Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

BMKG: Perubahan Gaya Hidup Kunci Antisipasi Perubahan Iklim

Media Indonesia
16/10/2023 22:18
BMKG: Perubahan Gaya Hidup Kunci Antisipasi Perubahan Iklim
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati(Ist)

KEPALA Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa perubahan gaya hidup menjadi kunci dalam mengantisipasi krisis air dampak perubahan iklim.

"Menghadapi perubahan iklim, kuncinya itu kita harus berani merubah gaya hidup kita selama ini," kata Dwikorita dalam acara Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang disiarkan secara daring, di Jakarta, Senin (16/10).

Dwikorita menjelaskan perubahan gaya hidup dimaksud adalah mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih ke energi lebih ramah lingkungan, seperti energi listrik, surya, dan air.

Baca juga : Kesadaran Lingkungan Perlu Dilaksanakan sebelum Ibadah Haji

Kenaikan suhu bumi yang memicu krisis air disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida (CO2). Kenaikan konsentrasi CO2 ini berasal dari penggunaan energi fosil, seperti kendaraan bermotor dan industri.

Ia mengatakan masyarakat perlu mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi umum. Hal ini untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menjadi penyebab perubahan iklim.

"Jadi kita harus mengurangi penyebabnya, salah satunya mengendalikan gas rumah kaca karena itu asalnya dari energi fosil," kata Dwikorita.

Baca juga : Cuaca dan Perubahan Perilaku Manusia

Perubahan iklim menjadi salah satu ancaman serius yang menghantui dunia saat ini. Dampaknya yang semakin nyata telah mengubah pola cuaca, meningkatkan suhu global, dan menyebabkan masalah-masalah ekstrem seperti kekeringan yang memprihatinkan.

Dwikorita mengatakan kenaikan suhu global akan menyebabkan kekeringan yang lebih panjang dan intens. Hal ini sudah mulai terlihat di Indonesia pada tahun ini, yakni sebagian wilayah mengalami kekeringan yang lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya.

"Menurut data global, di akhir abad ke-21 kenaikan suhu global bisa mencapai tiga setengah derajat Celcius. Artinya, kekeringan akan semakin parah dan tidak pandang bulu, baik di negara maju maupun negara berkembang," ujar Dwikorita.

Baca juga : 2023 Pecahkan Rekor Tahun Terpanas, Dampak Perubahan Iklim Kian Mengkhawatirkan

Melihat urgensi perubahan ini, Dwikorita mendorong masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup lebih ramah lingkungan. Gaya hidup berwawasan lingkungan, yang sering disebut sebagai green lifestyle adalah salah satu kunci dalam mengatasi krisis perubahan iklim.

Dwikorita juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara negara dan sektor masyarakat untuk menghadapi krisis air yang disebabkan oleh perubahan iklim.

World Water Forum ke-10 yang akan digelar di Bali pada 2024 diharapkan dapat menjadi platform untuk memperkuat kerja sama ini.

Baca juga : Kementan Kerahkan Penyuluh CSA Lombok Tengah Ukur Emisi Gas Rumah Kaca

"World Water Forum 2024 diharapkan akan menjadi momentum penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya perubahan gaya hidup untuk mengantisipasi krisis air yang semakin nyata akibat perubahan iklim," pungkas Dwikorita. (Ant/S-2)
  



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono
Berita Lainnya