Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Reog Ponorogo Layak Jadi Warisan Budaya tak Benda Dunia

M. Iqbal Al Machmudi
27/8/2023 18:43
Reog Ponorogo Layak Jadi Warisan Budaya tak Benda Dunia
Seniman menampilkan kesenian Reog Ponorogo yang ditampilkan dalam pawai budaya di kawasan Medan Merdeka, Jakarta(MI/Susanto)

TERSEBARNYA kesenian Reog Ponorogo di berbagai daerah hingga mancanegara menandai layaknya kesenian tersebut untuk diakui sebagai warisan budaya tak benda dunia (WBTB) oleh UNESCO.

“Paguyuban Reog Ponorogo tersebar di berbagai daerah, bahkan ke Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, semuanya ada. Pokoknya Reog Ponorogo telah mendunia. Sudah seharusnya diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia dari Ponorogo,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam acara Pawai Budaya Reog Ponorogo di Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Minggu (27/8).

Muhadjir menjelaskan pengajuan kesenian dan budaya ini merupakan konsen dan bentuk kepedulian yang sangat tinggi dari pemerintah untuk melestarikan, mengembangkan, dan memajukan kebudayaan Indonesia.

Baca juga: Menko PMK : Reog Ponorogo Selangkah Lagi Terdaftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

"Kebudayaan adalah alat soft diplomacy yang paling efektif untuk berhubungan dengan negara lain. Suatu negara akan dianggap beradab atau tidak akan dilihat dari seberapa unggul, seberapa adiluhung kebudayaannya," ungkapnya.

Saat ini Reog Ponorogo diusulkan kepada UNESCO untuk mendapatkan pengakuan warisan budaya tak benda dunia dari Indonesia.

Baca juga: 

Sidang UNESCO terhadap Reog Ponorogo sebagai WBTB diperkirakan akan berlangsung pada Desember 2024. Nantinya pengakuan dari UNESCO menambah warisan budaya tak benda dari Indonesia yang diakui dunia.

Di kesempatan yang sama Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek Hilmar Farid meminta masyarakat agar menjadi saksi sejarah pengakuan UNESCO terhadap kesenian Reog Ponorogo.

"Pada 2024 kemungkinan besar Desember dokumen kita antar ke sidang UNESCO dan saya mohon karena sidang disiarkan maka harus ada nobar dimana-mana pada tahun depan," ujar Hilmar.

Hilmar menjelaskan saat ini ada beberapa perbaikan dossier berdasarkan review dari UNESCO dan perbaikan akan dikirim bulan depan dan akan dibahas pada sidang penetapan WBTB nanti.

"Kemungkinan besar sidang penetapan WBTB akan dilakukan 2024. Kriteria dari dossier yang disusun itu adalah memang memiliki nilai universal yang menonjol. Kita tahu bahwa reog tetap dilestarikan di banyak komunitas yang saya dengar ada di Ponorogo, dan sanggar dalam dan luar negeri," ujarnya.

Bahkan di Ponorogo ada ratusan sanggar yang diikuti oleh anak kecil dan anak muda yang selalu membayar iuran. Artinya ada ketertarikan dari anak muda untuk tetap melestarikan reog. (Iam/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya