Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
KEMUDAHAN akses dan kualitas pendidikan harus terus didorong untuk ditingkatkan demi pemerataan hak setiap warga negara mendapatkan pendidikan yang layak.
"Berbagai upaya untuk pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak harus terus dilakukan dengan dukungan seluruh pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah, serta masyarakat," kata Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/10).
Sejumlah upaya dilakukan pemerintah pusat dan daerah dalam rangka memberikan kemudahan masyarakat mengakses pendidikan sejak dini. Di Jakarta, misalnya, saat ini tercatat memiliki 167 pendidikan anak usia dini (PAUD) negeri dan 4.000 PAUD swasta yang tersebar di lima wilayah kota dan satu kabupaten yang mendapatkan bantuan biaya operasional dari pemda untuk memudahkan masyarakat mengakses layanan itu.
Baca juga: Mendambakan Wajah Museum yang Inklusif dan Inovatif
Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga mendorong sekolah adat di Indonesia bisa menjadi salah satu sarana untuk mengentaskan buta huruf. Pada 2022 angka buta huruf masyarakat Indonesia usia 15-59 tahun mencapai 2.666.859 orang atau 1,5% dari total keseluruhan penduduk.
Pemerintah menargetkan pada 2030 angka buta huruf menjadi 0,40% atau yang belum dientaskan sekitar 711 ribu orang. Program pengentasan buta aksara ini bisa berlanjut untuk mengikuti program kejar paket sehingga yang bersangkutan bisa mendapatkan ijazah.
Baca juga: Perguruan Tinggi Berperan Penting Ciptakan Pemimpin Berkualitas
Menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, kemudahaan akses pendidikan bagi masyarakat merupakan langkah strategis yang mampu membuka peluang pengembangan potensi yang dimiliki setiap warga negara. Upaya membuka akses seluas-luasnya agar masyarakat menikmati layanan pendidikan sejak dini, seperti PAUD misalnya, menurut Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR dari Dapil II Jawa Tengah, membuka peluang bagi negara untuk sedini mungkin memperluas upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan bagi generasi penerus bangsa.
Sedangkan upaya konsisten menekan angka buta huruf, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui pendidikan. Dengan kemampuan membaca, menulis dan berhitung masyarakat yang lebih luas, ujar Rerie, peluang untuk bekerja di sektor formal pun semakin terbuka.
Rerie berharap upaya mempermudah akses pendidikan kepada masyarakat konsisten dilakukan dengan dukungan semua pihak, pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, demi mengakselerasi proses pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing dan berakhlak mulia. (Z-2)
KEBERPIHAKAN terhadap korban dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang kerap melibatkan perempuan harus dikedepankan.
DORONG pemanfaatan hasil TKA untuk kebutuhan evaluasi dan peningkatan kualitas pendidikan nasional, sehingga mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing.
Komitmen terhadap pengelolaan lingkungan berkelanjutan harus ditegakkan secara konsisten demi menjawab ancaman serius akibat pemanasan global.
PENINGKATAN literasi peserta didik di sejumlah sektor harus didukung konsistensi kebijakan dan political will semua pihak terkait.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan pentingnya data yang memadai untuk memahami kebutuhan kelompok rentan dalam pembangunan
Lestari Moerdijat mendorong implementasi Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkarakter
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved