di bidang animasi dan kreativitas Indonesia, Wadit percaya setiap imajinasi merupakan sebuah ide yang perlu dikembangkan dengan kreativitas agar nantinya dapat menjadi suatu kenyataan.
Pada masa usia anak 2-3 tahun, anak sering berekspresi dengan gambar atau mencoret-coret. Hal itu, kata Wahyu, merupakan perwujudan dari asal usul nenek moyang yang dulu berkomunikasi lewat gambar.
Sehingga, menggambar bisa menjadi salah satu bentuk mengekspresikan diri. Tugas orangtualah untuk membangun kembali seni yang ada pada diri anak.
Baca juga: Kanker Anak Terus Meningkat, YKAI Akan Bangun Rumah Paliatif Anak
Wahyu juga menyarankan untuk membebaskan anak bereksplorasi dengan gambarnya dan tidak harus selalu diarahkan untuk mengikuti les dan menjadi seniman.
Selain itu, dunia teknologi yang berkembang saat ini, juga menjadi sarana bagi orangtua bisa memperkenalkan seni melalui media digital.
"Karena itu saling melengkapi dan punya output yang berbeda, jadi sebaiknya dikenalkan keduanya, manual, tradisional maupun digital," ucap Wahyu. (Ant/Z-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Coretan atau doodle telah menjadi bagian dari sejarah manusia dan kini juga berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan diri sekaligus meningkatkan kesadaran tentang isu kesehatan.
Pulau-pulau besar seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, dan Papua terletak di berbagai wilayah yang menunjukkan keragaman geografis dan budaya.
Bergabung dengan komunitas bisa memberikan tambahan ilmu baru tentang menggambar hingga memperluas relasi dengan bertemu orang yang memiliki hobi serupa.
Amanda Caesa, memiliki banyak hobi, seperti bermain musik dan menggambar, memutuskan menekuni dunia tarik suara dengan sukses.
Pemandangan alam menjadi hal paling mudah untuk ditiru dan diaplikasikan pada kertas gambar
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan pentingnya peran sektor swasta dalam mendukung perkembangan perekonomian dan pariwisata di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved