Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Apakah kamu sudah mengetahui tarian Bengkulu? Asal tahu saja, Bengkulu memiliki tarian tradisional dengan sejarah yang unik, lo!
Bagi kamu yang penasaran tentang tarian Bengkulu, sabar dulu ya. Tak kenal maka tak sayang. Sebelum membahas lebih lanjut soal tarian Bengkulu, tidak ada salahnya mengenal sekilas tentang salah satu provinsi di Pulau Sumatera ini.
Bengkulu merupakan provinsi yang berbatasan dengan Sumatera Barat di bagian utara, Lampung di bagian selatan, Samudra Hindia di bagian barat, dan Jambi serta Sumatera Selatan di bagian timur.
Terdapat 10 wilayah di Bengkulu yang terdiri dari kota Bengkulu serta sejumlah kabupaten seperti Kepahiang, Lebong Mukomuko, hingga Seluma.
Selama ini, Bengkulu dikenal sebagai provinsi di mana bunga terbesar di dunia, Rafflesia Arnoldi, tumbuh. Karena itu, Bengkulu sering dijuluki sebagai "Bumi Raflesia".
Tentu, itu adalah hal yang menajkjubkan. Namun, lebih dari itu, Bengkulu memiliki berbagai hal menarik lain, salah satunya adalah tarian tradisionalnya.
Bengkulu memang lengket dengan unsur flora serta sejarahnya. Lantas, bagaimana dengan tariannya? Berikut beberapa tarian Bengkulu yang perlu kamu ketahui.
Baca juga: 5 Lagu Daerah Sumatera Barat yang Populer, Ini Lirik dan Terjemahannya
Sekilas, Bubu terdengar seperti sebutan untuk ibu, yakni “Bu”. Namun, nama tarian ini bukan terinspirasi dari panggilan untuk ibu.
Tari Bubu berkaitan dengan sumber daya laut milik Bengkulu yang dikenal tinggi.
Warga Bengkulus biasanya menggunakkan perangkap untuk menangkap ikan. Nah, perangkap itu disebut bubu.
Bubu tidak berbentuk seperti alat pancing pada umumnya. Bentuk bubu seperti tabung dengan bahan bambu dan biasanya dipakai untuk menangkap ikan saat sore hari.
Tarian Bengkulu ini umumnya dibawakan oleh laki-laki dan perempuan. Jumlah penarinya tidak ditentukan, tetapi kebanyakan genap atau sama rata antara laki-laki maupun perempuan.
Kostum penari Bubu berciri khas cerah dilengkapi dengan kain songket bernuansa emas dan aksesori kepala.
Penari perempuan mengenakan siger berupa mahkota segitiga berwarna emas, sedangkan laki-laki memakai ikat kepala dari kain songket.
Perpaduan alat musik tradisional dan modern seperti drum, gitar, hingga bass menghasilkan nada yang penuh semangat.
Gerakan para penari yang energetik sambil membawa bubu merepresentasikan unsur kemaritiman Bengkulu yang begitu kuat.
Baca juga: 7 Lagu Daerah NTT yang Terkenal Lengkap dengan Lirik dan Makna, Kamu Suka yang Mana?
Tidak hanya tarian, Lalan Belek juga merupakan nama lagu khas suku Rejang.
Lagu ini membeberkan makna dari tari Lalan Belek dengan “Lalan” yang merupakan nama bidadari dan “Belek” yang berarti balik.
Cerita di balik lagu legendaris itu unik karena berkaitan dengan makhluk mirip manusia yang sering muncul di cerita fiksi, yakni bidadari.
Konon katanya, Lalan atau Nanang Wulan dengan saudari-saudarinya, sering turun dari khayangan untuk mandi bersama di bumi.
Suatu saat, selendang terbangnya menghilang. Akibatnya, Lalan ditinggal oleh bidadari lain yang kembali ke kayangan.
Selendang itu ternyata diambil oleh seorang pemuda yang jatuh hati dengan kecantikan para bidadari.
Pemuda itu lalu bertemu dengan Lalan yang saat itu bersedih karena selendangnya menghilang.
Singkat cerita, hubungan mereka kian lama makin dekat hingga akhirnya menikah.
Suatu hari, Lalan menemukan selendangnya yang hilang. Sang bidadari marah besar saat tahu ternyata suaminya yang mencuri selendang. Lalan pun memutuskan untuk kembali ke khayangan.
Sang pemuda yang menyesali perbuatannya, berteriak pada istrinya untuk kembali. Ia meneriakkan “Lalan belek!” yang artinya “Lalan balik!” atau “Lalan kembali!”.
Tarian Bengkulu ini menggambarkan kisah Lalan dan sang pemuda dalam bentuk gerakan yang anggun layaknya bidadari. Para penari perempuan biasanya menggunakkan baju adat dengan dominasi warna merah serta siger emas.
Terkadang, mereka juga menari dengan selendang yang menjadi bagian penting dalam cerita rakyat Lanan Belek.
Baca juga: 7 Lagu Daerah Jawa Timur, Lengkap dengan Lirik, Terjemahan, dan Makna
Kalau bicara soal tari tradisional legendaris asal Bengkulu, Andun tidak boleh dilewatkan.
Berawal dari sebuah pernikahan, tarian asal Bengkulu Selatan ini akhirnya diwariskan dari generasi ke generasi hingga saat ini.
Sebelum ditampilkan dalam pernikahan di Kerajaan Dang Tuanku Limau, tarian Bengkulu tersebut menjadi bentuk ucapan syukur dari Datang Reuni kepada Cidur Mata, di mana ia berhasil menyelamatkan putrinya yang diculik.
Tari Andun tidak hanya ditampilkan sebagai rasa terima kasih, tetapi juga menjadi bagian dari pesta pernikahan antara anak Datang dengan Cidur. Jalinan kasih itulah yang melahirkan Tari Andun, sebuah karya seni dalam bentuk gerakan antara pemuda serta pemudi yang ingin mencari pujaan hati.
Pihak laki-laki umumnya memakai sarung lipat serta penutup kepala berbahan dasar kain songket dengan tambahan aksesori gelang emas yang dikenakan di lengan kanan.
Sementara itu, busana penari perempuan lebih kompleks. Selain mengenakan kebaya dan kain songket emas, penampilan mereka makin dipercantik dengan beberapa aksesori tambahan, seperti anting Giwang, mahkota dan gelang emas, sanggul, sampai kalung emas atau perak.
Untuk menunjang tari Andun, para penari biasanya membawa tenggok, sangku, kendi, dan cawan. Masing-masing masih berkaitan dengan tradisi rakyat Bengkulu pada zaman dahulu.
Tari Andun dibawakan untuk mencari pasangan setelah musim panen, maka tenggok atau bakul untuk menaruh hasil panen dipakai dalam karya seni ini. Begitu juga dengan sangku sampai cawan yang berupa wadah air.
Meski identik dengan percintaan, tari Bengkulu ini pada dasarnya menjadi bentuk ucapan syukur untuk hasil panen yang memuaskan. Namun, tidak ada aturan konkrit bahwa tari Andun hanya bisa ditampilkan pada musim panen saja.
Baca juga: Lengkap! Inilah 8 Lagu Daerah Jawa Tengah Beserta Lirik, Terjemahan, dan Makna
Selain Lalan Benek, ada tari khas suku Rejang lain yang mesti kamu ketahui.
Kejei disebut sebagai salah satu tarian Bengkulu yang unik karena merupakan bagian dari satu acara besar.
Perayaan tersebut dulunya berlangsung hingga lebih dari satu hari dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pasalnya, ada ritual pengorbanan sapi dalam acara itu.
Tidak ada yang tahu kapan lahirnya Tari Kejei, namun karya seni tersebut diduga sudah muncul sebelum datangnya para Biku dari Kerajaan Majapahit.
Kejei paling pertama yang dicatat dalam sejarah diadakan oleh pasangan Putri Senggang dan Biku Bermano.
Perayaan dimulai dengan Temu'un Gong atau upacara meminta izin pada leluhur agar Tari Kejei dapat berlangsung dengan lancar.
Selanjutnya, Jampi Limau Anak Sangei sebagai bentuk permohonan pada Tuhan untuk menjaga para penari agar tidak terganggu oleh roh jahat.
Perayaan diteruskan dengan Tari Penyambutan di mana para penari perempuan akan membawa rempah-rempah untuk dipersembahkan pada orang agung. Tahap terakhir yaitu Tari Rejei yang dibawakan oleh penari laki-laki dan perempuan berstatus lajang.
Gerakannya memiliki ciri khas sendiri, yaitu membentuk lingkaran dan para penari saling berhadap-hadapan searah jarum jam.
Dari segi penari, Tari Kejei dan Andun memiliki kemiripan. Namun, bedanya, jumlah penari Tari Kejei harus ganjil.. Warga Bengkulu meyakini angka ganjil seperti 3 dan 5 lebih "direstui" oleh leluhur.
Secara keseluruhan, setiap gerakan Tari Kejei sarat akan makna. Ada yang memiliki arti penghormatan kepada pendahulu maupun sesama penari, dan ada juga makna tentang imbauan. Misalnya saja, imbauan pada laki-laki dan perempuan untuk mau saling berdiskusi atau berserah pada Tuhan.
Baca juga: 5 Lagu Daerah Aceh Beserta Lirik, Terjemahan Bahasa Indonesia, dan Maknanya
Bengkulu memiliki berbagai macam tarian tradisional yang terbilang unik. Asal muasalnya yang lekat dengan kebiasaan sehari-hari, cerita rakyat, hingga sejarah membuat tarian Bengkulu di atas penting untuk diketahui.
Apalagi untuk kamu yang ingin mengenal lebih dekat tentang budaya Bengkulu. Keempat tarian Bengkulu tersebut masih dipertontonkan di berbagai acara khusus, entah untuk upacara adat atau untuk keperluan hiburan semata.
Jadi, tidak hanya menjadi tempat Bunga Raflesia tumbuh, Bengkulu juga merupakan provinsi yang kaya akan tarian tradisionalnya.
OKNUM ASN berinisial L yang bertugas di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Bengkulu diduga melakukan kekerasan seksual terhadap anak berusia 14 tahun.
Dikbud juga akan menyalurkan siswa tersebut ke sekolah yang memiliki kuota jika peserta didik tidak mendapatkan sekolah.
Acara pelantikan ini menjadi momen penting bagi para tenaga honorer dan tenaga kerja non-ASN yang selama ini telah berkontribusi dalam pelayanan publik di Kota Bengkulu.
Dengan konsumsi masyarakat Kabupaten Mukomuko, lanjut dia, yang hanya 20 ribu ton per tahun, maka terdapat surplus sekitar 20 ribu ton beras.
Harga kopi berupa biji dan bubuk di dua kabupaten yakni Rejang Lebong, dan Kepahiang, Provinsi Bengkulu, turun harga sejak sepekan terakhir.
SETELAH membuka sejumlah gerai di Bengkulu, Kraving kini bersiap memperluas jangkauan ke Jakarta dan BSD City pada 2026.
Peningkatan pelayanan publik di Polresta Bandar Lampung merupakan wujud nyata implementasi kebijakan Kapolri untuk menjadikan Polri lebih dekat dengan masyarakat.
Selama dua hari pelaksanaan, Festival Pesenggiri menampilkan beragam pertunjukan seni tradisional yang dikemas dalam format berbeda, dan mengundang banyak pengunjung ke lokasi acara.
Kasus curanmor yang ditangani Polres Tanggamus pada Mei 2025, secara tidak terbuka membuka tabir jaringan besar industri rumahan senpi rakitan dan jual beli amunisi ilegal.
Pesenggiri Festival 2025 menggabungkan pameran karya seni tapis kuno dengan berbagai aktivitas kreatif lainnya.
Tercatat lebih dari 4.000 peserta dari berbagai kalangan mulai dari masyarakat umum, TNI/Polri, hingga para penyandang disabilitas turut ambil bagian dalam Bhayangkara Run 2025.
Inisiatif ini hadir untuk mendukung organisasi masyarakat sipil (CSO) yang dipimpin dan berfokus kepada pemuda dalam membangun perdamaian di Lampung berbasis budaya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved