Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
BUNGA nasional Indonesia memiliki makna dan simbolisme penting dalam konteks budaya, sejarah, dan identitas nasional. Bunga-bunga ini dipilih untuk mewakili karakteristik unik dan nilai-nilai yang dihayati oleh bangsa Indonesia.
Beberapa alasan mengapa penentuan bunga nasional Indonesia adalah sebagai berikut.
Baca juga: Anggun Secara Resmi Dijadikan Nama Bunga Jenis Mawar Putih
Bunga nasional merupakan simbol identitas budaya dan alam Indonesia. Setiap bunga memiliki karakteristik khusus yang dapat mewakili kekayaan alam dan keunikan budaya negara tersebut.
Baca juga: Perburuan Anggrek Alam Ancam Ekosistem Pegunungan Meratus
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa, dan bunga-bunga nasional dipilih untuk mencerminkan keanekaragaman ini. Setiap bunga mewakili jenis flora yang unik dan ada di berbagai wilayah di Indonesia.
Bunga nasional juga bisa mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan alam Indonesia. Memilih bunga-bunga ini sebagai simbol nasional dapat menjadi pengingat penting akan perlunya menjaga alam dan lingkungan.
Beberapa bunga nasional memiliki makna dan nilai-nilai dalam budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Bunga-bunga ini bisa memiliki kaitan dengan ritual, perayaan, atau mitos yang diakui dalam budaya Indonesia.
Bunga nasional juga memainkan peran dalam memperkenalkan Indonesia ke dunia internasional. Ketika orang melihat atau mendengar tentang bunga nasional, mereka bisa langsung teringat tentang Indonesia dan karakteristiknya.
1. Bunga Melati Putih (Puspa Bangsa)
Bunga melati putih (Jasminum sambac), juga dikenal sebagai Puspa Nasional Indonesia, memiliki makna yang mendalam. Warna putih pada bunga ini melambangkan kesucian, sementara aroma manis dan segar melambangkan kecantikan dan keharuman. Bunga melati putih juga memiliki variasi nama Latin, yaitu Nyctanthes sambac.
Keunikan bunga ini terletak pada bentuk sederhana dari mahkotanya. Oleh karena itu, tak heran jika melati dipilih sebagai Puspa Bangsa Indonesia atau salah satu bunga khas Nusantara. Bunga melati putih juga memiliki peran penting dalam tradisi dan ritual di Indonesia, seperti digunakan dalam upacara pernikahan dan memiliki simbolisme yang meliputi kesucian, keagungan, kesederhanaan, ketulusan, keindahan, dan rendah hati. Selain sebagai bunga hias, bunga melati juga dapat diolah menjadi teh.
Bunga anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis), disebut juga Puspa Pesona Indonesia, memiliki bentuk kelopak yang memanjang, lebar, dan berwarna putih. Setiap kuntum bunga umumnya terdiri dari tiga kelopak, dengan dua kelopak samping dan satu kelopak di bagian punggung. Bunga ini tumbuh sebagai epifit, artinya ia tumbuh di atas permukaan tanah dan melekat pada pohon atau batu, namun bukan sebagai parasit.
Bunga anggrek bulan ditemukan Dr. C. L. Blume, seorang ahli botani asal Belanda. Perawatannya relatif tidak rumit dan bisa diatur di dalam ruangan yang lembap, dengan cahaya matahari sekitar 60% dan sirkulasi udara yang baik. Bunga anggrek bulan adalah contoh nyata dari keindahan dan adaptasi tumbuhan terhadap lingkungannya.
Bunga padma raksasa (Rafflesia arnoldii) memiliki nama Latin yang berasal dari gabungan Thomas Stamford Raffles dan Joseph Arnold, yang menemukannya. Nama "padma raksasa" mengacu pada ukurannya yang besar dan ciri khasnya. Bunga nasional ini memiliki daun mahkota yang melingkari bagian tengah dengan ciri unik seperti duri-duri berisi benang sari atau putik yang dapat menyesuaikan jenis kelamin bunga. Salah satu hal yang mencolok dari bunga padma raksasa adalah bau busuk yang dihasilkannya untuk menarik serangga penyerbuk, seperti lalat.
Sayangnya, usia bunga ini sangat singkat, hanya hidup sekitar 5-7 hari sebelum layu dan mati. Terlepas dari kesamaan dalam mengeluarkan bau busuk, bunga padma raksasa dan bunga bangkai raksasa adalah dua spesies yang berbeda, dengan perbedaan pada bentuk kelopak dan jenis parasitisme.
Pemilihan bunga nasional di setiap negara biasanya mencerminkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan alam yang dihormati oleh masyarakatnya. (Z-3)
Puan Maharani menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto karena memberikan karangan bunga anggrek pada perayaan hari ulang tahun ke-78 Megawati.
Jelita, ada banyak kejutan soal merek-merek lokal, termasuk kosmetik asal negeri sendiri yang ternyata juara loh!
Pelepasan ekspor ini dihadiri oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; Bupati Malang; Kepala Bea Cukai Malang; Staf Ahli Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sebanyak 95% spesies anggrek yang berasal dari Indonesia belum dievaluasi status konservasinya oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List.
LOVE Letter for Wamena, mengungkapkan kecintaan Desainer Didiet Maulana atas indahnya banyak hal menarik di Wamena, Papua. Kemudian ia pun menuangkan keindahan tersebut
Aglaonema Park ialah satu kawasan wisata yang menampilkan koleksi 90.000 tanaman Aglaonema yang terdiri dari 209 spesimen.
PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) mendukung pembudidayaan tanaman buah langka lakum dan pengolahannya menjadi barang konsumsi di Sungai Bundu Laut, Mempawah, Kalimantan Barat.
Tiga tanaman ini termasuk tanaman langka yang berasal dari Indonesia.
Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional dirayakan setiap 5 November, menjadi tindakan nyata mengingat pentingnya pelesatarian flora dan fauna Indonesia.
Bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas dengan nomor koleksi 76 G kembali mekar di penghujung libur panjang setelah Lebaran 2023.
TANAMAN sirih pinang merupakan warisan tanaman tradisional bagi masyarakat Kabupaten Sikka, NTT yang biasanya untuk ritual adat. Kini keberadaannya sulit didapat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved