Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
UNIVERSITAS 17 Agustus 1945 (UTA '45 )mencetak sejarah dengan menerima 16 mahasiswa asal Timor Leste pada tahun akademik 2023/2024.
Ketua Ketua Yayasan UTA ’45 Jakarta Bambang Sulistomo menyambut gembira kehadiran calon mahasiswa dari Timor Leste sambil menanyakan komentar mereka sebagai mahasiswa asing yang memilih kuliah di UTA ’45 Jakarta.
“Kenapa memilih kuliah di Indonesia lalu apa harapannya, bagaimana tanggapannya?” tanya Bambang bertanya pada mereka.
Baca juga : 652 Mahasiswa Poltekpar NHI Bandung Ikuti PSDP 2023
Rektor UTA ’45 Jakarta, J. Rajes Khana juga menyambut gembira atas kehadiran ke-13 mahasiswa dari Timor Leste sambil memperkenalkan Pimpinan baik di jajaran Rektorat, Dekan maupun Pimpinan lainnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik UTA 45 Jakarta Diana Laila Ramatillah mengingatkan para mahasiswa tersebut untuk mengikuti pelatihan bahasa Indonesia dengan baik.
Baca juga : Layani Pelajar Indonesia, IIEF Membuka TOEFL® Lounge Pertama
Diana menjelaskan UTA ’45 Jakarta juga memiliki program bernama Tour Study Exchange Student pada semester kedua hingga keempat, kelima dan keenam.
“Nanti ada yang namanya MBKM, kita belajar kampus merdeka. Jadi bisa pergi ke universitas lain, pertukaran pelajar atau yang namanya magang. Magang itu bisa di pemerintahan, bisa di Kemenlu, DPR, MPR atau di Kemenpar dan sebagainya dan juga perusahaan-perusahaan swasta bisa diikuti. Mohon diikuti dengan baik,” ujar Diana.
Wakil Rektor IV Bidang Pengembangan dan Inovasi Michael Darsono menambahkan, UTA ’45 Jakarta menjunjung tinggi keberagaman.
“Kami di sini senang sekali menerima mahasiswa dari Timor Leste. Di sini kami memastikan kampus UTA 45 itu menjunjung tinggi keberagaman, ”ungkapnya.
Para mahasiswa diberi kesempatan untuk menyampaikan alasan mengapa memilih kuliah di Indonesia dan di UTA ’45 Jakarta. Mereka memilih kuliah di Indonesia, khususnya di Jakarta karena menurut mereka pendidikan di Indonesia bagus.
Dalam kesempatan tersebut Ana Maria da Costa E. Silva, selaku orang tua yang mendampingi mereka ke Indonesia mengucap syukur karena rombongan tiba dengan selamat.
“Pak Rektor, mulai hari ini anak-anak memulai kehidupan baru di UTA ’45 Jakarta. Kami sangat berterima kasih Negara kami memberi kesempatan kepada anak-anak untuk kuliah di Indonesia. Langkah mereka sudah terlalu jauh dari kami, Indonesia-Timor Leste. Kami berharap UTA ’45 Jakarta dapat memfasilitasi serta dapat membantu anak-anak sebab mereka tidak fasih berbahasa Indonesia. Di Negara kami mereka belajar dengan bahasa lain. Dan mungkin bisa menerima keadaan ini dan bisa memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar bahasa Indonesia yamg bagus,”ungkap Ana Maria yang sehari-hari beprofesi sebagai Polisi Wanita.
Marketing Manager UTA ’45 Jakarta, Juhri Sahudi menjelaskan sebagai universitas tertua di Jakarta, UTA ’45 Jakarta berinisiatif membantu calon mahasiswa dari Timor Leste untuk bisa berkuliah di UTA ’45 Jakarta.
Menurut Juhri biasanya ada keterbatasan dan kekurangan informasi para calon mahasiswa untuk kuliah di Indonesia. Dan, sambung Juhri kebetulan KBRI di Timor Leste memberikan fasilitas kepada UTA ’45 Jakarta Edufair di KBRI di Timor Leste sehingga UTA ’45 Jakarta menjadi dikenal di bumi Loro Sae tersebut.
”Timor Leste adalah tetangga kita dan kita ingin memberikan yang terbaik buat calon mahasiswa yang ingin berkuliah di Indonesia dan untuk bisa lebih maju lagi di negaranya,” jelas Juhri.
Ke-16 mahasiswa baru ini merupakan angkatan pertama dari Timor Leste.
“Kebetulan kami baru satu kali mengadakan Edufair di Dili dan kemarin kami adakan Edufair kembali di Distrik Okase. Ini tak lain untuk mempererat kerja sama dengan KBRI dan pihak-pihak sekolah ataupun lembaga dan instansi yang ada di Timor Leste,”jelas Juhri.
Juhri menjelaskan kali ini ke-16 calon mahasiswa baru yang sudah diterima tersebar di 4 Fakultas (Farmasi, Hukum, Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial, serta Fakultas Teknik & Informatika).
Selain 16 mahasiswa baru yang sudah ada di UTA 45 Jakarta, untuk program Pasca Sarjananya juga akan menerima mahasiswa program S2 di tahap berikutnya serta program S3 Ilmu Hukum.
Ketertarikan mahasiswa asing tersebut di UTA ’45 Jakarta tambah Juhri karena UTA ’45 Jakarta juga menyediakan program beasiswa paralel bagi mereka yang lolos tes ujian saringan masuk di KBRI di Timor Leste.
“Kebetulan kita mengadakan tes offline dan dari situ kita memberikan fasilitas-fasilitas untuk mereka yaitu beasiswa Bebas Uang Pangkal 100%, beasiswa 50% dari Biaya Pembayaran awal, dan Beasiswa per semester hingga 20% ditambah dengan free belajar Bahasa Inggris dan Komputer selama 4 semester. dan untuk uang pangkal dan segala macamnya kita kasihkan free,”jelas Juhri.
“Hampir semua Prodi terisi dari mahasiswa Timor Leste. Ini merupakan sejarah baru mahasiswa asing kuliah di UTA ’45 Jakarta,”ujar Juhri.
Sementara untuk akomodasi saat ini ditanggung sendiri oleh mahasiswa. Kedepannya sambung Juhri, UTA ’45 Jakarta akan bekerjasama dengan lembaga lainnya untuk program beasiswa lainnya. (Z-5)
Memasuki tahun kedua, program ini memberikan kesempatan bagi para penerima untuk belajar langsung di University of Science and Technology Beijing (USTB).
Feby menyampaikan suka citanya karena telah berkesempatan mendapat wejangan langsung dari Menteri Brian. Ia pun menitipkan pesan untuk teman-teman seperjuangannya.
Pentingnya kolaborasi antara Baznas dan dunia akademik untuk memperluas pemahaman masyarakat terhadap zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya.
Dengan berdirinya Sentra HKI di kampus ini nantinya semua produk, inovasi paten, kekayaan intelektual dan sebagainya yang dihasilkan oleh sivitas akademika dapat didaftarkan dan diakui.
AI harus dilihat sebagai peluang besar untuk menciptakan solusi kreatif dalam berbagai bidang, terutama pendidikan.
Rudy Salim mengangkat tema “Driven by Design, Powered by Technology”, membahas perpaduan antara desain, inovasi, dan teknologi.
SSCP merupakan bagian dari inisiatif multi-negara di bawah arahan dari ChildFund International di Indonesia yang berjalan di Lampung, Indonesia, dan Liquica, Timor Leste.
Cross Border Fest bukan sekadar hiburan dan musik, tapi juga perayaan identitas, menyatukan dua budaya dalam semangat persatuan dan keberagaman.
Dia harap suasana keakraban tetap terjalin. Selain itu, tidak saling menjelekkan dan memaki.
Pelajari sejarah singkat lepasnya Timor Timur dari Indonesia. Temukan akar konflik, proses referendum, hingga dampaknya bagi kedua negara. Klik sekarang!
Presiden Timor Leste, José Ramos-Horta, menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus.
Rektor UGM menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap dedikasi dan kontribusi alumni UGM dalam mendukung pembangunan Timor Leste.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved