Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
MENTERI Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS) lebih siap dalam mengatasi tindak kekerasan seksual seiring dengan diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021.
"Kini perguruan tinggi negeri maupun swasta sudah lebih siap dalam mengatasi tindak kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan kampus," katanya seperti dilansir dari Antara.
Nadiem menuturkan sejak adanya peraturan tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Lingkungan Perguruan Tinggi itu membuat kampus mampu melakukan banyak upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual secara lebih intensif dan komprehensif.
Baca juga: DPR: Tidak Ada Keringanan Hukum bagi Pelaku Kekerasan Seksual
Hal itu karena kampus-kampus sudah membentuk Satuan Tugas (Satgas) PPKS, yakni PTN sebanyak 1.321 orang dan PTS sebanyak 1.273 orang per 1 September 2023. Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek juga telah melakukan survei terhadap 106 PTN dan 36 PTS pada Mei sampai Juni 2023 dengan hasil mayoritas perguruan tinggi sudah melakukan banyak inovasi dalam upaya PPKS di kampus.
"Inovasi itu terutama dari segi tata kelola, sosialisasi, dan keberadaan kanal aduan," ujar Nadiem.
Berdasarkan survei tersebut, secara spesifik sebanyak 76 persen PTN dan 61 persen PTS sudah memiliki layanan pelaporan kekerasan seksual di perguruan tinggi masing-masing. Dalam hal pembelajaran, 65 persen mahasiswa baru sudah melakukan pembelajaran modul PPKS yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek.
Baca juga: Tata Kelola Anggaran Perguruan Tinggi Negeri Harus Transparan
Data itu sejalan dengan jumlah penanganan kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemendikbudristek yakni terjadi penurunan jumlah penanganan dari 2021 dan 2022 yang masing-masing berjumlah 24 kasus menjadi 17 kasus pada 2023.
Kepala Puspeka Kemendikbudristek Rusprita Putri Utami menjelaskan pihaknya juga telah melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas Satgas PPKS yang bertujuan memberikan pemahaman terkait implementasi Permendikbudristek PPKS.
Kegiatan peningkatan kapasitas Satgas PPKS telah dilaksanakan di empat region pada bulan Juli sampai Agustus 2023 dengan seluruh PTN dan Layanan Lembaga Pendidikan Tinggi (LL-Dikti) se-Indonesia diberikan bekal pemahaman terkait kebijakan ini.
Staf LL-Dikti Wilayah XV dari Nusa Tenggara Timur Jasinta Florentina mengatakan Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 telah membawa dampak positif tidak hanya bagi LLDIKTI namun juga bagi seluruh sivitas akademika di perguruan tinggi.
"Mereka semakin tersadarkan untuk tidak melakukan segala tindak kekerasan khususnya kekerasan seksual," ujarnya. (Z-6)
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
Kampus tentu tidak boleh abai terhadap tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan tinggi Indonesia saat ini.
Pembangunan ini pula sejalan dengan pertumbuhan ekonomi lokal yang berkembang sejalan hadirnya kampus. Termasuk pengelolaan pendidikan terpadu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan di kampusnya bertujuan menunjang kualitas pembelajaran bagi para mahasiswa dan dosen.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved