Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
SEKJEN Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (Peraboi) M Yadi Permana mengatakan rajin memantau UV index di ponsel bisa membantu mencegah paparan sinar matahari yang bisa menyebabkan kanker kulit.
"Kita harus memperhatikan batas UV index. Di ponsel, bisa kita lihat di ramalan cuaca indeks UV siang ini berapa, kalau lebih dari 5 itu sudah bahaya jangan sering terpapar di luar," kata Yadi, dikutip Senin (14/8).
Batas UV indeks yang perlu diperhatikan adalah di atas lima sampai tujuh, artinya paparan sinar ultraviolet lebih tinggi yang bisa menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya kanker kulit.
Baca juga: Musim Kemarau Tingkatkan Risiko Kanker Kulit
Jika harus beraktivitas cukup lama seperti berolahraga di luar ruangan, dianjurkan untuk memakai tabir surya dengan SPF 50 untuk perlindungan lebih tinggi.
Selain itu, juga disarankan untuk memakai baju lengan panjang, topi hingga kacamata hitam untuk mengurangi paparan langsung sinar ultra violet di tangan dan wajah.
"Kalau kita beraktivitas yang cukup lama di luar kita dianjurkan memakai SPF-nya 50, untuk SPF 30 atau 50 menunjukkan kadar perlindungan ketebalan perlindungan sunscreen tersebut terhadap UV, makin besar angkanya perlindungannya semakin baik karena lebih tebal," kata Yadi.
Baca juga: Sejumlah Mitos Tabir Surya yang Perlu Anda Abaikan Demi Kulit Lebih Sehat
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan paparan sinar matahari memegang peranan 20% sampai 50% bahkan lebih terhadap risiko terjadinya kanker kulit.
Secara umum ada dua kanker kulit yang dikenali di dunia ini yaitu kanker kulit melanoma yang angka kejadiannya 4% dan nonmelanoma sebesar 90%.
Walaupun angka kejadian kanker kulit melanoma sedikit namun sifatnya sangat agresif dan banyak menimbulkan kematian dibandingkan dengan nonmelanoma.
Secara global, kata Yadi, 2 sampai 3 juta kanker kulit nonmelanoma terjadi dan 132.000 kanker kulit melanoma terjadi tiap tahun.
Sedangkan di Indonesia secara epidemiologi, kanker kulit nonmelanoma menempati urutan ke-15 dari 36 kanker terbanyak berdasarkan data global tahun 2020. Angka kasus baru kanker kulit nonmelanoma di Indonesia sebesar 1,99% dan angka kematiannya hanya sekitar 1,48% karena sifatnya tidak agresif dan sering tersaru dengan luka kulit lainnya.
Selain paparan sinar matahari, faktor risiko kanker kulit lainnya adalah adanya kerusakan kulit akibat luka bakar, radiasi ataupun luka lama yang penyembuhannya tidak baik, yang bisa menyebabkan jenis kanker kulit sel skuamosa.
Sedangkan berdasarkan pravelansi risiko kanker kulit adalah pada pria di usia 40 tahun ke atas.
Yang perlu diwaspadai untuk melihat tanda kanker kulit adalah jika adanya tahi lalat yang membesar, perubahan warna kemerahan di area tahi lalat disertai rasa gatal, kelainan permukaan kulit seperti di wajah termasuk dahi, pipi, leher dan kulit kepala dengan luka lebih dari satu sentimeter, dan lesi di area batang badan dan tungkai lengan atau kaki yang lebih dari dua sentimeter.
"Diagnosis biasanya kita lihat dulu lokasi dari lesi kulit yang terjadi kemudian kita lihat bentuk strukturnya seperti apa yang paling
gampang itu ABCDE (Asimetris, Batasan, Color (warna), Diameter, Evolusi). Kalau kita memang ingin melihat kepastiannya dengan pemeriksaan histopathology," katanya.
Yadi menyarankan untuk mengatur waktu paparan sinar matahari langsung di waktu yang aman dari pukul 06.00 sampai pukul 09.00 dan sore di pukul 16.00 sampai pukul 17.00 dan gunakan perlindungan penuh jika bekerja di jam terik matahari. (Ant/Z-1)
Menambahkan kayu manis ke dalam secangkir kopi tidak hanya memperkaya cita rasa minuman, tapi juga bisa menghadirkan sejumlah manfaat kesehatan
Kanker ini berkembang dari sel abnormal pada lapisan usus besar atau rektum sehingga asupan gizi memainkan peran yang cukup besar untuk menurunkan risikonya.
Gejala kanker empedu meliputi nyeri di perut kanan atas, penyakit kuning, urine gelap, tinja pucat, mual, penurunan berat badan tanpa sebab hingga gatal-gatal.
Diabetes melitus dan obesitas dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yang signifikan.
Ilmuwan dari University of Illinois kembangkan teknologi MRI metabolik super cepat yang dapat membedakan otak sehat dari tumor.
LINITIS plastica jarang terdengar di telinga masyarakat awam. Hal itu karena penyakit ini merupakan kanker lambung yang masih tergolong jinak namun dalam kategori langka.
Selfie kini jadi alat skrining dini kanker kulit berkat teknologi AI. Sejumlah aplikasi mampu mendeteksi kelainan kulit dengan akurasi tinggi, memudahkan akses kesehatan di era digital.
Bagi masyarakat yang memiliki risiko lebih besar terkena kanker kulit ini dapat menggunakan tabir surya yang mampu menghalau UV A dan UV B.
Sinar UV B mampu menyebabkan luka hingga kanker kulit bila seseorang sering terpapar sinar matahari secara langsung secara intens dengan durasi yang cukup lama.
Membedakan antara kutil dan kanker kulit sangat penting untuk mengetahui langkah penanganan yang tepat. Kedua kondisi ini bisa tampak serupa, tetapi memiliki perbedaan signifikan
Mencukur habis bulu ketiak umumnya dianggap aman jika dilakukan dengan cara yang tepat, tetapi ada beberapa potensi bahaya yang perlu diperhatikan
Kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang paling umum, namun juga salah satu yang paling dapat dicegah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved