Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
INSTITUT Ummul Quro Al Islami (IUQI) Bogor menggelar wisuda program sarjana di Gedung Braja Mustika, Kota Bogor, Jawa Barat, pada Senin (21/8). Acara diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di IUQI, seperti Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, serta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Wisuda kali ini mengambil tema Menyongsong Penggerak Komunikasi di Era Digital. Dalam kesempatan wisuda kali ini hadir pakar komunikasi Effendi Gazali yang didapuk untuk memberikan orasi ilmiah. Selain Effendi Gazali, tokoh lain yang hadir ialah Profesor Ali Masykur Musa yang juga Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU).
Rektor IUQI Bogor Saiful Falah mengungkapkan peserta wisuda angkatan III ini menjadi yang terbanyak jika dibandingkan dengan kegiatan wisuda sebelumnya. Wisuda kali ini diikuti 310 wisudawan sehingga ada peningkatan yang cukup signifikan.
Baca juga: Ma’ruf Amin Ingin Lebih Banyak Masyarakat Indonesia Raih Gelar Sarjana
“Alhamdulillah, hari ini wisuda angkatan III dan pesertanya ada 310, yang terbanyak. Wisuda pertama 119, kedua 201. Jadi ada peningkatan yang luar biasa,” kata Saiful Falah.
Menurut Rektor IUQI, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dengan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam menjadi yang terbanyak menyumbangkan lulusan, yakni sekitar 200 orang.
Baca juga: Perempuan Dominasi Wisudawan UGM, Rektor: Bentuk Kesetaraan Gender
Tentunya, kata Rektor, para lulusan tersebut bukan hanya siap menjadi manusia yang unggul secara akademik, tetapi juga memiliki dasar ilmu agama yang kuat dalam berkiprah di masyarakat.
“Kita mempersiapkan kader bukan hanya yang kuat secara akademik, tetapi juga dari sisi agamanya,” jelas Saiful Falah.
Ia menambahkan, yang menjadi unggulan di IUQI ialah program Pesantren Mahasiswa (Pesma). Pesma terdiri atas berbagai program pengajaran untuk senantiasa dapat menunjang para mahasiswa.
“Yang pertama program tahfiz 30 juz, kemudian yang kedua niat belajar ilmu agama, tafsir, hadis, dan fikih,” paparnya.
Rektor berharap para lulusan IUQI menjadi cendekiawan muslim yang bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.
“Harapan kami, dari IUQI ini akan lahir bukan hanya seorang cendekiawan ilmuwan, tetapi juga agamawan, yang lengkap semuanya. Agamanya bagus, kemudian akhlaknya bagus, dan bisa memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara Indonesia,” tukasnya. (RO/Z-7)
Mendagri Tito Karnavian menyebut eksistensi IPDN menjadi sangat penting karena merupakan pusat untuk melahirkan para pemikir di bidang ilmu pemerintahan.
Dari total 935 wisudawan Perbanas Institute, jenjang magister terdiri atas 90 lulusan Magister Manajemen dan 28 lulusan Magister Akuntansi.
Keberhasilan para wisudawan bukan hanya merupakan pencapaian pribadi, melainkan juga kontribusi terhadap kemajuan bangsa dan negara.
Wisudawan UMS harus mampu melanjutkan perjuangan intelektual mereka, dengan memanfaatkan peluang beasiswa LPDP sebagai investasi strategis negara untuk masa depan.
Sejumlah tokoh seperti Amien Rais, Nurcholis Madjid atau Syafii Maarif dan banyak tokoh besar Indonesia lainnya, merupakan lulusan University of Chicago.
Di era disrupsi ini, kecerdasan buatan, otomasi, dan teknologi digital telah mengubah peta pekerjaan. Banyak profesi bergeser atau hilang.
SOSIALISASI Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila merupakan bagian dari sosialisasi strategis BPIP
KEMENTERIAN Agama RI dengan meluncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai wajah baru pendidikan Islam yang lebih humanis, inklusif, dan spiritual.
Dialog kebijakan antara Australia dan Indonesia merupakan langkah penting menuju pembangunan kemitraan yang lebih dinamis dan saling menguntungkan.
Aspek demografis ialah wilayah kajian yang kompleks karena di dalamnya kita berhadapan dengan jumlah, persebaran, dan perpindahan penduduk.
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat setidaknya 76% anak-anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh faktor ekonomi.
MARI kita mulai dengan pertanyaan apakah mungkin ada sekolah rakyat tanpa rakyat yang menjadi subjek?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved