Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
UNIVERSITAS 17 Agustus 1945 (UTA '45 )mencetak sejarah dengan menerima 16 mahasiswa asal Timor Leste pada tahun akademik 2023/2024.
Ketua Ketua Yayasan UTA ’45 Jakarta Bambang Sulistomo menyambut gembira kehadiran calon mahasiswa dari Timor Leste sambil menanyakan komentar mereka sebagai mahasiswa asing yang memilih kuliah di UTA ’45 Jakarta.
“Kenapa memilih kuliah di Indonesia lalu apa harapannya, bagaimana tanggapannya?” tanya Bambang bertanya pada mereka.
Baca juga : 652 Mahasiswa Poltekpar NHI Bandung Ikuti PSDP 2023
Rektor UTA ’45 Jakarta, J. Rajes Khana juga menyambut gembira atas kehadiran ke-13 mahasiswa dari Timor Leste sambil memperkenalkan Pimpinan baik di jajaran Rektorat, Dekan maupun Pimpinan lainnya.
Wakil Rektor I Bidang Akademik UTA 45 Jakarta Diana Laila Ramatillah mengingatkan para mahasiswa tersebut untuk mengikuti pelatihan bahasa Indonesia dengan baik.
Baca juga : Layani Pelajar Indonesia, IIEF Membuka TOEFL® Lounge Pertama
Diana menjelaskan UTA ’45 Jakarta juga memiliki program bernama Tour Study Exchange Student pada semester kedua hingga keempat, kelima dan keenam.
“Nanti ada yang namanya MBKM, kita belajar kampus merdeka. Jadi bisa pergi ke universitas lain, pertukaran pelajar atau yang namanya magang. Magang itu bisa di pemerintahan, bisa di Kemenlu, DPR, MPR atau di Kemenpar dan sebagainya dan juga perusahaan-perusahaan swasta bisa diikuti. Mohon diikuti dengan baik,” ujar Diana.
Wakil Rektor IV Bidang Pengembangan dan Inovasi Michael Darsono menambahkan, UTA ’45 Jakarta menjunjung tinggi keberagaman.
“Kami di sini senang sekali menerima mahasiswa dari Timor Leste. Di sini kami memastikan kampus UTA 45 itu menjunjung tinggi keberagaman, ”ungkapnya.
Para mahasiswa diberi kesempatan untuk menyampaikan alasan mengapa memilih kuliah di Indonesia dan di UTA ’45 Jakarta. Mereka memilih kuliah di Indonesia, khususnya di Jakarta karena menurut mereka pendidikan di Indonesia bagus.
Dalam kesempatan tersebut Ana Maria da Costa E. Silva, selaku orang tua yang mendampingi mereka ke Indonesia mengucap syukur karena rombongan tiba dengan selamat.
“Pak Rektor, mulai hari ini anak-anak memulai kehidupan baru di UTA ’45 Jakarta. Kami sangat berterima kasih Negara kami memberi kesempatan kepada anak-anak untuk kuliah di Indonesia. Langkah mereka sudah terlalu jauh dari kami, Indonesia-Timor Leste. Kami berharap UTA ’45 Jakarta dapat memfasilitasi serta dapat membantu anak-anak sebab mereka tidak fasih berbahasa Indonesia. Di Negara kami mereka belajar dengan bahasa lain. Dan mungkin bisa menerima keadaan ini dan bisa memberi kesempatan kepada mereka untuk belajar bahasa Indonesia yamg bagus,”ungkap Ana Maria yang sehari-hari beprofesi sebagai Polisi Wanita.
Marketing Manager UTA ’45 Jakarta, Juhri Sahudi menjelaskan sebagai universitas tertua di Jakarta, UTA ’45 Jakarta berinisiatif membantu calon mahasiswa dari Timor Leste untuk bisa berkuliah di UTA ’45 Jakarta.
Menurut Juhri biasanya ada keterbatasan dan kekurangan informasi para calon mahasiswa untuk kuliah di Indonesia. Dan, sambung Juhri kebetulan KBRI di Timor Leste memberikan fasilitas kepada UTA ’45 Jakarta Edufair di KBRI di Timor Leste sehingga UTA ’45 Jakarta menjadi dikenal di bumi Loro Sae tersebut.
”Timor Leste adalah tetangga kita dan kita ingin memberikan yang terbaik buat calon mahasiswa yang ingin berkuliah di Indonesia dan untuk bisa lebih maju lagi di negaranya,” jelas Juhri.
Ke-16 mahasiswa baru ini merupakan angkatan pertama dari Timor Leste.
“Kebetulan kami baru satu kali mengadakan Edufair di Dili dan kemarin kami adakan Edufair kembali di Distrik Okase. Ini tak lain untuk mempererat kerja sama dengan KBRI dan pihak-pihak sekolah ataupun lembaga dan instansi yang ada di Timor Leste,”jelas Juhri.
Juhri menjelaskan kali ini ke-16 calon mahasiswa baru yang sudah diterima tersebar di 4 Fakultas (Farmasi, Hukum, Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial, serta Fakultas Teknik & Informatika).
Selain 16 mahasiswa baru yang sudah ada di UTA 45 Jakarta, untuk program Pasca Sarjananya juga akan menerima mahasiswa program S2 di tahap berikutnya serta program S3 Ilmu Hukum.
Ketertarikan mahasiswa asing tersebut di UTA ’45 Jakarta tambah Juhri karena UTA ’45 Jakarta juga menyediakan program beasiswa paralel bagi mereka yang lolos tes ujian saringan masuk di KBRI di Timor Leste.
“Kebetulan kita mengadakan tes offline dan dari situ kita memberikan fasilitas-fasilitas untuk mereka yaitu beasiswa Bebas Uang Pangkal 100%, beasiswa 50% dari Biaya Pembayaran awal, dan Beasiswa per semester hingga 20% ditambah dengan free belajar Bahasa Inggris dan Komputer selama 4 semester. dan untuk uang pangkal dan segala macamnya kita kasihkan free,”jelas Juhri.
“Hampir semua Prodi terisi dari mahasiswa Timor Leste. Ini merupakan sejarah baru mahasiswa asing kuliah di UTA ’45 Jakarta,”ujar Juhri.
Sementara untuk akomodasi saat ini ditanggung sendiri oleh mahasiswa. Kedepannya sambung Juhri, UTA ’45 Jakarta akan bekerjasama dengan lembaga lainnya untuk program beasiswa lainnya. (Z-5)
Melihat eskalasi itu, aparat kepolisian langsung bertindak tegas dengan menyemprotkan air dari kendaraan taktis water cannon untuk membubarkan massa.
Program ini menghadirkan berbagai track tematik yang dapat dipilih sesuai minat dan rencana pengembangan diri mahasiswa.
DUNIA perkuliahan bukan hanya soal menuntut ilmu, tetapi juga perjalanan penting dalam menemukan jati diri. Mahasiswa diajak untuk mencari kebenaran di tempat yang tepat.
Stella mengutarakan masa kuliah merupakan waktu yang ideal untuk mengeksplorasi minat, mencoba hal-hal baru, dan tidak sekadar mengikuti arus.
Program beasiswa ini adalah bentuk penghormatan UBSI terhadap nilai-nilai spiritual yang menjadi fondasi karakter bangsa.
Antusias membaktikan diri terjun ke desa, mahasiswa berbagai perguruan tinggi patahkan citra negatif Gen Z. Seperti apa cerita kiprah mereka?
SEORANG Warga Negara Indonesia (WNI) berinsial ATB, 33, tewas diduga tertembak wilayah Fatumea, Distrik Kobalima (Suai), Timor Leste pada Minggu (17/8).
Jelajahi sejarah mata uang Timor Leste, dari dolar AS hingga koin centavo, dan peranannya dalam ekonomi.
ORGANISASI Kesehatan Dunia atau WHO baru-baru ini menyatakan bahwa Timor Leste bebas malaria. Hal ini lantas menjadi tonggak sejarah kesehatan publik yang luar biasa bagi negara tersebut.
Tasifest, festival di tepi pantai ini bukan sekadar hiburan biasa tapi menjadi daya tarik di bidang pariwisata bagi Timor Leste ini.
KEMENTERIAN Kesehatan menyerahkan sebanyak 2 ribu vial Vaksin Anti Rabies (VAR) atau vaksin rabies kepada Pemerintah Demokratik Timor-Leste.
KEMENTERIAN Kesehatan menyerahkan sebanyak 2 ribu vial Vaksin Anti Rabies (VAR) atau vaksin rabies kepada Pemerintah Demokratik Timor-Leste.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved