Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Siri Pinang, Bahan Utama Ritual Adat Sikka yang Mulai Langka

Gabriel Langga
12/8/2022 16:50
Siri Pinang, Bahan Utama Ritual Adat Sikka yang Mulai Langka
Penjual siri pinang di Pasar Alok, Kabupaten Sikka, NTT sudah jarang ditemui karena tanaman tersebut sudah jarang ditanam petani di Sikka.(MI/Gabriel Langga)

TANAMAN sirih pinang merupakan warisan tanaman tradisional bagi masyarakat Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Biasanya, siri dan pinang dijadikan bahan utama dalam pelaksanaan ritual adat yang ada di wilayah ini. Dalam bahasa Sikka siri dan pinang sering disebut dengan "Wua ta'a".

Setiap upacara mulai dari ritual perkawinan, upacara perdamaian, kematian, pendinginan rumah dan sebagainya, pasti ada bahan utama berupa siri dan pinang. Selain itu juga ada moke, kapur sirih dan darah hewan berupa babi atau ayam. Tanaman ini biasanya digunakan oleh tetua adat dalam ritual Tung Piong atau memberikan sesajian kepada para leluhur. Bukan itu saja, siri dan pinang juga masih dikunyah oleh warga tinggal di daerah pedesaan yang di Kabupaten Sikka. Biasanya yang mengunyah sirih pinang ini mereka yang sudah usia lanjut sehingga bakal kita temukan mulut mereka berubah menjadi merah.

Namun sayang, diera zaman serba modern ini, tanaman sirih pinang mulai langka ditanam oleh masyarakat yang ada di pedesaan. Hanya beberapa warga saja yang kebun mereka masih menanam tanaman warisan leluhur ini sehingga tanaman ini jika tidak dilestarikan bakal punah. Hal ini
dibuktikan dengan beberapa pedagang pasar lokal yang ada di Kabupaten Sikka mengeluh dengan kesulitan mendapatkan siri dan pinang untuk menjualnya.

Salah satu pedagang siri pinang dari Desa Munerana, Esi yang berdagang di Pasar Alok kepada mediaindonesia.com, Jumat (12/8) mengaku sudah tujuh tahun menjual siri pinang. Biasanya pembeli datang untuk membeli siri pinang untuk keperluan adat dan juga untuk dikonsumsi oleh orang tua mereka. "Biasa pembeli yang datang untuk beli sirih pinang ini untuk keperluan adat mereka. Ada juga yang beli untuk konsumsi," papar dia.

Esi mendapat sirih pinang yang dibeli dari petani yang ada di Kabupaten Sikka untuk dijual kembali di Pasar Alok. Namun, saat ini ia mengalami kesulitan untuk memperoleh sirih pinang dari petani. Hal ini kemungkinan tidak semua petani di Sikka yang menanam kembali tanaman ini.

"Saya biasa cari di petani. Banyak mereka yang mengaku sudah tidak tanam lagi siri pinang ini. Hanya orang tertentu saja yang tanam ini siri pinang dikebun mereka. Makanya, saya pernah kesulitan. Mau tidak mau,  saya pernah beli sirih pinang di Kalimantan. Biasanya, mereka kirim pakai kapal untuk dibawa ke sini," papar dia

Untuk itu, ia berharap agar para petani untuk tetap menanam sirih pinang karena merupakan warisan leluhur yang perlu dilestarikan jangan sampai punah. "Kalau saya harapkan agar tanaman ini perlu ditanam kembali. Tanaman ini sangat penting sekali untuk kita yang ada di Kabupaten Sikka karena tanaman ini untuk keperluan adat kita," pungkas dia.

Dari pantauan mediaindonesia.com, hanya pedagang tertentu saja yang masih menjual sirih pinang, rata-rata pedagangnya sudah lanjut usia. (OL-13)

Baca Juga: Kompetisi El Tari Cup Diharapkan Dongkrak Pariwisata di Lembata

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya