Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PERJALANAN ibadah haji dan umrah ke Tanah Suci dengan tantangan perubahan iklim ekstrem bumi yang semakin memanas memerlukan respons dan tanggung jawab semua umat manusia termasuk umat muslim di Indonesia.
Aktivis Lingkungan dan Dosen Pascasarjana Universitas Nasional Fachruddin Mangunwijaya mengatakan bahwa aksi berkelanjutan ini perlu terus dilakukan agar perubahan cuaca ekstrem ini tidak memburuk. Menurutnya, sebagaimana penelitian, iklim lingkungan ditakutkan terus naik dua derajat per tahunnya. Bila perubahan iklim itu terus terjadi, dalam 20 tahun ke depan, panas di saat ibadah haji dan umrah akan mencapai 70 derajat Celcius.
"Semua negara berjanji memenuhi target penurunan emisi termasuk di Indonesia. Emisi dari batu bara dan pembakaran energi di bumi itu terangkut di atmosfer sehingga banyak panas matahari yang terperangkap. Kalau sampai di kondisi itu, kita tak akan mampu bertahan di luar. Rombongan jemaah haji tak akan bertahan di luar," ujarnya dalam diskusi bertema 'Menjadi Haji yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan' di Jakarta, Selasa (27/6).
Karena itu, setiap pihak harus memperbaiki langkah mendorong penurunan emisi segera. "Kalau tidak lansia tak akan kuat lagi mendatang untuk menjalani ibadah jamaah haji," paparnya.
Menurutnya, Islam sangat dekat dengan alam karena Nabi Muhammad SAW saat mendapatkan wahyu berada di Gua Hira. Menatap bintang sebagai bukti kekuasaan Tuhan. "Kita juga dekat dengan alam lewat wudu menggunakan air," kata Fachruddin.
Setiap umat manusia perlu mengubah gaya hidup dan perilakunya agar sederhana. "Sebagaimana kondisi kita di saat mulai tawaf mengenakan kain ihram yang apa adanya tanpa memandang pangkat dan jabatan. Semua manusia harus merenungkan hal ini," ucapnya.
Fachruddin mengatakan kebutuhan air untuk berbagai keperluan di Arab Saudi itu merupakan usaha salinasi dari air laut. "Seperempat pendapatan mereka digunakan untuk air bersih. Sangat mahal sekali. Air disalinasi kan juga menggunakan bahan bakar karbon karena pakai minyak. Jadi ibarat setiap karbon kita harus menggantikannya dengan menanam pohon. Banyak tips yang perlu dilakukan. Selama ini saya dekat dengan 36 ribu pesantren dan melakukan penghematan energi dengan panel surya. Banyak tips dan hal yang dapat dilakukan untuk penghematan energi ini," ujarnya.
Selain Fachruddin, pembicara lain yang diundang ialah Anggota Dewan Kehormatan Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) HB Tamam Ali, Peneliti di Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Jakarta Dadi Darmadi, figur publik yang juga Miss Eco Indonesia Intan Wismi Permatasari, serta Public Engagement and Actions Manager Greenpeace Indonesia Khalisah Khalid.
Baca juga: Human Initiative Perluas Sebaran Wilayah Penerima Kurban
Peneliti Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat UIN Jakarta Dadi Darmadi mengatakan bahwa telah banyak kesaksian dari jemaah yang naik haji dan umrah dan telah direfleksikan terkait umat dan agama. Dia menyitir pendapat seorang sastrawan H Danarto yang menulis buku 'Orang Jawa Naik Haji' pada 1982 saat melakukan ibadah yang luhur itu namun masih banyak yang membuang sampah di saat ibadah haji.
"Bahkan sampai 2018, Arab Audi sampai menghabiskan 300 juta dolar (AS) untuk kebersihan Mekah dan Madinah. Di 2020 saja mencapai 120 ribu ton. Jadi prinsip hidup sederhana. Bagaimana kita pergi umrah tetap tidak menyisakan porsi makanan banyak sekali. Kalau tak habis dibuang ini menyisakan aktivitas kebersihan lingkungan sesuai ibadah haji dan lingkungan," kata Dadi.
Sebagaimana perjalanan ibadah haji, semua orang mengenakan ihram karena semua orang sama tak lagi dipandang pakai apa kecuali semua mengenakan kain warna putih. "Kesederhanaan. Mengelola sampah, sebagaiman ajaran jangan sampai makanan kita mubazir dan jangan berlebihan, izraf dan tafzir. Orang pemenuhan kewajiban lupa makna simbolik dan hal seperti itu," ujar Dadi.
Dia juga mengatakan bahwa tema menjaga kebersihan dan lingkungan sebagai tema yang sebaiknya disampaikan di saat manasik haji. Ini penting karena merupakan juga bagian dari struktur dan ibadah hajinya.
"Jadi, menurut saya, itu perlu koordinasi tak hanya pemerintah, tiap lembaga yang termasuk rombongan jemaah hajinya. Agar sejak manasik haji ini sudah harus tersinergikan. Ibadah juga diperlukan tingkat kesalehan sosial seperti jangan membuang sampah, air jangan boros karena mahal dan langka," tambahnya.
Anggota Dewan Kehormatan Himpuh Tamam Ali mengatakan gerakan ramah lingkungan dalam proses ibadah haji ini penting karena setelah Mesir dan Pakistan, Indonesia adalah negara terbesar dalam jumlah jemaah hajinya. Dan satu tahun dapat melibatkan 17 ribu jemaah.
"Ini bukan hanya kebanggaan buat kita tapi tanggung jawab. Saya usul agar bagaimana manasik haji juga dibekali dengan materi untuk menjaga lingkungan. Seluruh umat Islam di dunia itu kan ada di sana. Ada citra profiling umat Islam mewakili sebagai duta termasuk jemaah haji Indonesia. Kalau bicara jumlah penduduk 270 juta, umat Islam di Indonesia yang mencapai 240 juta itu kan sangat strategis untuk dikibarkan setiap komponennya, bukan hanya asosiasi termasuk juga pesantren hingga majelis taklim juga beberapa lembaga pendidikan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat hingga di pedesaan," ungkap dia.
Miss Eco Indonesia Intan Wisni Permatasari mengatakan bahwa tindakan menjaga lingkungan bagi jemaah haji dapat dilakukan dengan tindakan keseharian seperti tidak menggunakan pemakaian plastik sekali pakai. "Bila itu dilakukan dan diviralkan selama melakukan ibadah haji maka jemaah Indonesia dapat menjadi contoh yang menarik bagi yang lain," ujarnya. (RO/I-2)
Lokapasar khusus produk rumah tangga dan gaya hidup atau home and living, Renos, menggelar Renos Fair 2025 berkolaborasi dengan Semasa Piknik.
PT Pertamina mendorong produk-produk ramah lingkungan besutan Namira Ecoprint untuk bisa menjelajahi pasar internasional melalui program UMK Academy 2025.
Inisiatif pengembangan produk baja yang efisien energi dan ramah lingkungan merupakan langkah penting dalam memperkuat daya saing industri nasional.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus menunjukkan komitmennya sebagai lembaga keuangan berkelanjutan di Indonesia.
Dari data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2024, Indonesia sendiri menyumbang hampir 34 juta ton sampah.
Nah, itulah yang kita lakukan di Savyavasa. Jadi luxury bukan dari apa yang kita lihat, tapi orang bisa merasakan.
DI tengah krisis iklim yang kian nyata dan ketidakadilan sistemis terhadap perempuan yang terus menganga, Indonesia membutuhkan lebih dari sekadar kepemimpinan yang cerdas dan tegas.
Ketika wilayah jelajah buaya menyempit akibat alih fungsi lahan dan pembangunan permukiman, buaya cenderung masuk ke lingkungan manusia untuk mencari makan.
PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) menyelenggarakan serangkaian kegiatan lingkungan bertema Beat Plastic Pollution atau Hentikan Polusi Plastik.
Sebagai bentuk implementasi nyata dari komitmen terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), Krakatau Posco menjalankan program konservasi mangrove di Desa Lontar, Serang
Hotel ibis Palembang Sanggar dengan bangga mengumumkan keberhasilan meraih sertifikasi Green Key, sebuah penghargaan prestisius bertaraf internasional
Kepolisian RI dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk sinergi dalam penegakan hukum guna memastikan kelestarian lingkungan hidup Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved