Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Manfaatkan Bonus Demografi agar Terhindar Jebakan Pendapatan Menengah

Media Indonesia
27/10/2023 08:20
Manfaatkan Bonus Demografi agar Terhindar Jebakan Pendapatan Menengah
Wisuda Universitas Respati Indonesia (Urindo) Tahun Akademik 2022-2023 di Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (26/10).(Dokpri.)

INDONESIA harus bisa memanfaatkan dengan baik bonus demografi agar tidak masuk dalam jebakan pendapatan menengah (middle income trap) menjelang Indonesia Emas 2045. Ini disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo.

"Hari ini setiap 100 orang bekerja hanya menanggung 44. Jadi kalau mau kaya ialah sekarang di era bonus demografi ini. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Dan kalau tidak oleh generasi muda ini, oleh siapa lagi? Kita lihat di sini bahwa pada 2035 sudah akan lewat windows opportunity bonus demografi karena dependency ratio sudah naik," papar Hasto.

Kalau terjebak di middle dan low income trap, lanjutnya, kita susah keluar dari jebakan itu. Ini karena perbandingan yang bekerja dengan yang butuh makan sudah mulai berat. Hasto menyampaikan itu pada orasi ilmiah saat Wisuda Universitas Respati Indonesia (Urindo) Tahun Akademik 2022-2023 di Sasana Kriya Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (26/10). Orasi ilmiah itu mengangkat tema Meningkatkan Kualitas Penduduk Indonesia Menuju Indonesia Emas.

Baca juga: Anak Muda Diimbau Ubah Gaya Hidup Pemicu Kanker

"Hati-hati, sebelum Indonesia Emas kita di 2035 harus sukses. Kalau tidak sukses, berat. Jadi kita harus memanfaatkan windows opportunity. Generasi muda menjadi penentu kita akan memetik bonus demografi atau tidak? Generasi muda harus tidak kawin pada usia dini, harus tidak putus sekolah, harus tidak menganggur, harus tidak sebentar-sebentar hamil," katanya.

Dalam orasi itu, Hasto juga menyampaikan apresiasi kepada Urindo yang ikut berkontribusi dalam meningkatkan kualitas SDM dan keluarga. Salah satunya dengan dibentuknya sekolah lansia. "Bonus penduduk menjadi bonus kesejahteraan. Tentu butuh upaya di antaranya peningkatan layanan pendidikan dan pelayanan kesehatan menjadi prioritas penting menurunkan angka stunting, mengentaskan kemiskinan, meningkatkan kualitas hidup perempuan, anak, dan keluarga menjadi angka utama. Jangan lupa yang diprioritaskan di sini sungguh luar biasa yaitu program untuk ramah lansia dan ini yang menjadi kerja sama baik di antara Respati dan BKKBN kita terus menguatkan kerja sama untuk mengurus lansia," papar Hasto.

Baca juga: Madrasah Harus Adaptif Terhadap Teknologi Digital

Menurutnya, kualitas sumber daya manusia ditentukan tiga hal seperti pendapatan per kapita, angka harapan hidup, dan pendidikannya. Rata-rata pendidikan untuk rata-rata lama sekolah masih 8,48 tahun meskipun harapan lama sekolahnya harusnya sudah 12 tahun. Hal ini menjadi satu hal serius dan ia berharap bisa sama-sama diperjuangkan agar indeks pembangunan manusia meningkat. 

Kesenjangan daerah masih terlalu tinggi antara satu daerah dengan yang lain. Sebagai contoh IPM Yogyakarta 79, Bali 75, tetapi ternyata IPM Papua 60,44 dan seterusnya. Pengaruh dari stunting sangat serius karena human capital index Indonesia yang sangat erat dengan intellectual skill dan ini menjadi indikator penting dalam menentukan kualitas SDM satu bangsa. Stunting diatasi, kualitas SDM juga bisa diatasi dengan baik.

Wirausahawan

Rektor Universitas Respati Indonesia Tri Budi Wahyuni Rahardjo menyebutkan bahwa para wisudawan dan wisudawati sebagai kelompok usia produktif harus bisa menjadi wirausahawan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan memaksimalkan bonus demografi meraih Indonesia Emas 2045. "Visi Urindo ialah universitas entrepreneur yang ramah lansia yang diakui secara internasional. Ini berarti bahwa sebelum teman-teman wisuda sekitar 30% sudah menjadi praktisi wirausahawan. Jadi sekarang paradigma bukan hanya mencari kerja tetapi sudah menciptakan lapangan pekerjaan. Ini menjadi tantangan untuk wisuda yang lain," kata dia.

"Kita semua diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengembangan GoLantang. Dokter Susiana, ialah direktur sivas kedua. Beliau selalu bersama BKKBN mengembangkan program GoLantang. Kita bersyukur sekali sebagai universitas ramah lansia. Pak Kepala berkenan mendukung kita semua untuk menerbitkan buku gerontologi. Ini buku ajar pertama di Indonesia. Dan kita juga bersyukur akhirnya yang terus akan kita kembangkan ialah sekolah lansia. Untuk itu kami mohon Dokter Tri Suratmi sebagai Kepala Sekolah Lansia yang terus mengembangkan prototipe sekolah lansia dan dikembangkan di BKL (Bina Keluarga Lansia)," tambah Tri.

Sejalan dengan itu, Kepala LLDikti Wilayah III Toni Toharudin yang juga hadir memberikan sambutannya mengatakan semangat berwirausaha ialah bagian penting membangun Indonesia sejahtera. "Dalam rangka menyambut bonus demografi 2030 mendorong spirit entrepreneurship untuk para lulusan sarjana tentu menjadi bagian penting untuk membangun indonesia sejahtera. Indonesia merupakan negara yang besar dan majemuk. Di samping itu negara ini juga memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan melalui berbagai usaha untuk mengisi pasar kerja. Pengembangan enterpreneurship yg dilakukan maksimal dapat meningkatkan keberhasilan dalam melewati tantangan yang saat ini tengah dihadapi oleh bangsa ini. Dalam konteks ekonomi spirit enterpreneurship menjadi kunci utama dalam meningkatkan efektivitas dan juga efisiensi," imbuh Toni. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya