Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
MUSIM kemarau dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Perhimpunan Ajli Bedah Onkologi Indonesia Yadi Permana.
"Tentu saja musim kemarau dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Karna di musim kemarau otomatis panasnya akan lebih menyengat dan ultraviolet indeksnya tinggi," kata Yadi dalam acara media briefing yang diadakan Ikatan Dokter Indonesia, Selasa (1/8).
Ia mengungkapkan, paparan sinar matahari menjadi penyebab utama dari kanker kulit, presentasenya bisa mencapai 20% sampai 50%. Untuk itu, perlu bagi kita melindungi kulit dari paparan sinar matahari langsung saat UV indeks sedang tinggi.
Baca juga: Penggunaan Tabir Surya Penting untuk Mencegah Kanker Kulit
Yadi memaparkan, terdapat dua tipe utama kanker kulit. Pertama, tipe kanker kulit yang sangat berbahaya hingga menimbulkan kematian dan kanker kulit nonmelanoma yang bisa disembuhkan.
Secara global, saat ini terhitung 2 juta hingga 3 juta kanker kulit nonmelanoma dan 132 ribu kanker kulit melanoma setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Globocan, pada 2020 ada sebanyak 1,99% kasus baru kanker kulit. Angka kematian akibat kanker kulit nonmelanoma yakni sebanyak 1,48%.
Baca juga: Arti SPF 25, 30, dan 50 pada Sunscreen
"Tapi prevalensi kanker kulit di Indonesia yang sedikit ini mungkin bisa disebabkan karena kanker kulit tidak menimbulkan gejala yang bermakna untuk pasien, kecuali kalau dekat dengan area vital seperti mata. Karenanya, banyak yang tidak melakukan deteksi," beber dia.
Ia mengungkapkan, beberapa gejala kanker kulit yang perlu diwaspadai adalah munculnya tahi lalat yang besar dan mudah berdarah, ada rasa gatal berlebihan dan perubahan warna pigmen kulit di sekitar kanker itu berada.
"Kalau seperti itu harus langsung diperiksa ke dokter agar ditangani sesuai dengan tata laksana," ucapnya.
Untuk melindungi kulit dari risiko kanker kulit karena paparan sinar matahari, Yadi membagikan sejumlah tips. Di antaranya memerhatikan UV indeks saat hendak beraktivitas ke luar ruangan. Jika UV indeks kurang dari lima, maka bisa menggunakan sunscreen dengan SPF 35. Namun jika UV indeks lebih dari lima, maka bisa menggunakan sunscreen dengan SPF 50.
"Biasanya itu harus diapply ulang dua sampai tiga jam kalau masih beraktivitas di luar ruangan," ucap dia.
Bagi masyarakat di pedesaan yang sering terpapar sinar matahari seperti petani, apabila sulit mengakses sunscreen, Yadi menyatakan bisa menggunakan pakaian lengan panjang ataupun topi caping.
Selain itu mengkonsumsi vitamin C, vitamin E, makanan yang bergizi seperti sayuran hijau juga dapat melindungi kulit dari risiko kanker kulit.
"Jadi kita harus perhatikan UV indeks ini, di aplikasi smartphone sudah banyak. Kalau lebih dari lima, itu berbahaya, jangan sering terpapar di luar ruangan. Karena itu meningkatkan risiko kanker kulit," pungkas Yadi. (Z-10)
Temuan ini juga dapat membuka area penyelidikan baru dalam berbagai masalah kesehatan lain yang terkait dengan keselarasan jadwal tidur dan jam sirkadian manusia.
Sinar ini terdiri dari berbagai jenis radiasi elektromagnetik, termasuk cahaya tampak, ultraviolet (UV), dan inframerah.
UPF atau Ultraviolet Protection Factor merupakan tingkatan perlindungan kain dari paparan sinar UV
Bagi masyarakat yang memiliki risiko lebih besar terkena kanker kulit ini dapat menggunakan tabir surya yang mampu menghalau UV A dan UV B.
Kalsium dan fosfor dalam Vitamin D3 dibutuhkan sebagai nutrisi untuk menguatkan tulang. Vitamin D3 berperan untuk kesehatan tulang dan otot.
Apakah Anda tahu bahwa mata juga bisa terbakar sinar matahari?
Sunscreen menjadi perlindungan utama untuk menjaga kesehatan kulit dalam jangka panjang, terutama saat menghadapi paparan sinar matahari dan faktor lingkungan lainnya.
Perlindungan kulit dari sinar matahari tidak hanya penting saat beraktivitas di luar ruangan, tapi juga di dalam rumah.
Tidak mengandung alkohol, Paraben, dan Non-Comedogenic, serta tidak meninggalkan white cast, juga jadi salah satu pertimbangan saat membeli sunscreen.
Tetapi, saat berjemur, jangan lupa menggunakan Sunscreen.
Paparan berlebih terhadap sinar UV dapat menimbulkan masalah kulit di kemudian hari. Karena itu, penting bagi orang tua memberikan perlindungan terbaik dengan skincare anak yang tepat.
SAMA halnya dengan orang dewasa, setelah si kecil memakai tabir surya atau sunscreen, sebaiknya sunscreen tersebut dibersihkan hingga benar-benar bersih.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved