Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Mengapa Moderasi Beragama Penting Digerakkan Para Diaspora?

Gana Buana
18/10/2023 08:30
Mengapa Moderasi Beragama Penting Digerakkan Para Diaspora?
Pemahaman tentan kerukunan beragama penting ditanamkan oleh diaspora Indonesia(Ist)

PRAKTIK keberagaamaan secara moderat merupakan isu yang sangat penting dan strategis dalam rangka mencegah adanya kebencian atau sentimen negatif terhadap kelompok dengan keyakinan berbeda. Benih-benih intoleransi yang tumbuh dari kebencian tersebut berpotensi melahirkan perilaku-perilaku yang diskriminatif.

“Sikap diskriminasi menjadi dasar bagi berkembangnya rasisme, seksisme, radikalisme, ekstremisme, dan pada tingkat tertentu terorisme.” tegas Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) Ahmad Zainul Hamdi dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (18/10)

Oleh karena itu, Ia mengajak para mahasiswa Indonesia di luar negeri untuk menjaga moderasi dalam beragama.

Baca juga: Pemprov DKI akan Modernisasi Museum Wayang Tahun Depan

“Tidak hanya untuk mencegah perkembangan terorisme di luar negeri tetapi juga nation branding bagi Indonesia sebagai negara dengan mayoritas Muslim yang terus menjunjung tinggi perdamaian.” jelas pendiri kanal arrahim.id yang sering dipanggil Mas Inung tersebut.

Ajakan tersebut juga dilakukan oleh Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag RI Muhammad Ali Ramdhani. Ia mengajak teman-teman diaspora untuk membangun sikap-sikap yang menerima  segala perbedaan karena hal itu merupakan sunnatullah.

Baca juga: Kemenag Ajak Semua Pihak Jaga Kerukunan Beragama

“Tidak adanya toleransi dalam perbedaan akan menyebabkan segregasi dalam bermasyarakat. Moderasi beragama bukanlah upaya pendangkalan agama, melainkan justru pendalaman agama. Semakin dalam pemahaman agama seseorang, semakin dalam pula toleransi terhadap perbedaan.” tandasnya

Ia menyambut baik deklarasi Jaringan Penggerak Moderasi Beragama oleh para diaspora. Deklarasi dipandu oleh mahasiswa dari King Saud University di Arab Saudi, Syaiful Hakki, sebagai koordinator JD-PMB dan diikuti para peserta diaspora dari berbagai negara.

Deklarasi yang diselenggarakan secara serentak tersebut diikuti oleh sekitar 90 perwakilan mahasiswa Indonesia di berbagai negara, antara lain dari Arab Saudi, Turkiye, Mesir, Taiwan, Filipina, Malaysia, Inggris, Belanda, Amerika, Singapura, Jerman, dan lain-lain.

Kepala Pusat Riset Agama dan Kepercayaan BRIN Aji Sofanudin menyampaikan, JDPMB yang diprakarsai Kementerian Agama RI merupakan komunitas berjejaring para awardee atau dosen yang berada di luar negeri dalam rangka pengarusutamaan moderasi beragama terhadap para diaspora Indonesia.

Selain itu, melakukan nation branding Indonesia di luar negeri terutama dalam bidang keberagamaan dan kerukunan antar umat beragama serta membangun ketahanan dan kemampuan para mahasiswa awardee dalam turut serta mencegah dan menangkal adanya paham-paham ekstrem transnasional. Hal ini tentunya dapat mengancam ideologi bangsa.

“Moderasi beragama merupakan pilihan yang tepat dan selaras dengan jiwa Pancasila di tengah adanya gelombang ekstremisme di berbagai belahan dunia,” kata Aji.

Ketua PBNU dan Dekan Fakultas Islam Nusantara (Unusia) Ahmad Suaedi menyinggung transformasi Islam Indonesia dalam trend global, mencari penjelasan moderasi beragama di ruang publik.

“Meskipun mayoritas berpenduduk Muslim, Indonesia merupakan negara yang moderat karena tidak menjadikan agama tertentu sebagai basis ideologi atau identitas, seperti Malaysia atau Brunei Darussalam,” tandas dia. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya